PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau kembali mendapatkan data penambahan satu pasien positif corona per hari Kamis (23/4). Dengan adanya penambahan tersebut, total pasien positif corona di Riau menjadi 36. Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona di Riau dr Indra Yopi mengatakan, dari total 36 kasus positif tersebut, 23 di antaranya masih dirawat, sembilan sehat dan sudah dipulangkan, dan empat meninggal.
"Pasien 36 positif di Riau adalah RR (37), warga Kota Dumai dan saat ini sudah diisolasi dan dirawat di Kota Dumai. RR merupakan hasil tracing kontak erat dari pasien positif sebelumnya yakni ME (44)," ujar Indra Yopi.
Lebih lanjut dikatakannya, pasien 35 dan 36 positif corona di Riau merupakan klaster acara pertemuan tenaga kesehatan teladan di Dumai yang dihadiri pasien ME (44) sepulang dari Batam. Seluruh kontak erat dari ME (44) sudah di-tracing dan di-rapid-test. Serta hasil swab yang sudah keluar dan hasilnya positif adalah pasien 35 dan 36 ini.
"Selanjutnya Dinas Kesehatan Riau akan melakukan tracing kontak dari pasien RR ," ujarnya.
Wali Kota Dumai Zulkifli AS mengatakan dengan penambahan satu pasien positif, total pasie posisitf di Dumai menjadi delapan kasus.
"Hari ini (kemarin, red) kami menerima lagi satu pasien positif Covid-19 dengan inisial nyonya RR (37)," ujar Zulkifli As, Kamis (23/4).
Orang nomor satu di Kota Dumai itu mengatakan dari delapan kasus positif ini enam orang merupakan orang tanpa gelaja (OTG). "Untuk itu, kami berkeyakinan masih ada OTG yang belum terjaring dan saat ini berada di sekitar kita," tuturnya.
Ia mengatakan OTG bisa setiap saat menularkan kepada semua masyarakat karena tanpa gelaja. "Untuk itu, kami minta agar semua masyarakat tanpa terkecuali menjalankan protokol kesehatan dan bersikap jujur terhadap riwayat perjalanan," sebutnya.
Apalagi di Kota Dumai sudah masuk dalam daftar zona merah sehingga memang sudah ada penuluran secara lokal. “Ini patut di waspadai dan menjadi perhatian khusus kita semua,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Zul As itu mengatakan saat ini pihaknya sedang mempersiapkan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"In sya Allah pekan depan akan kami ajukan, saat ini kami tengah mempersiapkan data dukung terkait masyarakat yang terdampak Covid-19, untuk itu kepada masyarakat jika ada data-data terkait masyarakat terdampak tolong disampaikan ke RT, kami tidak ingin PSBB dilakukan tapi masyarakat tidak dapat bantuan," tuturnya.
Sementara itu Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai dr Syaiful juga mengatakan RR adalah tenaga medis yang diduga berkaitan erat dengan ME. Meski begitu, pihaknya masih melakukan penyelidikan epidemiologi terkait hal ini. "Jadi pasien RR ini kami lakukan rapid test pada 8 April dinyatakan positif, setelah itu langsung diisolasi dan dilakukan pemeriksaan swab," tuturnya.
Saat ini pihaknya sedang menyusun langkah untuk epidemiologi dan pemeriksaan terkait orang yang berkontak dengan pasien RR.
"Pasien ini memang petugas medis, namun yang bersangkutan terpapar bukan terkait dengan saat bertugas merawat pasien Covid-19," tuturnya.
Ia mengatakan saat ini pihaknya juga sudah melakukan pelacakan kontak terhadap orang terdekat dengan pasien 07 yang diketahui seorang dokter.
"Seluruh petugas di puskesmas tempat yang bersangkutan bertugas sudah kami periksa dengan cara melakukan rapid test. Hasilnya negatif, namun ada beberapa yang juga kami ambil swab dan masih menunggu hasil," terangnya.
Sedangkan terkait, dengan kondisi para pasien sudah dalam kondisi membaik, bahkan memang enam pasien dengan kondisi tanpa gelaja hanya dua orang yang masuk dengan gelaja. "Terkait pasien pertama, kami sudah menerima dua kali hasil swab pasien, namun hasilnya masih positif," tuturnya.
Memang diakuinya pihaknya, pasien tersebut sudah di rawat di RSUD Kota Dumai selama satu bulan sejak masuk pada 22 Maret 2020. "Kami terus berusaha semaksimal mungkin agar pasien yang positif bisa segera sembuh dari terpaparnya virus corona," tuturnya.
Pada bagian lain, Indra Yopi juga menyampaikan, sampai saat ini Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad telah menerima 258 sampel dan telah menguji 71 spesimen swab yang hasil semuanya adalah negatif.
"Karena baru dioperasikan, banyak sampel swab yang masuk. Sehingga para petugas juga harus bekerja ekstra," ujarnya.
PDP Meninggal Bertambah
Pembaharuan data warga Kota Pekanbaru terkait Covid-19, Kamis (23/4) mencatat kembali ada PDP yang meninggal. Ini membuat hingga sekarang total ada 22 kasus kematian PDP di Kota Bertuah. Dari data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru, kemarin PDP yang terpantau meninggal berjumlah satu orang. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP satu PDP ini adalah R (68) pria Warga Kelurahan Bencah Lesung Tenayan Raya.
"Pasien ada riwayat radang paru-paru disertai penyakit penyerta. Meninggal Kamis pukul 14.00 WIB," jelas dia.
Saat ini sambungnya, setiap orang yang memiliki gejala seperti batuk dan demam dimasukkan dalam kategori ODP. "Orang yang batuk, demam saja sudah termasuk ODP. Apalagi memiliki riwayat kontak dengan orang PDP maupun positif," ungkapnya. (sol/hsb/ali/amn/hen/fad)