PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Provinsi Riau pada 2019 lalu mencatatkan prestasi yang bagus di bidang investasi. Di mana, Riau berhasil menempati posisi keempat dalam investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), setelah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Dengan raihan tersebut, otomatis Riau menjadi daerah terbaik di Sumatera dalam hal PMDN.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar pada kegiatan refleksi pembangunan Provinsi Riau 2019 di kantor Gubernur Riau, Senin (24/2). Dalam kegiatan itu juga dihadiri Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution serta para kepala organisasi perangkat daerah (OPD).
"Dari sisi PMDN, pada 2019 lalu Riau mencatatkan investasi sebesar Rp 26.292,2 miliar. Dengan total proyek sebanyak 756," ujar Gubri.
Sedangkan dari sisi Penanaman Modal Asing (PMA), lanjut Syamsuar, Riau juga masih dalam rangking 10 besar. Di mana Riau berada pada posisi ketujuh secara nasional, dengan total investasi yang masuk sebesar, 1.034,0 juta dolar AS dengan total proyek 416.
"Peningkatan realisasi investasi yang signifikan merupakan hasil dari upaya dan kolaborasi antara pemerintah dan pemerintah daerah. Tidak hanya berusaha mencari investasi baru, namun juga melakukan pengawalan dan penyelesaian permasalahan atas investasi yang sudah ada sebelumnya," sebutnya.
Selain dari sisi investasi, Syamsuar pada kegiatan tersebut juga menyampaikan selama kurun waktu 2019 lalu, di lingkungan dunia pendidikan, Pemprov Riau fokus untuk memberikan bantuan melalui bantuan operasional sekolah daerah (Bosda), baik untuk tingkat SMA negeri, SMK negeri serta SLB negeri.
"Total SMA negeri yang mendapatkan bantuan yakni 297, SMK negeri 122 dan SLB negeri 17 sekolah. Kemudian juga ada bantuan keuangan kepada kabupaten/kota untuk gaji guru bantu daerah jenjang SD dan SMP negeri berjumlah 3.933 orang," jelasnya.
Sedangkan pada 2020, lanjut Syamsuar, pihaknya juga sudah mulai menerapkan sekolah gratis melalui dana Bosda. Di mana, dana Bosda pada 2020 sebesar Rp428,995 M.
"Untuk sekolah negeri, dana Bosda yang dikeluarkan sebanyak Rp 305,325 M yang diberikan kepada 190.855 siswa. Kemudian sekolah swasta Rp24,763 M, guru tidak tetap Rp 95,832 M untuk 3.630 guru, siswa miskin Rp 1,012 M untuk 920 orang , dan komunitas adat terpencil Rp671 juta untuk 610 orang," jelasnya. Untuk pembangunan di bidang infrastruktur, pada 2019 juga telah dilakukan pembangunan jalan sepanjang 47,06 km, pembangunan tujuh jembatan serta pemeliharaan jalan sepanjang 408,36 km.
"Kemudian juga dilakukan pembangunan prasarana, sarana dan utilitas umum yang terdiri dari jalan lingkungan, drainase lingkungan serta SPAM permukiman sepanjang 9.162 km," jelasnya.
Sedangkan dari sektor pembangunan kemandirian ekonomi daerah dan ekonomi kerakyatan, telah dilakukan replanting kelapa sawit seluas ,16.367 ha, pemberian benih ikan baung sebanyak 63.300 ekor, pengadaan kapal sebanyak 63 unit serta 304 jaring.
"Juga dilakukan pembangunan sarana dan prasarana sistem hasil perikanan yakni dengan pemberian 12 unit freezer," ujarnya.(adv)