Sabtu, 9 November 2024

Bisa Sebabkan Karhutla, Pencinta Alam Mestinya Tak Merokok

- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pencinta alam yang kerap berpetualang dan mendaki gunung diharapkan untuk tidak merokok. Hal ini lantaran puntung rokok yang dibuang saat mendaki di gunung membakar tanaman kering yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). 
“Setuju tidak kalau pencinta alam itu harusnya tidak merokok? Mestinya setuju dong,” ujar Plh Direktur Pengendalian Karhutla Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Raffles Brotestes Panjaitan kepada awak media, Senin (21/10/2019).
Imbauan ini, sebut Raffles, merujuk pada fakta puntung rokok yang dibuang sembarangan menjadi salah satu penyebab terjadinya karhutla. Sebagaimana karhutla yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia seperti di Kawah Putih Ciwidey, Taman Nasional Komodo, Bukit Kandis, Hutan Pinus Tana Toraja, Cadas Gantung, hingga Gunung Rinjani.
“Kalau memang mencintai alam semestinya tidak menyebabkan karhutla. Saya dahulu juga pencinta alam, karena itu saya berhenti merokok,” terangnya.
Raffles menjelaskan, salah satu penyebab utama terjadinya karhutla adalah adanya api di hutan dan lahan. Keberadaan api ini dibuat oleh manusia. Entah yang sengaja dinyalakan untuk membakar lahan atau yang tidak sengaja. Api yang sengaja dinyalakan misalnya, di antaranya oleh masyarakat yang tidak punya modal untuk membuka lahan.
“Dia (masyarakat) memang tidak punya modal lain selain membakar dan itu masih terjadi. Mereka mengganggap itu bagian dari culture (budaya, Red.). Kemudian ada juga orang-orang yang mencari keuntungan dan dia dibayar (untuk membakar) oleh orang-orang tertentu,” urai Raffles.
Terkait orang-orang yang sengaja membakar karena dibayar inilah yang saat ini menjadi perhatian serius dari Dirjen Penegakan Hukum (Gakkum) KLHK. Lantaran Gakkum terkadang mengalami kesulitan dalam pengungkapan kasusnya selama ini. 
Kesulitan ini salah satunya dikarenakan orang-orang yang dibayar tersebut tidak membuka mulut terkait siapa dalang di balik pembakaran yang terjadi. “Inilah yang saat ini tengah diproses. Gakkum itu kadang-kadang kesulitan membuktikannya,” sebut Raffles.
Sementara api yang tidak disengaja salah satunya dari puntung rokok yang dibuang sembarangan. “Ketika terjadi kekeringan, maka tumbuh-tumbuhan menjadi bahan bakar yang kering, apalagi ada angin yang kencang. Akibatnya ketika ada api, bisa menyebabkan kebakaran,” tegasnya.
Baca Juga:  Layanan Poliklinik Buka, UGD Tutup Dua Hari
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pencinta alam yang kerap berpetualang dan mendaki gunung diharapkan untuk tidak merokok. Hal ini lantaran puntung rokok yang dibuang saat mendaki di gunung membakar tanaman kering yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). 
“Setuju tidak kalau pencinta alam itu harusnya tidak merokok? Mestinya setuju dong,” ujar Plh Direktur Pengendalian Karhutla Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Raffles Brotestes Panjaitan kepada awak media, Senin (21/10/2019).
Imbauan ini, sebut Raffles, merujuk pada fakta puntung rokok yang dibuang sembarangan menjadi salah satu penyebab terjadinya karhutla. Sebagaimana karhutla yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia seperti di Kawah Putih Ciwidey, Taman Nasional Komodo, Bukit Kandis, Hutan Pinus Tana Toraja, Cadas Gantung, hingga Gunung Rinjani.
“Kalau memang mencintai alam semestinya tidak menyebabkan karhutla. Saya dahulu juga pencinta alam, karena itu saya berhenti merokok,” terangnya.
Raffles menjelaskan, salah satu penyebab utama terjadinya karhutla adalah adanya api di hutan dan lahan. Keberadaan api ini dibuat oleh manusia. Entah yang sengaja dinyalakan untuk membakar lahan atau yang tidak sengaja. Api yang sengaja dinyalakan misalnya, di antaranya oleh masyarakat yang tidak punya modal untuk membuka lahan.
“Dia (masyarakat) memang tidak punya modal lain selain membakar dan itu masih terjadi. Mereka mengganggap itu bagian dari culture (budaya, Red.). Kemudian ada juga orang-orang yang mencari keuntungan dan dia dibayar (untuk membakar) oleh orang-orang tertentu,” urai Raffles.
Terkait orang-orang yang sengaja membakar karena dibayar inilah yang saat ini menjadi perhatian serius dari Dirjen Penegakan Hukum (Gakkum) KLHK. Lantaran Gakkum terkadang mengalami kesulitan dalam pengungkapan kasusnya selama ini. 
Kesulitan ini salah satunya dikarenakan orang-orang yang dibayar tersebut tidak membuka mulut terkait siapa dalang di balik pembakaran yang terjadi. “Inilah yang saat ini tengah diproses. Gakkum itu kadang-kadang kesulitan membuktikannya,” sebut Raffles.
Sementara api yang tidak disengaja salah satunya dari puntung rokok yang dibuang sembarangan. “Ketika terjadi kekeringan, maka tumbuh-tumbuhan menjadi bahan bakar yang kering, apalagi ada angin yang kencang. Akibatnya ketika ada api, bisa menyebabkan kebakaran,” tegasnya.
Baca Juga:  Layanan Poliklinik Buka, UGD Tutup Dua Hari
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari