TANAH PUTIH (RIAUPOS.CO) – Seorang pelajar di SMA Negeri 4 Tanah Putih, Armenda Jamel mengalami mengalami gigantisme. Badannya terus tumbuh melebihi ukuran normal. Di usia yang relatif muda, baru sekitar 16 tahun, tubuh siswa yang biasa dipanggil Emen ini mencapai 2,06 meter (206 centimeter).
Pertumbuhan Emen yang tak biasa itu disadari orang tuanya sejak Emen berusia sekitar 10 tahun. Saat iru ia masih duduk di kelas 5 SD.
"Waktu itu ia disunat dan setelahnya nampak badannya tumbuh tinggi terus," kata sang ayah Joko Kuswoyo didampingi istri Miharni, Selasa (20/8).
Kendati bertubuh tak biasa, Joko mengaku tak risau dengan kondisi sang anak apalagi sejauh ini keadaannya baik-baik saja. Hanya karena ukuran tubuh yang serba wah tersebut terpaksa setiap peralatan yang digunakan untuk Emen berukuran lebih dari biasanya juga. Mulai sepatu, sendal, pakaian termasuk bangku dan meja belajar.
Bahkan pintu kamar yang biasanya setinggi orang dewasa, terpaksa dijebol pada bagian atas karena selalu terantuk kepala Emen saat keluar masuk kamar.(fad)
Laporan: Zulfadhli (Rokan Hilir)
Editor: Deslina
TANAH PUTIH (RIAUPOS.CO) – Seorang pelajar di SMA Negeri 4 Tanah Putih, Armenda Jamel mengalami mengalami gigantisme. Badannya terus tumbuh melebihi ukuran normal. Di usia yang relatif muda, baru sekitar 16 tahun, tubuh siswa yang biasa dipanggil Emen ini mencapai 2,06 meter (206 centimeter).
Pertumbuhan Emen yang tak biasa itu disadari orang tuanya sejak Emen berusia sekitar 10 tahun. Saat iru ia masih duduk di kelas 5 SD.
- Advertisement -
"Waktu itu ia disunat dan setelahnya nampak badannya tumbuh tinggi terus," kata sang ayah Joko Kuswoyo didampingi istri Miharni, Selasa (20/8).
Kendati bertubuh tak biasa, Joko mengaku tak risau dengan kondisi sang anak apalagi sejauh ini keadaannya baik-baik saja. Hanya karena ukuran tubuh yang serba wah tersebut terpaksa setiap peralatan yang digunakan untuk Emen berukuran lebih dari biasanya juga. Mulai sepatu, sendal, pakaian termasuk bangku dan meja belajar.
- Advertisement -
Bahkan pintu kamar yang biasanya setinggi orang dewasa, terpaksa dijebol pada bagian atas karena selalu terantuk kepala Emen saat keluar masuk kamar.(fad)
Laporan: Zulfadhli (Rokan Hilir)
Editor: Deslina