Sentra Vaksinasi di Singapura Mulai Tutup

SINGAPURA (RIAUPOS.CO) – Singapura yakin situasi pandemi Covid-19 dapat segera menuju menjadi endemi. Sinyal berakhirnya pandemi ditandai dengan jumlah populasi yang semakin banyak divaksinasi lengkap dan booster. Berdasar itu, sejumlah sentra pelayanan vaksinasi di Singapura mulai tutup.

Sebanyak 10 pusat vaksinasi telah ditutup dan lebih banyak lagi akan ditutup dalam beberapa pekan  ke depan. The Straits Times seperti dilansir Asia One melaporkan bahwa ada 30 pusat vaksinasi saat ini beroperasi, turun dari 40 pada Juni tahun lalu.

- Advertisement -

Rabu (16/3) pekan lalu, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, dan Badan Pengembangan Anak Usia Dini mengimbau masyarakat untuk mengunjungi pusat-pusat vaksinasi yang masih buka.

Pemerintah mengundang individu, orang tua, dan siapa saja yang belum divaksin untuk menyambangi sentra vaksinasi. "Ayo segera datang sebelum lebih banyak ditutup dalam beberapa minggu mendatang," kata Pemerintah Singapura.

- Advertisement -

Penutupan ini terjadi karena tingkat inokulasi Singapura terus meningkat. Sebanyak 95 persen dari populasi yang memenuhi syarat telah menyelesaikan rejimen vaksinasi lengkap dan 71 persen dari total populasi telah menerima suntikan booster.

Para ahli mengatakan kepada Straits Times bahwa penutupan pusat vaksinasi adalah tanda bahwa Singapura mungkin lebih dekat dengan akhir pandemi Covid-19. Konsultan penyakit menular senior di National University Hospital, Profesor Dale Fisher mengatakan pusat vaksinasi didirikan karena kebutuhan untuk melakukan vaksinasi masal secara efisien dan cepat.

"Misi itu tercapai dan kebutuhan untuk vaksinasi di masa depan kemungkinan dapat dipenuhi oleh infrastruktur layanan kesehatan permanen yang biasa beroperasi di Singapura," katanya.

Prof Fisher mengatakan pusat vaksinasi dapat didirikan kembali jika diperlukan. Misalnya jika Covid-19 bermutasi atau muncul virus pandemi baru atau flu parah. "Ini yang dimaksud ketahanan terhadap Covid-19," tambahnya.

Sementara itu, Wakil Dekan penelitian di Saw Swee Hock School of Public Health, Associate Professor Alex Cook, setuju bahwa pusat kesehatan perawatan primer seperti klinik dan rumah sakit dapat melayani vaksinasi. Sehingga masyarakat tak perlu lagi mendatangi sentra vaksinasi.

"Saya yakin akan ada vaksinasi dosis keempat di beberapa titik di masa depan, tetapi masih belum jelas apakah kita semua perlu mendapatkan itu atau hanya mereka yang berisiko tinggi," ungkap Cook.(das)

Laporan JPG, Singapura

SINGAPURA (RIAUPOS.CO) – Singapura yakin situasi pandemi Covid-19 dapat segera menuju menjadi endemi. Sinyal berakhirnya pandemi ditandai dengan jumlah populasi yang semakin banyak divaksinasi lengkap dan booster. Berdasar itu, sejumlah sentra pelayanan vaksinasi di Singapura mulai tutup.

Sebanyak 10 pusat vaksinasi telah ditutup dan lebih banyak lagi akan ditutup dalam beberapa pekan  ke depan. The Straits Times seperti dilansir Asia One melaporkan bahwa ada 30 pusat vaksinasi saat ini beroperasi, turun dari 40 pada Juni tahun lalu.

Rabu (16/3) pekan lalu, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, dan Badan Pengembangan Anak Usia Dini mengimbau masyarakat untuk mengunjungi pusat-pusat vaksinasi yang masih buka.

Pemerintah mengundang individu, orang tua, dan siapa saja yang belum divaksin untuk menyambangi sentra vaksinasi. "Ayo segera datang sebelum lebih banyak ditutup dalam beberapa minggu mendatang," kata Pemerintah Singapura.

Penutupan ini terjadi karena tingkat inokulasi Singapura terus meningkat. Sebanyak 95 persen dari populasi yang memenuhi syarat telah menyelesaikan rejimen vaksinasi lengkap dan 71 persen dari total populasi telah menerima suntikan booster.

Para ahli mengatakan kepada Straits Times bahwa penutupan pusat vaksinasi adalah tanda bahwa Singapura mungkin lebih dekat dengan akhir pandemi Covid-19. Konsultan penyakit menular senior di National University Hospital, Profesor Dale Fisher mengatakan pusat vaksinasi didirikan karena kebutuhan untuk melakukan vaksinasi masal secara efisien dan cepat.

"Misi itu tercapai dan kebutuhan untuk vaksinasi di masa depan kemungkinan dapat dipenuhi oleh infrastruktur layanan kesehatan permanen yang biasa beroperasi di Singapura," katanya.

Prof Fisher mengatakan pusat vaksinasi dapat didirikan kembali jika diperlukan. Misalnya jika Covid-19 bermutasi atau muncul virus pandemi baru atau flu parah. "Ini yang dimaksud ketahanan terhadap Covid-19," tambahnya.

Sementara itu, Wakil Dekan penelitian di Saw Swee Hock School of Public Health, Associate Professor Alex Cook, setuju bahwa pusat kesehatan perawatan primer seperti klinik dan rumah sakit dapat melayani vaksinasi. Sehingga masyarakat tak perlu lagi mendatangi sentra vaksinasi.

"Saya yakin akan ada vaksinasi dosis keempat di beberapa titik di masa depan, tetapi masih belum jelas apakah kita semua perlu mendapatkan itu atau hanya mereka yang berisiko tinggi," ungkap Cook.(das)

Laporan JPG, Singapura

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya