Setiap 21 Maret diperingati sebagai Hari Down Syndrome Sedunia. Kisah mereka tak lagi sebatas mencari simpati. Dengan upaya sendiri, sebagian di antara mereka kini mampu menjadi sosok yang menginspirasi.
(RIAUPOS.CO) – "ini dilakukan untuk menunjukkan bakat saya.’’ Raechel Benson dengan percaya diri memberikan pernyataan tersebut saat diwawancarai KING 5. Dia menjadi salah seorang kontestan Miss Washington Teen USA 2021. Raechel mewakili North Seattle.
Siswi di Shorewood High School, Shoreline itu suka bermain peran, bernyanyi, dan mendesain baju. Dia bercita-cita menjadi fashion designer. Gaun malam yang akan dikenakannya saat final pun didesain sendiri.
Gadis 17 tahun tersebut menjadi sorotan bukan karena yang tercantik atau memiliki segudang bakat. Melainkan karena dia istimewa. Raechel adalah penyandang down syndrome. Dia adalah orang pertama dengan down syndrome yang mengikuti ajang kecantikan tersebut.
Kontes untuk menentukan Miss Washington Teen dihelat pada 21 Maret. Meski berbeda dengan kontestan lainnya, Raechel tetap bersaing dengan menegakkan kepala. ’’Ini tentang kepercayaan diri,’’ ujarnya.
Foto yang dipajang di website Miss Washington Teen USA pun menunjukkan kepercayaan dirinya. Dia hanya mengenakan kaus, tanpa make-up, dan berkacamata. Padahal, semua kontestan lainnya memakai riasan yang rata-rata cukup tebal.
Terlepas dari bakat dan kepercayaan dirinya, Raechel juga dikenal sebagai pribadi yang penyayang dan gampang berteman. Orang tuanya, Paula dan Andrew Benson, menyatakan bahwa Raechel adalah orang yang optimistis dan tak pernah berpikiran buruk kepada orang lain.
Mereka memperbolehkan putrinya ikut kontes karena banyaknya dukungan dan penerimaan yang diterima Raechel. ‘‘Raechel Benson menunjukkan kepada kontestan lainnya seperti apa kepercayaan diri yang sejati itu,’’ kata Co-Executive Producer Pageants NW Maureen Francisco.
Pageants NW merupakan lembaga yang mengadakan berbagai kontes kecantikan, termasuk Miss Washington Teen. Prestasi yang tak kalah membanggakan juga ditorehkan Jessica Lonergan. Sama dengan Raechel, Lonergan adalah penderita down syndrome. Lonergan lahir prematur serta mengalami pendarahan otak dan cerebral palsy. Dokter juga memastikan dia terkena down syndrome.
Tahun-tahun awal kehidupan Lonergan diisi dengan keluar masuk rumah sakit untuk operasi. Di tubuhnya ada 4 batang penyangga tulang dan 28 sekrup. Dokter memvonis bahwa Lonergan tak akan bisa berjalan, membaca, dan menulis.
Kini, setelah 22 tahun berlalu, vonis dokter itu bisa dipatahkan. Gadis asal Skagit County, Washington, tersebut tak hanya bisa berjalan, membaca, dan menulis. Dia juga berhasil lulus dari Skagit Valley College (SVC). Itulah satu di antara tiga college yang menawarkan INVEST, program lanjutan untuk meningkatkan pendidikan kejuruan dan pelatihan kemampuan sosial.
Program yang berjalan selama dua tahun tersebut membantu mempersiapkan Lonergan memasuki dunia kerja. Lonergan lulus tahun ini. Dia juga meraih penghargaan dari Washington Association of College Trustees (ACT). Lonergan mendapatkan Penghargaan untuk Mengubah Kehidupan 2021. ’’Ada tempat untuk setiap orang,’’ tutur Wakil Dewan Pengawas Skagit Valley College Flora Perez-Lucatero.
Ibu Lonergan, Joy, menyebut putrinya sebagai keajaiban. Dia luar biasa bangga dengan capaian Lonergan saat ini.(sha/c14/bay/jpg)
Laporan JPG, Jakarta