PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kepolisian daerah (Polda) Riau baru saja membongkar sindikat pencurian minyak mentah di Jalan Mataram, Desa Bukit Kayu Kapur, Dumai. Tak tanggung-tanggung, selain di curi dari pipa minyak PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) para pelaku juga melakukan pengolahan hingga menjadi bahan bakar minyak (BBM). Diperkirakan produksi pengolahan minyak mentah tersebut bisa mencapai 50 ton.
Atas keberhasilan itu, Wakil Ketua DPRD Riau Asri Auzar turut meapresiasi kinerja Polda Riau beserta jajaran. Ia menduga, aksi tersebut telah berlangsung sejak lama. Bahkan menduga ada unsur pembiaran oleh PT CPI itu sendiri.
"Logikanya seperti ini, minyak yang di produksi oleh perusahaan sehari ada 2.000 barel. Sampai di kilang hanya 1.500 barel. Harusnya kan sangat mudah di ketahui, kemana 500 barel lagi? belum lagi terdeteksi alat yang canggih dan patroli sekuriti yang hampir 24 jam. Maka dari itu, patut di duga ada pembiaran dari PT CPI," ujar Asri Auzar kepada Riaupos.co, Rabu (22/7/2020).
Ia bahkan merasa aksi pencurian itu telah berlangsung sejak lama. Dan melibatkan oknum yang bekerja di PT CPI. Maka dari itu, Ketua DPD Demokrat Riau itu meminta sekaligus mendorong aparat kepolisian agar dapat mengusut kasus tersebut secara tuntas. Mulai dari pelaku (eksekutor) di lapangan, penyandang modal, penampung minyak hasil olahan berupa BBM jenis premium dan solar, hingga oknum dari perusahaan bila memang ada indikasi kesana.
"Kami sangat mendukung Kapolda Riau beserta jajaran untuk mengusut tuntas. Bahkan sampai ke pembeli itu. Karena di dalam aturan jelas. Yang boleh memproduksi BBM dan mendistribusikan itu cuman Pertamina. Tangkap semua sampai ke pembelinya juga," tegas Asri.
Sementara itu, Communications Spesialist PT CPI Okta Heri Fandi saat dikonfirmasi Riaupos.co, saat diminta tanggapan awalnya memberikan sebuah rilis untuk menjawab komentar Asri Auzar. Namun saat disampaikan kembali bahwa rilis yang diberikan sama sekali tidak berkaitan dengan pernyataan diatas, Okta tidak lagi merespon Riaupos.co melalui panggilan seluler dan pesan singkat WhatsApp.
Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)
Editor: Eka G Putra
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kepolisian daerah (Polda) Riau baru saja membongkar sindikat pencurian minyak mentah di Jalan Mataram, Desa Bukit Kayu Kapur, Dumai. Tak tanggung-tanggung, selain di curi dari pipa minyak PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) para pelaku juga melakukan pengolahan hingga menjadi bahan bakar minyak (BBM). Diperkirakan produksi pengolahan minyak mentah tersebut bisa mencapai 50 ton.
Atas keberhasilan itu, Wakil Ketua DPRD Riau Asri Auzar turut meapresiasi kinerja Polda Riau beserta jajaran. Ia menduga, aksi tersebut telah berlangsung sejak lama. Bahkan menduga ada unsur pembiaran oleh PT CPI itu sendiri.
- Advertisement -
"Logikanya seperti ini, minyak yang di produksi oleh perusahaan sehari ada 2.000 barel. Sampai di kilang hanya 1.500 barel. Harusnya kan sangat mudah di ketahui, kemana 500 barel lagi? belum lagi terdeteksi alat yang canggih dan patroli sekuriti yang hampir 24 jam. Maka dari itu, patut di duga ada pembiaran dari PT CPI," ujar Asri Auzar kepada Riaupos.co, Rabu (22/7/2020).
Ia bahkan merasa aksi pencurian itu telah berlangsung sejak lama. Dan melibatkan oknum yang bekerja di PT CPI. Maka dari itu, Ketua DPD Demokrat Riau itu meminta sekaligus mendorong aparat kepolisian agar dapat mengusut kasus tersebut secara tuntas. Mulai dari pelaku (eksekutor) di lapangan, penyandang modal, penampung minyak hasil olahan berupa BBM jenis premium dan solar, hingga oknum dari perusahaan bila memang ada indikasi kesana.
- Advertisement -
"Kami sangat mendukung Kapolda Riau beserta jajaran untuk mengusut tuntas. Bahkan sampai ke pembeli itu. Karena di dalam aturan jelas. Yang boleh memproduksi BBM dan mendistribusikan itu cuman Pertamina. Tangkap semua sampai ke pembelinya juga," tegas Asri.
Sementara itu, Communications Spesialist PT CPI Okta Heri Fandi saat dikonfirmasi Riaupos.co, saat diminta tanggapan awalnya memberikan sebuah rilis untuk menjawab komentar Asri Auzar. Namun saat disampaikan kembali bahwa rilis yang diberikan sama sekali tidak berkaitan dengan pernyataan diatas, Okta tidak lagi merespon Riaupos.co melalui panggilan seluler dan pesan singkat WhatsApp.
Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)
Editor: Eka G Putra