Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Tak Lulus Seleksi Capim KPK, Ini Rencana Laode Syarif Setelah Pensiun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M. Syarif adalah nama kedua pimpinan lembaga antirasuah yang gagal maju ke tahapan selanjutnya dalam tes seleksi calon pimpinan KPK periode 2019-2023. Sebelumnya ada nama Basaria Panjaitan, dia juga tak lulus pada seleksi tes psikologi atau seleksi tahap ketiga.

Namun, Laode mengaku tidak merasa kaget dirinya tak lolos seleksi Capim KPK jilid V. Pria kelahiran Sulawesi Tenggara ini mengaku wajar jika dia tidak lagi terpilih menjadi pimpinan KPK.

“Perasaan saya biasa saja ketika tidak lulus ke 20 besar. Dari awal kan niatnya kalau lulus Alhamdulillah, tidak lulus juga tetap Alhamdulillah," kata Laode di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (23/8).

Pemilik gelar sarjana hukum dari Universitas Hasanuddin, LL.M dari Queensland University of Technology, Brisbane, dan Ph.D dalam hukum lingkungan hidup internasional dari Universitas Sydney, Australia itu mengaku setelah selesai di KPK ia ingin kembali mengajar.

Baca Juga:  KPK Sesalkan Langkah LPSK yang Ingin Melindungi Harun Masiku

Namun, Laode menuturkan, dirinya akan tetap membantu serta mengawasi kinerja lembaga antirasuah meski tidak lagi menjadi pimpinan KPK. Dia pun mengaku masih akan konsen pada dunia antirasuah.

“Bikin program antikorupsi, bantuin KPK dari luar, atau bantuin lembaga-lembaga antikorupsi lain di negara lain, bantuin beberapa organisasi internasional, dan mungkin masih banyak lagi,” ungkap Laode.

Sebelumnya, Pansel Capim KPK akan mempertimbangkan dua peserta dari internal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang lulus tes profil asesmen untuk masuk ke bursa 10 besar. Pasalnya keberadaan peserta dari internal KPK penting untuk menjaga independensi lembaga tersebut.

Kedua sosok peserta Capim KPK dari lembaga internal antirasuah yakni Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dan Sujanarko selaku Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antarkomisi dan Instansi KPK.

Baca Juga:  BCL pun Takut Tidur di Kamarnya

“Nanti akan kita pertimbangkan tentunya (sampai ke 10 besar),” kata anggota Pansel Capim KPK Diani Sadia Wati di Kantor Sekretariat Negara, Jalan Veteran I, Jakarta Pusat, Jumat (23/8).

Satu orang pimpinan KPK yang masih bertahan dalam seleksi Capim KPK ialah Wakil Ketua KPK Alexander Marwata. Ia tidak senasib dengan dua rekanannya yang gagal dalam tahap profil asesmen yang diselenggarakan pada awal Agustus kemarin.

Tersisihnya Laode pada tahap tes profil asesmen merupakan hasil aklamasi Pansel dalam rapat internalnya semalam hingga pagi tadi.

“Kita lakukan secara aklamasi, bersama. Bahwa semua memang dari profil asessmennya, lalu dari yang lain-lain, juga penilaian kita di pansel. Sehingga tinggal Pak Alex,” pungkas Diani.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M. Syarif adalah nama kedua pimpinan lembaga antirasuah yang gagal maju ke tahapan selanjutnya dalam tes seleksi calon pimpinan KPK periode 2019-2023. Sebelumnya ada nama Basaria Panjaitan, dia juga tak lulus pada seleksi tes psikologi atau seleksi tahap ketiga.

Namun, Laode mengaku tidak merasa kaget dirinya tak lolos seleksi Capim KPK jilid V. Pria kelahiran Sulawesi Tenggara ini mengaku wajar jika dia tidak lagi terpilih menjadi pimpinan KPK.

- Advertisement -

“Perasaan saya biasa saja ketika tidak lulus ke 20 besar. Dari awal kan niatnya kalau lulus Alhamdulillah, tidak lulus juga tetap Alhamdulillah," kata Laode di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (23/8).

Pemilik gelar sarjana hukum dari Universitas Hasanuddin, LL.M dari Queensland University of Technology, Brisbane, dan Ph.D dalam hukum lingkungan hidup internasional dari Universitas Sydney, Australia itu mengaku setelah selesai di KPK ia ingin kembali mengajar.

- Advertisement -
Baca Juga:  Sekeping Keindahan di Balik Hutan dan Bukit

Namun, Laode menuturkan, dirinya akan tetap membantu serta mengawasi kinerja lembaga antirasuah meski tidak lagi menjadi pimpinan KPK. Dia pun mengaku masih akan konsen pada dunia antirasuah.

“Bikin program antikorupsi, bantuin KPK dari luar, atau bantuin lembaga-lembaga antikorupsi lain di negara lain, bantuin beberapa organisasi internasional, dan mungkin masih banyak lagi,” ungkap Laode.

Sebelumnya, Pansel Capim KPK akan mempertimbangkan dua peserta dari internal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang lulus tes profil asesmen untuk masuk ke bursa 10 besar. Pasalnya keberadaan peserta dari internal KPK penting untuk menjaga independensi lembaga tersebut.

Kedua sosok peserta Capim KPK dari lembaga internal antirasuah yakni Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dan Sujanarko selaku Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antarkomisi dan Instansi KPK.

Baca Juga:  Nadiem Makarim Ingin Guru Lebih Kreatif

“Nanti akan kita pertimbangkan tentunya (sampai ke 10 besar),” kata anggota Pansel Capim KPK Diani Sadia Wati di Kantor Sekretariat Negara, Jalan Veteran I, Jakarta Pusat, Jumat (23/8).

Satu orang pimpinan KPK yang masih bertahan dalam seleksi Capim KPK ialah Wakil Ketua KPK Alexander Marwata. Ia tidak senasib dengan dua rekanannya yang gagal dalam tahap profil asesmen yang diselenggarakan pada awal Agustus kemarin.

Tersisihnya Laode pada tahap tes profil asesmen merupakan hasil aklamasi Pansel dalam rapat internalnya semalam hingga pagi tadi.

“Kita lakukan secara aklamasi, bersama. Bahwa semua memang dari profil asessmennya, lalu dari yang lain-lain, juga penilaian kita di pansel. Sehingga tinggal Pak Alex,” pungkas Diani.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari