Kamis, 17 April 2025
spot_img

Demokrat Pertanyakan Urgensi Presiden Jokowi Tambah Posisi Wakil Menteri

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 110 Tahun 2021 tentang Kementerian Sosial yang mengatur adanya posisi wakil menteri sosial.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan bertambahnya posisi wakil menteri tidak sejalan dengan rencana pemerintah yang akan melakukan perampingan birokrasi. Hal ini membuat kabinet pemerintahan bertambah gemuk.

“Jabatan tersebut memang menjadi domain Presiden, tetapi saya tidak melihat urgensinya dan hanya membuat birokrasi semakin gemuk dan pasti membutuhkan anggaran,” ujar Herman kepada wartawan, Jumat (23/12/2021).

Karena itu, Herman meminta seharusnya Presiden Jokowi menghempat anggaran negara. Pasalnya penambahan jabatan wakil menteri akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca Juga:  Dibanting Perampok Dua Gigi IRT Patah

“Di saat keuangan negara kurang baik, semestinya kita lakukan penghematan, termasuk anggaran untuk jabatan-jabatan yang tidak menjadi kebutuhan yang mendesak,” katanya.

Herman mengatakan, anggaran negara seharusnya digunakan untuk kepentingan yang lebih menyentuh kesejahteraan masyarakat Indonesia. “Ini dimaksudkan agar anggaran negara efektif untuk membangun dan menyejahterakan rakyat,” ungkapnya.

Diketahui saat ini sudah ada tujuh kursi wakil menteri kosong di pemerintah Jokowi. Jabatan tersebut diantaranya Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Dikbud Ristek), Wakil Menteri Sosial, Wakil Menteri Perindustrian.

Selanjutnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB), Wakil Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Wakil Menteri Ketenagakerjaan.

Baca Juga:  Pos Pengaduan Herrera

Sumber: Jawapos.com

Editor: Eka G Putra

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 110 Tahun 2021 tentang Kementerian Sosial yang mengatur adanya posisi wakil menteri sosial.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan bertambahnya posisi wakil menteri tidak sejalan dengan rencana pemerintah yang akan melakukan perampingan birokrasi. Hal ini membuat kabinet pemerintahan bertambah gemuk.

“Jabatan tersebut memang menjadi domain Presiden, tetapi saya tidak melihat urgensinya dan hanya membuat birokrasi semakin gemuk dan pasti membutuhkan anggaran,” ujar Herman kepada wartawan, Jumat (23/12/2021).

Karena itu, Herman meminta seharusnya Presiden Jokowi menghempat anggaran negara. Pasalnya penambahan jabatan wakil menteri akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca Juga:  Walikota Depok Ungkap Kronologi Penularan Virus Corona

“Di saat keuangan negara kurang baik, semestinya kita lakukan penghematan, termasuk anggaran untuk jabatan-jabatan yang tidak menjadi kebutuhan yang mendesak,” katanya.

Herman mengatakan, anggaran negara seharusnya digunakan untuk kepentingan yang lebih menyentuh kesejahteraan masyarakat Indonesia. “Ini dimaksudkan agar anggaran negara efektif untuk membangun dan menyejahterakan rakyat,” ungkapnya.

Diketahui saat ini sudah ada tujuh kursi wakil menteri kosong di pemerintah Jokowi. Jabatan tersebut diantaranya Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Dikbud Ristek), Wakil Menteri Sosial, Wakil Menteri Perindustrian.

Selanjutnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB), Wakil Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Wakil Menteri Ketenagakerjaan.

Baca Juga:  Gelar Apel Operasi Lilin Lancang Kuning 2021

Sumber: Jawapos.com

Editor: Eka G Putra

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Demokrat Pertanyakan Urgensi Presiden Jokowi Tambah Posisi Wakil Menteri

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 110 Tahun 2021 tentang Kementerian Sosial yang mengatur adanya posisi wakil menteri sosial.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan bertambahnya posisi wakil menteri tidak sejalan dengan rencana pemerintah yang akan melakukan perampingan birokrasi. Hal ini membuat kabinet pemerintahan bertambah gemuk.

“Jabatan tersebut memang menjadi domain Presiden, tetapi saya tidak melihat urgensinya dan hanya membuat birokrasi semakin gemuk dan pasti membutuhkan anggaran,” ujar Herman kepada wartawan, Jumat (23/12/2021).

Karena itu, Herman meminta seharusnya Presiden Jokowi menghempat anggaran negara. Pasalnya penambahan jabatan wakil menteri akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca Juga:  DPR Minta Tinjau Ulang Pembelajaran Jarak Jauh

“Di saat keuangan negara kurang baik, semestinya kita lakukan penghematan, termasuk anggaran untuk jabatan-jabatan yang tidak menjadi kebutuhan yang mendesak,” katanya.

Herman mengatakan, anggaran negara seharusnya digunakan untuk kepentingan yang lebih menyentuh kesejahteraan masyarakat Indonesia. “Ini dimaksudkan agar anggaran negara efektif untuk membangun dan menyejahterakan rakyat,” ungkapnya.

Diketahui saat ini sudah ada tujuh kursi wakil menteri kosong di pemerintah Jokowi. Jabatan tersebut diantaranya Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Dikbud Ristek), Wakil Menteri Sosial, Wakil Menteri Perindustrian.

Selanjutnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB), Wakil Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Wakil Menteri Ketenagakerjaan.

Baca Juga:  Afrizal dan Sulaiman Resmi Dilantik sebagai Pemimpin Rokan Hilir

Sumber: Jawapos.com

Editor: Eka G Putra

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 110 Tahun 2021 tentang Kementerian Sosial yang mengatur adanya posisi wakil menteri sosial.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan bertambahnya posisi wakil menteri tidak sejalan dengan rencana pemerintah yang akan melakukan perampingan birokrasi. Hal ini membuat kabinet pemerintahan bertambah gemuk.

“Jabatan tersebut memang menjadi domain Presiden, tetapi saya tidak melihat urgensinya dan hanya membuat birokrasi semakin gemuk dan pasti membutuhkan anggaran,” ujar Herman kepada wartawan, Jumat (23/12/2021).

Karena itu, Herman meminta seharusnya Presiden Jokowi menghempat anggaran negara. Pasalnya penambahan jabatan wakil menteri akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca Juga:  DPR Minta Tinjau Ulang Pembelajaran Jarak Jauh

“Di saat keuangan negara kurang baik, semestinya kita lakukan penghematan, termasuk anggaran untuk jabatan-jabatan yang tidak menjadi kebutuhan yang mendesak,” katanya.

Herman mengatakan, anggaran negara seharusnya digunakan untuk kepentingan yang lebih menyentuh kesejahteraan masyarakat Indonesia. “Ini dimaksudkan agar anggaran negara efektif untuk membangun dan menyejahterakan rakyat,” ungkapnya.

Diketahui saat ini sudah ada tujuh kursi wakil menteri kosong di pemerintah Jokowi. Jabatan tersebut diantaranya Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Dikbud Ristek), Wakil Menteri Sosial, Wakil Menteri Perindustrian.

Selanjutnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB), Wakil Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Wakil Menteri Ketenagakerjaan.

Baca Juga:  2020, Prestasi Akreditasi Online Pramuka  Dipertahankan 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Eka G Putra

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari