Jumat, 20 September 2024

AS Tuduh Media Cina Corong Propaganda Partai Komunis

WASHINGTON (RIAUPOS.CO) – Setelah beberapa medianya tak dapat izin beroperasi di Cina,  Amerika Serikat (AS) seperti membalas dendam dengan menyatakan empat media massa Cina akan diperlakukan sebagai misi diplomatik asing dan menjadi bagian dari propaganda Partai Komunis Cina.

Ditulis CNN, Selasa (23/6/2020), Asisten Sekretaris Kementerian Luar Negeri untuk urusan Asia Timur dan Pasifik, David Stilwell, mengatakan, awak stasiun televisi China Central Television (CCTV), kantor berita China News Service, surat kabar People's Daily dan Global Times ditetapkan sebagai media dengan misi diplomatik asing.

Keempat media massa itu harus melaporkan rincian daftar tugas staf mereka dan kepemilikan properti mereka di AS kepada Kementerian Luar Negeri.

"Entitas ini bukanlah organisasi berita independen, mereka dikendalikan penuh oleh Partai Komunis Cina, juga sebagai sarana propaganda," kata Stilwell.

- Advertisement -

"Selain itu, sikap kami ini akan meningkatkan transparansi dalam pengendalian informasi, tidak hanya di antara sarana propaganda negara mereka, tapi juga di antara jurnalis resmi dan pertemuan berita di Cina," tambah Stilwell.

Baca Juga:  Eka Hospital Lakukan Operasi Cochlear Implant

Ini adalah kali kedua AS menuduh media Cina sebagai entitas asing. Keputusan itu mengharuskan empat media massa itu tunduk pada aturan dan regulasi yang mencakup misi diplomatik.

- Advertisement -

Keputusan itu dibuat ketika hubungan AS-Cina semakin memburuk dalam hal perang dagang, gejolak Hongkong, dan pandemi virus corona.

Menjelang pemilu AS yang akan digelar beberapa bulan lagi, prospek Donald Trump untuk terpilih kembali dinilai masih belum pasti. Selain itu karena ekonomi global berantakan akibat virus, ada dorongan dari Gedung Putih dan sekutu Trump dari Partai Republik untuk mengalihkan kesalahan pada Cina.

Pengalihan kesalahan ini dititikberatkan pada kegagalan Cina dalam bertindak cepat dan tidak transparan dalam mencegah virus corona hingga menjadi pandemi.

Pengumuman tentang penunjukan empat media Cina ini juga terjadi hanya beberapa hari setelah buku terbaru karya mantan penasihat keamanan nasional Trump, John Bolton, terbit.

Baca Juga:  TIJ: Budak Dompak Usung Kearifan Lokal

Dalam bukunya, Bolton menulis bahwa Trump sempat memohon kepada Presiden China Xi Jinping untuk membantunya memenangkan Pemilu 2020.

Awal tahun ini, AS juga pernah menunjuk lima media Cina lainnya yang dituduh sebagai misi diplomatik asing dan membatasi jumlah jurnalis Cina yang bekerja untuk media itu di AS. Lalu disusul sikap Cina yang juga mengusir wartawan The New York Times, The Wall Street Journal, dan The Washington Post.

"Pemerintah Cina melakukan apa yang (bisa) dilakukannya. Anda tidak dapat mengatakan bahwa mereka melakukannya secara khusus karena kami melakukannya pada mereka. Itu hanyalah sebuah alasan," kata Stilwell, ketika ditanya tentang efektivitas upaya ini.

Sementara itu Stilwell dan juru bicara Kementerian Luar Negeri, Morgan Ortagus, juga menekankan kurangnya kebebasan media di Cina jika dibandingkan dengan media AS.

Sumber: CNN/USA Today/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

WASHINGTON (RIAUPOS.CO) – Setelah beberapa medianya tak dapat izin beroperasi di Cina,  Amerika Serikat (AS) seperti membalas dendam dengan menyatakan empat media massa Cina akan diperlakukan sebagai misi diplomatik asing dan menjadi bagian dari propaganda Partai Komunis Cina.

Ditulis CNN, Selasa (23/6/2020), Asisten Sekretaris Kementerian Luar Negeri untuk urusan Asia Timur dan Pasifik, David Stilwell, mengatakan, awak stasiun televisi China Central Television (CCTV), kantor berita China News Service, surat kabar People's Daily dan Global Times ditetapkan sebagai media dengan misi diplomatik asing.

Keempat media massa itu harus melaporkan rincian daftar tugas staf mereka dan kepemilikan properti mereka di AS kepada Kementerian Luar Negeri.

"Entitas ini bukanlah organisasi berita independen, mereka dikendalikan penuh oleh Partai Komunis Cina, juga sebagai sarana propaganda," kata Stilwell.

"Selain itu, sikap kami ini akan meningkatkan transparansi dalam pengendalian informasi, tidak hanya di antara sarana propaganda negara mereka, tapi juga di antara jurnalis resmi dan pertemuan berita di Cina," tambah Stilwell.

Baca Juga:  TIJ: Budak Dompak Usung Kearifan Lokal

Ini adalah kali kedua AS menuduh media Cina sebagai entitas asing. Keputusan itu mengharuskan empat media massa itu tunduk pada aturan dan regulasi yang mencakup misi diplomatik.

Keputusan itu dibuat ketika hubungan AS-Cina semakin memburuk dalam hal perang dagang, gejolak Hongkong, dan pandemi virus corona.

Menjelang pemilu AS yang akan digelar beberapa bulan lagi, prospek Donald Trump untuk terpilih kembali dinilai masih belum pasti. Selain itu karena ekonomi global berantakan akibat virus, ada dorongan dari Gedung Putih dan sekutu Trump dari Partai Republik untuk mengalihkan kesalahan pada Cina.

Pengalihan kesalahan ini dititikberatkan pada kegagalan Cina dalam bertindak cepat dan tidak transparan dalam mencegah virus corona hingga menjadi pandemi.

Pengumuman tentang penunjukan empat media Cina ini juga terjadi hanya beberapa hari setelah buku terbaru karya mantan penasihat keamanan nasional Trump, John Bolton, terbit.

Baca Juga:  Hati-hati, Jangan Berikan PIN dan Kartu ATM Pada Orang Lain

Dalam bukunya, Bolton menulis bahwa Trump sempat memohon kepada Presiden China Xi Jinping untuk membantunya memenangkan Pemilu 2020.

Awal tahun ini, AS juga pernah menunjuk lima media Cina lainnya yang dituduh sebagai misi diplomatik asing dan membatasi jumlah jurnalis Cina yang bekerja untuk media itu di AS. Lalu disusul sikap Cina yang juga mengusir wartawan The New York Times, The Wall Street Journal, dan The Washington Post.

"Pemerintah Cina melakukan apa yang (bisa) dilakukannya. Anda tidak dapat mengatakan bahwa mereka melakukannya secara khusus karena kami melakukannya pada mereka. Itu hanyalah sebuah alasan," kata Stilwell, ketika ditanya tentang efektivitas upaya ini.

Sementara itu Stilwell dan juru bicara Kementerian Luar Negeri, Morgan Ortagus, juga menekankan kurangnya kebebasan media di Cina jika dibandingkan dengan media AS.

Sumber: CNN/USA Today/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari