Secara umum, proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMA/SMK sudah tuntas. Tapi, banyak cerita di balik itu. Dari PPDB yang sempat ditunda, penerimaan lebih cepat untuk sekolah tertentu, atau bahkan lebih lama. Beberapa sekolah swasta masih menerima siswa hingga akhir Juli 2021 ini. Tak hanya swasta, sebuah SMK negeri bahkan diketahui masih menerima siswa di luar waktu PPDB. Sekolah lain pun meradang. Ada banyak cara, banyak dinamika, banyak cerita menuju bangku sekolah kali ini.
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru
Pedro Juniano Sahendra mengaku tak khawatir saat memasuki jenjang bangku SMA. Kendati dilakukan secara daring, ada penundaan, dan kendala lain, dia punya abang yang berpengalaman. Juga ayahnya yang membantu pendaftaran sistem daring. Tempat tinggalnya juga sesuai zonasi. Jarak rumah dan sekolahnya hanya 167 meter. Dia juga punya nilai cukup bagus, 85. Warga Perumahan Sakato, Jalan Cipta Karya ini mendaftar PPDB di SMAN 15 di Jalan Cipta Karya. Hasilnya sesuai harapan.
Sebenarnya, Pedro ingin ke SMKN 4 Jalan Purwodadi. Tapi karena jauh, maka dia pilih SMA yang lokasinya lebih dekat rumah. Hasilnya bisa lebih baik.
Rafli Supra Sahendra, abang Pedro telah duduk di bangku kelas XI IPA SMAN 15. Dia tahu caranya dan apa yang dilakukan. Dia menyebutkan, tahun lalu saat pendaftaran daring, ia juga dibantu orang tuanya. ’’Dibantu papa, ya gak sulitlah,’’ sebut peringkat 17 jalur zonasi kala itu kepada Riau Pos, belum lama ini.
Dodi Hendra (45) orang tua Pedro membenarkan jika tahun lalu ia yang lebih banyak aktif dalam PPDB itu. Cara-cara pendaftaran ia dapatkan melalui media sosial. ’’Aplikasi sudah dapat dari medsos bagaimana cara-cara mendaftar. Jadi gak sulitlah,’’ sebutnya.
Pekerja swasta ini mendukung PPDB sistem online atau daring ini. Selain lebih mudah, juga menjaga protokol kesehatan, tidak perlu datang langsung ke sekolah. "Sangat setuju sistem online. Kita tak perlu ke sekolah dan berkerumun, cukup daftar dari rumah saja,’’ sebutnya.
Selamet SPd, Kepala SMAN 15 di Jalan Cipta Karya Km 3, Kecamatan Tampan menyebut, PPDB dilaksanakan sesuai aturan dari Disdik Riau. Selain tenaga yang dilatih untuk operator aplikasi dari PCR dan Unilak, sekolah juga menyiapkan yang lainnya. Untuk melayani PPDB, pihaknya menyiapkan tenaga 14 orang. Operator 7 orang. Dibagi masing-masing jalur yakni jalur prestasi, zonasi, afirmasi, dan perpindahan orang tua. Masing-masing jalur ada petugas beberapa orang.
Selain daring, sempat juga disiapkan ruangan khusus pendaftaran bagi calon siswa yang tidak memiliki laptop atau ponsel pintar. Tentunya dengan standar Covid-19 yang sangat ketat. Kenyataannya memang nyaris tak terpakai karena calon siswa yang tak memiliki komputer atau ponsel, lebih memilih datang ke rental komputer dibanding datang ke sekolah langsung. Atau bahkan meminjam ponsel pintar tetangga.
Lain Pedro, beda lagi Fathiyya. Dia sudah memilih sekolah jauh hari sebelum PPDB tingkat SMA dimulai. Dia memilih melanjutkan sekolah ke Pesantren Ar-Risalah di Padang. Sudah sejak akhir September tahun lalu, pendaftaran sekolah ini dibuka. Dia pun bergegas mengikuti, memenuhi persyaratan, termasuk tes. Hingga akhirnya dinyatakan lulus.
Begitu juga Zahra yang memilih MAN Insan Cendekia Siak sebagai sekolah lanjutannya. Dia harus bersaing dengan banyak calon siswa sejak Januari 2021 lalu. Tentu jadwalnya berbeda dengan sekolah lainnya. Berbeda pula syarat masuk, teknik tes, dan lainnya. Masing-masing anak tentu punya jalannya.
Dapat Bantuan Tim IT PCR dan Unilak
Penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMA/SMK negeri se-Riau sempat mengalami penundaan. Ini dikarenakan adanya alasan teknis yakni vendor internet yang tak siap. Namun, kendala itu sudah bisa teratasi. Disdik Riau mengeluarkan pengumuman pelaksanaan PPDB tingkat SMA/SMK Negeri di Riau dan kemudian menjalankannya. Sedangkan untuk teknis pelaksanaannya, Disdik Riau juga bekerja sama dengan Tim IT Politeknik Caltex Riau (PCR) dan tim IT Universitas Lancang Kuning (Unilak).
‘’Ya, pelaksanaan PPDB kali ini kami mendapatkan bantuan dari tim IT PCR dan tim IT Unilak," ujar Kepala Dinas Pendidikan Riau, H Zul Ikram MPd, kepada Riau Pos.
Dijelaskan Zul Ikram, semua sistem pelaksanaan dijalankan oleh kedua universitas ini, baik jaringan internetnya sampai pelaksanaan pendaftaran sesuai dengan petunjuk teknis pendaftaran. Termasuk antisipasi jika terjadi gangguan saat pelaksanaan.
"Semua sistem mereka yang akan menjalankan. Untuk antisipasi gangguan jaringannya kami percayakan kepada mereka, baik dari tim PCR-nya maupun Unilak," sebutnya.
Adanya kerja sama antara Dinas Pendidikan Riau dan dua perguruan tinggi tersebut juga merupakan arahan dari pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia. Di mana sebelumnya, pihak Dinas Pendidikan Riau telah melapor terkait kendala PPDB di Riau.