Rabu, 18 September 2024

Ekspor Bahan Baku Minyak Goreng Disetop, Petani Sawit di Riau Menjerit

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Kebijakan pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak goreng per 28 April 2022 sampai batas waktu yang belum ditentukan mulai dirasakan dampaknya bagi petani sawit di Riau. Sejak Presiden RI Joko Widodo mengumumkan pelarangan tersebut, harga sawit di tingkat petani setiap harinya mengalami penurunan.

Bahkan penurunan harga tandan buah sawit (TBS) nyaris mencapai Rp1.000 per kilogram. Semula harga TBS Rp3.270 per kilogram, kini di tingkat petani harga TBS tinggal 2.300.

"Pekan lalu harga TBS masih di atas Rp3 ribuan. Tapi sekarang ini setiap hari terus turun. Dari info pembeli, TBS kembali turun. Hari ini turun Rp850 per kilogram,. Sekarang harga tinggal Rp2 ribuan," ungkap petani sawit di Siak, Dedi Hendra, Ahad (24/4/2022).

Bapak tiga anak ini mengaku khawatir dengan lajunya penurunan harga TBS. Bila tidak segera dicabut kebijakan pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak dan minyak goreng akan berdampak lebih luas. Bukan hanya bagi petani sawit, namun juga usaha dan aktivitas yang berkaitan langsung dengan sawit.

- Advertisement -
Baca Juga:  Sambut Pembukaan Pariwisata Bali, Jaringan 4G XL bisa Dijangkau 100 Persen

"Banyak yang akan terdampak. Jangan sampai kebijakan pemerintah justru yang dikorbankan rakyatnya," kata Dedi.

Penurunan harga TBS juga terjadi di Kabupaten Pelalawan. Harga TBS yang sebelumnya Rp3 ribuan per kilogram sekarang tinggal Rp2.500 per kilogram. 

- Advertisement -

"Pusing tiap hari harga TBS turun terus. Lama-lama bisa pecah di bawah Rp2 ribuan," ucap petani sawit di Pelalawan," Udin Yodi. 

Petani sawit di Desa Perhentian Raja, Kampar juga merasakan dampak menurunnya harga TBS akibat kebijakan pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng. Sebelumnya harga TBS Rp3.300 per kilogram kini tinggal Rp2 ribu per kilogran.

"Sebentar lagi pabrik kelapa sawit mau tutup operasional untuk cuti bersama Idulfitri. Di saat itu pula harga turun tajam. Turunnya sampai seribu rupiah per kilogram," sebut petani sawit di Perhentian Raja, Didi Ariadi. 

Baca Juga:  Hanya Saksi, Ananda Badudu Dibebaskan

Didi mengungkapkan, penurunan harga TBS merata terjadi di seluruh Riau. Berdasarkan informasi sesama petani, penurunan harga TBS mulai terjadi sejak Presiden Jokowi mengumumkan kebijakan melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng.

"Sejak semula setelah mendengarkan Presiden RI Joko Widodo mengumumkan kebijakan melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng, saya yakin akan berdampak terhadap harga TBS. Ternyata memang iya, harga turun tajam. Kalau pabrik tak boleh mengekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng, tak mungkin semua produksi dijual di dalam negeri. Akhirnya pabrik membeli harga TBS yang lebih murah," imbuhnya. 

Petani sawit ini mengharapkan pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng. Bila kebijakan itu tak segera dicabut dikhawatirka akan memberikan dampak yang sangat luas. Bukan saja bagi petani sawit, namun juga sektor terkait.

Laporan: Lismar Sumirat (Pekanbaru)

Editor: Eka G Putra

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Kebijakan pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak goreng per 28 April 2022 sampai batas waktu yang belum ditentukan mulai dirasakan dampaknya bagi petani sawit di Riau. Sejak Presiden RI Joko Widodo mengumumkan pelarangan tersebut, harga sawit di tingkat petani setiap harinya mengalami penurunan.

Bahkan penurunan harga tandan buah sawit (TBS) nyaris mencapai Rp1.000 per kilogram. Semula harga TBS Rp3.270 per kilogram, kini di tingkat petani harga TBS tinggal 2.300.

"Pekan lalu harga TBS masih di atas Rp3 ribuan. Tapi sekarang ini setiap hari terus turun. Dari info pembeli, TBS kembali turun. Hari ini turun Rp850 per kilogram,. Sekarang harga tinggal Rp2 ribuan," ungkap petani sawit di Siak, Dedi Hendra, Ahad (24/4/2022).

Bapak tiga anak ini mengaku khawatir dengan lajunya penurunan harga TBS. Bila tidak segera dicabut kebijakan pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak dan minyak goreng akan berdampak lebih luas. Bukan hanya bagi petani sawit, namun juga usaha dan aktivitas yang berkaitan langsung dengan sawit.

Baca Juga:  Sambut Pembukaan Pariwisata Bali, Jaringan 4G XL bisa Dijangkau 100 Persen

"Banyak yang akan terdampak. Jangan sampai kebijakan pemerintah justru yang dikorbankan rakyatnya," kata Dedi.

Penurunan harga TBS juga terjadi di Kabupaten Pelalawan. Harga TBS yang sebelumnya Rp3 ribuan per kilogram sekarang tinggal Rp2.500 per kilogram. 

"Pusing tiap hari harga TBS turun terus. Lama-lama bisa pecah di bawah Rp2 ribuan," ucap petani sawit di Pelalawan," Udin Yodi. 

Petani sawit di Desa Perhentian Raja, Kampar juga merasakan dampak menurunnya harga TBS akibat kebijakan pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng. Sebelumnya harga TBS Rp3.300 per kilogram kini tinggal Rp2 ribu per kilogran.

"Sebentar lagi pabrik kelapa sawit mau tutup operasional untuk cuti bersama Idulfitri. Di saat itu pula harga turun tajam. Turunnya sampai seribu rupiah per kilogram," sebut petani sawit di Perhentian Raja, Didi Ariadi. 

Baca Juga:  Resmi Ditahan KPK, Wahyu Setiawan Mundur Sebagai Komisioner KPU

Didi mengungkapkan, penurunan harga TBS merata terjadi di seluruh Riau. Berdasarkan informasi sesama petani, penurunan harga TBS mulai terjadi sejak Presiden Jokowi mengumumkan kebijakan melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng.

"Sejak semula setelah mendengarkan Presiden RI Joko Widodo mengumumkan kebijakan melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng, saya yakin akan berdampak terhadap harga TBS. Ternyata memang iya, harga turun tajam. Kalau pabrik tak boleh mengekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng, tak mungkin semua produksi dijual di dalam negeri. Akhirnya pabrik membeli harga TBS yang lebih murah," imbuhnya. 

Petani sawit ini mengharapkan pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng. Bila kebijakan itu tak segera dicabut dikhawatirka akan memberikan dampak yang sangat luas. Bukan saja bagi petani sawit, namun juga sektor terkait.

Laporan: Lismar Sumirat (Pekanbaru)

Editor: Eka G Putra

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari