JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Anemia atau kurang darah biasanya ditandai dengan kondisi lemah, letih, lesu. Salah satu untuk mengatasi anemia adalah dengan mengonsumsi makanan gizi seimbang saat makan siang. Khususnya bagi para pelajar di sekolah yang umumnya jam makan siang mereka saat masih menempuh jam pelajaran di sekolah.
Dalam kampanye School Lunch Program (SLP) oleh Ajinomoto bekerja sama dengan Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Kementerian Agama, para pelajar hingga santri diminta untuk memerhatikan menu makan siang mereka. Dengan gizi seimbang, maka kualitas studi akan lebih baik.
“Harus ada target untuk menurunkan prevalensi status anemia di kalangan remaja dan santri di pondok pesantren melalui pemberian makanan bergizi seimbang dan pendidikan gizi. Misalnya dengan menu tinggi kandungan zat besi (seperti rendang hati ayam) maka mereka cenderung makan lebih banyak,” kata Grant Senjaya dari PT Ajinomoto Indonesia (Ajinomoto) secara virtual, baru-baru ini.
Dalam survei, sebanyak 8 persen kejadian anemia terjadi di kalangan santri Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah Bogor dan 20,9 persen di Pondok Pesantren Darussalam Bogor. Maka penting agar para pelajar dan santri memerhatikan asupan makan siang mereka.
Ahli Gizi dan Dosen di Departemen Gizi Masyarakat IPB sekaligus ketua project SLP, Rimbawan mengatakan modul edukasi gizi di pesantren yang bermanfaat untuk membekali tenaga pengajar pengetahuan dasar tentang gizi dan kesehatan untuk anak dan remaja. Remaja harus memahami cakupan menu makan bergizi seimbang.
“Jika kondisi pangan, gizi dan kesehatannya baik, akan sangat berdampak pada peningkatan capaian pembelajarannya,” kata Rimbawan.
Menurutnya ada menu makanan yang menurunkan angka anemia. Salah satunya rendang hati ayam mampu menurunkan risiko anemia. Risikonya berkurang 8 persen. Hal itu karena menu rendang hati ayam mengandung zat besi.
Selain makan siang, Rimbawan mengatakan sarapan yang sehat dapat menjadi salah satu solusi bagi masyarakat untuk menciptakan komunitas yang sehat dan bugar. Maka sarapan dan makan siang adalah kunci energi bagi tubuh.
“Berbagai penelitian dan publikasi kesehatan menunjukkan daya tahan dan kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan dengan produktivitas yang memadai akan dimiliki oleh individu dengan nutrisi yang baik,” katanya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman