JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Guna menyiapkan pengawak kapal perang yang andal, TNI AL menambah satuan pendidikan dan kuota untuk taruna Akademi Angkatan Laut (AAL). Dari seratus orang, kini ada 180 taruna AAL yang mereka terima.
Menurut Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, itu dilakukan demi mengimbangi pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AL yang dibeli oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Belum lama, Kemhan memang sudah sepakat dengan beberapa negara untuk pengadaan alutsista. Termasuk di antaranya jual beli alutsista untuk TNI AL. Terbaru mereka meneken kerja sama untuk pengadaan kapal fregat dengan perusahaan asal Inggris, Babcock. Tidak hanya itu pengadaan kapal perang buatan dalam negeri juga terus digenjot.
"Sehingga nanti dalam waktu tiga empat tahun, kapal fregat itu jadi. Awak kita sudah siap untuk mengawaki," terang dia. Karena itu, Yudo membangun Satuan Pendidikan baru di Sorong, Makassar, dan Tanjung Uban.
Menurut Yudo, Kodiklatal di Surabaya tidak akan sanggup bila harus mendidik lima ribu prajurit TNI AL sekaligus. "Dengan (satuan pendidikan baru) ini kita laksanakan istilahnya jemput bola," beber Yudo.
Dia tidak ingin sumber daya manusia (SDM) untuk mengawaki kapal-kapal perang baru disiapkan secara mendadak. Yudo ingin semuanya disiapkan secara matang. "Dari sekarang ini sudah saya kembangkan untuk perekrutan," ungkap dia.
Tambahan kuota taruna AAL, sambung Yudo, juga merupakan bagian dari upaya penyiapan personel TNI AL yang andal. "Ini juga untuk menyongsong (alutsista baru). Karena kita tahu bahwa Kemhan sudah kontrak penambahan kapal yang jumlahnya banyak," tutur Yudo.
Sejak pertama kali bertugas sebagai KSAL, dia mengakui sudah menyampaikan alutsista apa saja yang dibutuhkan oleh instansinya. Hal itu langsung direspons oleh Kemhan. "Menhan merencanakan sesuai dengan program perencanaan ke depan, kita akan didukung atau dibangunkan, dibelikan dengan ToT (Transfer of Technology) kapal-kapal perang yang baru," bebernya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi