Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Pastikan Sisa Kursi untuk SBMPTN

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sebanyak 110.459 orang dinyatakan lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2021, kemarin (22/3). Jumlah tersebut terdiri dari 80.555 orang peserta reguler dan 29.904 siswa pelamar KIP Kuliah.

Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Mohammad Nasih menjelaskan, terdapat sejumlah kenaikan pada proses penyelenggaraan SNMPTN 2021. Dari sisi pendaftar, jumlah pendaftar total yang eligible dan sudah finalisasi untuk SNMPTN 2021 sebanyak 595.093 orang. Jumlah ini mengalami kenaikan diban­ding tahun lalu sebanyak 489.601 orang.

Kemudian, jumlah sekolah yang melakukan finalisasi juga naik dari 15.296 di tahun 2020 menjadi 17.436 sekolah di 2021. Begitu pula untuk jumlah PTN yang terlibat. Di tahun lalu, hanya 86 perguruan tinggi saja. Sementara di tahun ini, 126 perguruan tinggi yang terdiri dari 74 PTN, 11 perguruan tinggi keagamaan islam negeri (PTKIN), 1 Universitas Terbuka, dan 40 Politeknik.  

"Kami sampaikan terima kasih yang luar biasa pada semua pihak yang terlibat," ujarnya dalam temu media secara daring, kemarin (22/3).

Sayangnya, meski banyak pendaftar, daya tampung total hanya mencapai 113.203. Itupun, yang dinyatakan lolos 110.459 orang dengan persentase 97,58 persen. Menurut Nasih, hal ini terjadi karena tidak semua prodi yang memiliki daya tampung besar mendapat minat besar.

"Ataupun ada prodi yang cukup diminati, tapi kriterianya tinggi. Jadi tidak semua lolos," ungkapnya.

Tidak terisi penuhnya daya tampung yang tersedia, lanjut dia, tak berarti ada kursi kosong yang dapat diisi melalui jalur di luar resmi penerimaan mahasiswa baru. Termasuk, bila nanti ada calon mahasiswa yang mungkin tidak melakukan pendaftaran ulang ketika sudah dinyatakan lolos SNMPTN.

Baca Juga:  Pulih dari Corona, Presiden Brazil Naik Motor dan Abaikan Protokol

"Kursi yang tidak ditempati yang lolos akan diisi dari SBMTN, bukan dari seleksi lainnya," tegasnya. Karenanya, bagi yang tidak lolos diharapkan tidak tergiur iming-iming dijadikan cadangan ataupun lainnya.

Apalagi, menurut dia, nantinya bagi mereka yang lolos SNMPTN ini ditentukan berdasarkan SK rektor. Di mana, di lampiran SK tersebut akan dipaparkan satu persatu nama peserta lolos.

"Seorang rector tidak mungkin mengubah lampiran SK Rektornya. Karena SK tersebut juga diserahkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," sambungnya.

Oleh sebab itu, bagi yang tidak lolos di SNMPTN diminta tak putus asa. Masih ada pendaftaran ujian tulis berbasis computer (UTBK) – Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan seleksi mandiri.

Hingga saat ini, kata dia, persiapan UTBK-SBMPTN sudah siap. Lokasi ujian hingga soal ujian telah dipersiapkan secara matang. "Soalnya sudah siap, kami bentuk satu tim independen untuk membuat soal. Sehingga sifatnya sangat rahasia, bahkan ketua LTMPT tidak tahu soalnya seperti apa," papar Rektor Universitas Airlangga (Unair) tersebut.

Disinggung soal absennya sejumlah PTN besar dalam 20 program studi dengan ketetatan tertinggi, Nasih mengungkapkan, bahwa siswa dan orang tua sekarang sudah lebih realistis. Mereka telah mengetahui rankingnya di sekolah dan potensi masuk di prodi tertentu. Sehingga, mereka lebih bisa berhitung soal kemungkinan masuk dan tidaknya.

Baca Juga:  Rektor UIN Suska Sampaikan Klarifikasi ke Menteri Agama

"Misalnya, ranking 1 dari SMA yang rankingnya di posisi dua ribu ke atas di Indoneisa. Masuk kedokteran pun tidak diterima. Karena prodi unggulan sangat selektif," ungkapnya.

Hal ini turut diamini Ketua Pelaksana LTMPT Budi Prasetyo. Tahun ini memang ada pergeseran prodi dengan ketetatan tertinggi. Meski, sejumlah prodi masih terlihat masuk dalam 20 besar.

"Kenapa PTN-BH tidak masuk 20 yang paling ketat? Artinya, masyarakat lebih realistis. Memilih ke prodi yang kemungkinan besar diterima sesuai dengan kemampuan dan sekolahnya," jelasnya.

Dia mencontohkan, untuk prodi kedokteran di Universitas Indonesia. Meski tidak masuk 20 besar, namun dipastikan prodi ini tetap jadi incaran. Di tahun ini sendiri, untuk Saintek, prodi dengan ketetatan tertinggi dipegang oleh Teknik Informatika Universitas Padjadjaran dengan ketetatan 1: 100. Artinya, dari 100 yang mendaftar, hanya diterima satu orang yang diterima. Sementara, dari Soshum, diraih oleh jurusan Manajemen Universitas Negeri Jakarta. Ketetatannya mencapai 1: 128.  

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) Jamal Wiwoho mengungkapkan, setelah SNMPTN, kampus bersama LTMPT akan bersiap menyelenggarakan perhelatan SBMPTN. Ia memastikan, semua diselenggarakan sebaik mungkin sehingga elektabilitas penerimaan mahasiswa baru terjaga.

"MRPTNI terima kasih atas kerja keras luar biasa dari LTMPT," ungkapnya.(mia/jpg)

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sebanyak 110.459 orang dinyatakan lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2021, kemarin (22/3). Jumlah tersebut terdiri dari 80.555 orang peserta reguler dan 29.904 siswa pelamar KIP Kuliah.

Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Mohammad Nasih menjelaskan, terdapat sejumlah kenaikan pada proses penyelenggaraan SNMPTN 2021. Dari sisi pendaftar, jumlah pendaftar total yang eligible dan sudah finalisasi untuk SNMPTN 2021 sebanyak 595.093 orang. Jumlah ini mengalami kenaikan diban­ding tahun lalu sebanyak 489.601 orang.

- Advertisement -

Kemudian, jumlah sekolah yang melakukan finalisasi juga naik dari 15.296 di tahun 2020 menjadi 17.436 sekolah di 2021. Begitu pula untuk jumlah PTN yang terlibat. Di tahun lalu, hanya 86 perguruan tinggi saja. Sementara di tahun ini, 126 perguruan tinggi yang terdiri dari 74 PTN, 11 perguruan tinggi keagamaan islam negeri (PTKIN), 1 Universitas Terbuka, dan 40 Politeknik.  

"Kami sampaikan terima kasih yang luar biasa pada semua pihak yang terlibat," ujarnya dalam temu media secara daring, kemarin (22/3).

- Advertisement -

Sayangnya, meski banyak pendaftar, daya tampung total hanya mencapai 113.203. Itupun, yang dinyatakan lolos 110.459 orang dengan persentase 97,58 persen. Menurut Nasih, hal ini terjadi karena tidak semua prodi yang memiliki daya tampung besar mendapat minat besar.

"Ataupun ada prodi yang cukup diminati, tapi kriterianya tinggi. Jadi tidak semua lolos," ungkapnya.

Tidak terisi penuhnya daya tampung yang tersedia, lanjut dia, tak berarti ada kursi kosong yang dapat diisi melalui jalur di luar resmi penerimaan mahasiswa baru. Termasuk, bila nanti ada calon mahasiswa yang mungkin tidak melakukan pendaftaran ulang ketika sudah dinyatakan lolos SNMPTN.

Baca Juga:  Setdako Kukuhkan Paskibraka Pekabaru 2019

"Kursi yang tidak ditempati yang lolos akan diisi dari SBMTN, bukan dari seleksi lainnya," tegasnya. Karenanya, bagi yang tidak lolos diharapkan tidak tergiur iming-iming dijadikan cadangan ataupun lainnya.

Apalagi, menurut dia, nantinya bagi mereka yang lolos SNMPTN ini ditentukan berdasarkan SK rektor. Di mana, di lampiran SK tersebut akan dipaparkan satu persatu nama peserta lolos.

"Seorang rector tidak mungkin mengubah lampiran SK Rektornya. Karena SK tersebut juga diserahkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," sambungnya.

Oleh sebab itu, bagi yang tidak lolos di SNMPTN diminta tak putus asa. Masih ada pendaftaran ujian tulis berbasis computer (UTBK) – Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan seleksi mandiri.

Hingga saat ini, kata dia, persiapan UTBK-SBMPTN sudah siap. Lokasi ujian hingga soal ujian telah dipersiapkan secara matang. "Soalnya sudah siap, kami bentuk satu tim independen untuk membuat soal. Sehingga sifatnya sangat rahasia, bahkan ketua LTMPT tidak tahu soalnya seperti apa," papar Rektor Universitas Airlangga (Unair) tersebut.

Disinggung soal absennya sejumlah PTN besar dalam 20 program studi dengan ketetatan tertinggi, Nasih mengungkapkan, bahwa siswa dan orang tua sekarang sudah lebih realistis. Mereka telah mengetahui rankingnya di sekolah dan potensi masuk di prodi tertentu. Sehingga, mereka lebih bisa berhitung soal kemungkinan masuk dan tidaknya.

Baca Juga:  Siak Siap Jika PSBB Diberlakukan

"Misalnya, ranking 1 dari SMA yang rankingnya di posisi dua ribu ke atas di Indoneisa. Masuk kedokteran pun tidak diterima. Karena prodi unggulan sangat selektif," ungkapnya.

Hal ini turut diamini Ketua Pelaksana LTMPT Budi Prasetyo. Tahun ini memang ada pergeseran prodi dengan ketetatan tertinggi. Meski, sejumlah prodi masih terlihat masuk dalam 20 besar.

"Kenapa PTN-BH tidak masuk 20 yang paling ketat? Artinya, masyarakat lebih realistis. Memilih ke prodi yang kemungkinan besar diterima sesuai dengan kemampuan dan sekolahnya," jelasnya.

Dia mencontohkan, untuk prodi kedokteran di Universitas Indonesia. Meski tidak masuk 20 besar, namun dipastikan prodi ini tetap jadi incaran. Di tahun ini sendiri, untuk Saintek, prodi dengan ketetatan tertinggi dipegang oleh Teknik Informatika Universitas Padjadjaran dengan ketetatan 1: 100. Artinya, dari 100 yang mendaftar, hanya diterima satu orang yang diterima. Sementara, dari Soshum, diraih oleh jurusan Manajemen Universitas Negeri Jakarta. Ketetatannya mencapai 1: 128.  

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) Jamal Wiwoho mengungkapkan, setelah SNMPTN, kampus bersama LTMPT akan bersiap menyelenggarakan perhelatan SBMPTN. Ia memastikan, semua diselenggarakan sebaik mungkin sehingga elektabilitas penerimaan mahasiswa baru terjaga.

"MRPTNI terima kasih atas kerja keras luar biasa dari LTMPT," ungkapnya.(mia/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari