Selasa, 8 April 2025
spot_img

Ternyata Badai Sitokin Sebabkan Banyak Pasien Covid-19 Meninggal

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Badai sitokin belakangan ini menjadi perbincangan publik setelah entertain Dedy Corbuzier, menyatakan dirinya sakit hingga kritis akibat badai sitokin Covid-19. Ternyata, badai sitokin ini juga sudah lama ditemukan di Riau dan menjadi penyebab banyaknya pasien Covid-19 meninggal dunia.

Untuk diketahui, badai sitokin merupakan salah satu komplikasi yang bisa dialami oleh penderita Covid-19. Kondisi ini perlu diwaspadai dan perlu ditangani secara intensif, bila dibiarkan tanpa penanganan, badai sitokin dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ hingga menyebabkan kematian.

Sitokin merupakan salah satu protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Dalam kondisi normal, sitokin membantu sistem imun berkoordinasi dengan baik dalam melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Namun, jika diproduksi secara berlebihan, sitokin justru dapat menyebabkan kerusakan di dalam tubuh. Inilah yang disebut sebagai badai sitokin.

Baca Juga:  Dewan Minta Tak Ada Pelanggaran Tatib Sekolah

"Semua pasien Covid-19 meninggal dunia itu akibat badai sitokin, dari sejak awal dulu sudah ditemukan di Riau," kata juru bicara Satgas Covid-19 Riau, dr Indra Yovi, Ahad (22/8/2021).

Lebih lanjut dikatakannya, tidak semua pasien Covid-19 yang mengalami badai sitokin meninggal dunia. Hal tersebut bisa diantisipasi jika pasien langsung diberikan penangangan medis sebelum kondisinya memburuk.

"Ada juga yang pulih dari ICU setelah melewati badai sitokin, itu karena cepat mendapatkan pertolongan medis sebelum kondisinya memburuk," ujarnya.

Karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah dapat memperhatikan kondisinya. Serta mengenali kapan ia harus mendapatkan pertolongan medis.

Baca Juga:  Mau Tahu Keberadaan Pasangan? Ini Cara Melacaknya via Google Maps

"Kalau sudah mulai merasa nafasnya sesak, saturasi dibawah 93, frekuensi nafas 22 kali permenit, jika sudah ada tanda-tanda seperti itu cepat kerumah sakit," sebutnya.

Laporan: Soleh Saputra

Editor: Eka G Putra

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Badai sitokin belakangan ini menjadi perbincangan publik setelah entertain Dedy Corbuzier, menyatakan dirinya sakit hingga kritis akibat badai sitokin Covid-19. Ternyata, badai sitokin ini juga sudah lama ditemukan di Riau dan menjadi penyebab banyaknya pasien Covid-19 meninggal dunia.

Untuk diketahui, badai sitokin merupakan salah satu komplikasi yang bisa dialami oleh penderita Covid-19. Kondisi ini perlu diwaspadai dan perlu ditangani secara intensif, bila dibiarkan tanpa penanganan, badai sitokin dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ hingga menyebabkan kematian.

Sitokin merupakan salah satu protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Dalam kondisi normal, sitokin membantu sistem imun berkoordinasi dengan baik dalam melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Namun, jika diproduksi secara berlebihan, sitokin justru dapat menyebabkan kerusakan di dalam tubuh. Inilah yang disebut sebagai badai sitokin.

Baca Juga:  Dewan Minta Tak Ada Pelanggaran Tatib Sekolah

"Semua pasien Covid-19 meninggal dunia itu akibat badai sitokin, dari sejak awal dulu sudah ditemukan di Riau," kata juru bicara Satgas Covid-19 Riau, dr Indra Yovi, Ahad (22/8/2021).

Lebih lanjut dikatakannya, tidak semua pasien Covid-19 yang mengalami badai sitokin meninggal dunia. Hal tersebut bisa diantisipasi jika pasien langsung diberikan penangangan medis sebelum kondisinya memburuk.

"Ada juga yang pulih dari ICU setelah melewati badai sitokin, itu karena cepat mendapatkan pertolongan medis sebelum kondisinya memburuk," ujarnya.

Karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah dapat memperhatikan kondisinya. Serta mengenali kapan ia harus mendapatkan pertolongan medis.

Baca Juga:  Marah ke Google, Rusia Ancam Blokir YouTube Selamanya

"Kalau sudah mulai merasa nafasnya sesak, saturasi dibawah 93, frekuensi nafas 22 kali permenit, jika sudah ada tanda-tanda seperti itu cepat kerumah sakit," sebutnya.

Laporan: Soleh Saputra

Editor: Eka G Putra

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Ternyata Badai Sitokin Sebabkan Banyak Pasien Covid-19 Meninggal

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Badai sitokin belakangan ini menjadi perbincangan publik setelah entertain Dedy Corbuzier, menyatakan dirinya sakit hingga kritis akibat badai sitokin Covid-19. Ternyata, badai sitokin ini juga sudah lama ditemukan di Riau dan menjadi penyebab banyaknya pasien Covid-19 meninggal dunia.

Untuk diketahui, badai sitokin merupakan salah satu komplikasi yang bisa dialami oleh penderita Covid-19. Kondisi ini perlu diwaspadai dan perlu ditangani secara intensif, bila dibiarkan tanpa penanganan, badai sitokin dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ hingga menyebabkan kematian.

Sitokin merupakan salah satu protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Dalam kondisi normal, sitokin membantu sistem imun berkoordinasi dengan baik dalam melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Namun, jika diproduksi secara berlebihan, sitokin justru dapat menyebabkan kerusakan di dalam tubuh. Inilah yang disebut sebagai badai sitokin.

Baca Juga:  Marah ke Google, Rusia Ancam Blokir YouTube Selamanya

"Semua pasien Covid-19 meninggal dunia itu akibat badai sitokin, dari sejak awal dulu sudah ditemukan di Riau," kata juru bicara Satgas Covid-19 Riau, dr Indra Yovi, Ahad (22/8/2021).

Lebih lanjut dikatakannya, tidak semua pasien Covid-19 yang mengalami badai sitokin meninggal dunia. Hal tersebut bisa diantisipasi jika pasien langsung diberikan penangangan medis sebelum kondisinya memburuk.

"Ada juga yang pulih dari ICU setelah melewati badai sitokin, itu karena cepat mendapatkan pertolongan medis sebelum kondisinya memburuk," ujarnya.

Karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah dapat memperhatikan kondisinya. Serta mengenali kapan ia harus mendapatkan pertolongan medis.

Baca Juga:  Buka Lowongan Sejuta Guru PPPK

"Kalau sudah mulai merasa nafasnya sesak, saturasi dibawah 93, frekuensi nafas 22 kali permenit, jika sudah ada tanda-tanda seperti itu cepat kerumah sakit," sebutnya.

Laporan: Soleh Saputra

Editor: Eka G Putra

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Badai sitokin belakangan ini menjadi perbincangan publik setelah entertain Dedy Corbuzier, menyatakan dirinya sakit hingga kritis akibat badai sitokin Covid-19. Ternyata, badai sitokin ini juga sudah lama ditemukan di Riau dan menjadi penyebab banyaknya pasien Covid-19 meninggal dunia.

Untuk diketahui, badai sitokin merupakan salah satu komplikasi yang bisa dialami oleh penderita Covid-19. Kondisi ini perlu diwaspadai dan perlu ditangani secara intensif, bila dibiarkan tanpa penanganan, badai sitokin dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ hingga menyebabkan kematian.

Sitokin merupakan salah satu protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Dalam kondisi normal, sitokin membantu sistem imun berkoordinasi dengan baik dalam melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Namun, jika diproduksi secara berlebihan, sitokin justru dapat menyebabkan kerusakan di dalam tubuh. Inilah yang disebut sebagai badai sitokin.

Baca Juga:  Marah ke Google, Rusia Ancam Blokir YouTube Selamanya

"Semua pasien Covid-19 meninggal dunia itu akibat badai sitokin, dari sejak awal dulu sudah ditemukan di Riau," kata juru bicara Satgas Covid-19 Riau, dr Indra Yovi, Ahad (22/8/2021).

Lebih lanjut dikatakannya, tidak semua pasien Covid-19 yang mengalami badai sitokin meninggal dunia. Hal tersebut bisa diantisipasi jika pasien langsung diberikan penangangan medis sebelum kondisinya memburuk.

"Ada juga yang pulih dari ICU setelah melewati badai sitokin, itu karena cepat mendapatkan pertolongan medis sebelum kondisinya memburuk," ujarnya.

Karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah dapat memperhatikan kondisinya. Serta mengenali kapan ia harus mendapatkan pertolongan medis.

Baca Juga:  Dewan Bangun Keakraban Forkopimda Kabupaten Siak

"Kalau sudah mulai merasa nafasnya sesak, saturasi dibawah 93, frekuensi nafas 22 kali permenit, jika sudah ada tanda-tanda seperti itu cepat kerumah sakit," sebutnya.

Laporan: Soleh Saputra

Editor: Eka G Putra

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari