Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Mahfud Minta Malaysia Ikut Bertanggung Jawab

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai kasus penculikan Warga Negara Indonesia (WNI) oleh kelompok Abu Sayyaf harus segera diselesaikan. Dia menilai antara Indonesia dan Malaysia harus sama-sama berkomitmen mengusir para perompak ini yang biasa beraksi di perairan Sabah, Malaysia.

"Kita diganggu terus ini oleh Abu Sayyaf. Kita (Indonesia-Malaysia) harus punya sikap yang sama tentang Abu Sayyaf," kata Mahfud di gedung PBNU, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (25/1).

Menindaklanjuti peristiwa penculikan ini, Mahfud berencana akan terbang ke Negeri Jiran dalam waktu dekat menemui pemerintah Malaysia membahas tentang Abu Sayyaf.

"Ini baru kita bebaskan 3 orang, 5 orang diculik lagi dan sudah 44 orang Indonesia diculik, dibebaskan diculik lagi, dibebaskan diculik lagi,"ucap Mahfud.

Baca Juga:  Jangan Minum Teh dan Kopi yang Terlalu Panas

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu merasa geram terhadap aksi penculikan kepada WNI oleh kelompok Abu Sayyaf. Keprihatinan dia muncul ketika sandera yang berasal dari Malaysia begitu saja dibebaskan oleh para perompak, hanya WNI yang ditahan.

"Saya akan bicara dengan pihak Malaysia agar sama-sama bertanggungjawab atas peristiwa yang terjadi. Sudah 44 orang kita diculik," tegas Mahfud.

Meskipun selama ini pemerintah Indonesia selalu berhasil membebaskan sandera yang ditawan oleh Abu Sayyaf, tapi hal itu tentu tetap merugikan Indonesia. Karena ada biaya operasional pasukan dan waktu yang terbuang untuk menyelesaikan kasus tersebut.

Oleh karena itu dia ingin memperkuat kerjasama Mafindo (Malaysia-Filipina-Indonesia) yang sudah ada sejak masa Presiden Soekarno. Dengan itu, diharapkan tidak ada lagi penculikan WNI oleh kelompok Abu Sayyaf.

Baca Juga:  Ratusan Orang yang Hendak Masuk Aceh dari Sumut Disuruh Putar Balik

Diketahui, 5 WNI yang diculik oleh Kelompok Abu Sayyaf terjadi di perairan Tambisan, Tungku, Lahad Datu, Sabah, Malaysia‎. Informasi penculikan berawal dari laporan hilangnya kapal ikan dengan nomor registrasi SSK 00543/F. Di dalam kapal tersebut terdapat delapan WNI.

Kapal itu semula terlihat memasuki perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah, Malaysia, dari arah Filipina pada Jumat (17/1) pukul 21.10 waktu setempat. Namun, informasi terakhir, ada tiga awak kapal WNI yang akhirnya dilepaskan penculik.

Penculikan 5 WNI ini terjadi tidak lama seusai pemerintah Indonesia dibantu pemerintah Filipina berhasil membebaskan 3 orang WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai kasus penculikan Warga Negara Indonesia (WNI) oleh kelompok Abu Sayyaf harus segera diselesaikan. Dia menilai antara Indonesia dan Malaysia harus sama-sama berkomitmen mengusir para perompak ini yang biasa beraksi di perairan Sabah, Malaysia.

"Kita diganggu terus ini oleh Abu Sayyaf. Kita (Indonesia-Malaysia) harus punya sikap yang sama tentang Abu Sayyaf," kata Mahfud di gedung PBNU, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (25/1).

- Advertisement -

Menindaklanjuti peristiwa penculikan ini, Mahfud berencana akan terbang ke Negeri Jiran dalam waktu dekat menemui pemerintah Malaysia membahas tentang Abu Sayyaf.

"Ini baru kita bebaskan 3 orang, 5 orang diculik lagi dan sudah 44 orang Indonesia diculik, dibebaskan diculik lagi, dibebaskan diculik lagi,"ucap Mahfud.

- Advertisement -
Baca Juga:  Libur Akhir Tahun Dikurangi 

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu merasa geram terhadap aksi penculikan kepada WNI oleh kelompok Abu Sayyaf. Keprihatinan dia muncul ketika sandera yang berasal dari Malaysia begitu saja dibebaskan oleh para perompak, hanya WNI yang ditahan.

"Saya akan bicara dengan pihak Malaysia agar sama-sama bertanggungjawab atas peristiwa yang terjadi. Sudah 44 orang kita diculik," tegas Mahfud.

Meskipun selama ini pemerintah Indonesia selalu berhasil membebaskan sandera yang ditawan oleh Abu Sayyaf, tapi hal itu tentu tetap merugikan Indonesia. Karena ada biaya operasional pasukan dan waktu yang terbuang untuk menyelesaikan kasus tersebut.

Oleh karena itu dia ingin memperkuat kerjasama Mafindo (Malaysia-Filipina-Indonesia) yang sudah ada sejak masa Presiden Soekarno. Dengan itu, diharapkan tidak ada lagi penculikan WNI oleh kelompok Abu Sayyaf.

Baca Juga:  Indonesia Dorong Dunia Tolak Aneksasi Terhadap Palestina

Diketahui, 5 WNI yang diculik oleh Kelompok Abu Sayyaf terjadi di perairan Tambisan, Tungku, Lahad Datu, Sabah, Malaysia‎. Informasi penculikan berawal dari laporan hilangnya kapal ikan dengan nomor registrasi SSK 00543/F. Di dalam kapal tersebut terdapat delapan WNI.

Kapal itu semula terlihat memasuki perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah, Malaysia, dari arah Filipina pada Jumat (17/1) pukul 21.10 waktu setempat. Namun, informasi terakhir, ada tiga awak kapal WNI yang akhirnya dilepaskan penculik.

Penculikan 5 WNI ini terjadi tidak lama seusai pemerintah Indonesia dibantu pemerintah Filipina berhasil membebaskan 3 orang WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari