Jumat, 22 November 2024

Hasil Survei, Masyarakat Bersedia Divaksin

- Advertisement -

(RIAUPOS.CO) – Vaksinasi Covid-19 di­perkirakan bakal menemui sejumlah tantangan. Salah satunya adalah resistensi masyarakat sasaran program tersebut. Menurut survei yang dilakukan Kemenkes bersama WHO Indonesia dan Unicef pada 20 September lalu secara online, sebanyak 64,81 persen responden menerima vaksinasi.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pertanyaan survei di­kirim ke 8.364 responden yang tersebar dari seluruh Indonesia. ”Sedangkan, ada 7,60 persen yang menolak dan sisanya 27,60 persen tidak tahu,” katanya dalam pelantikan koalisi relawan (kawan) vaksin se-Indonesia, Sabtu (19/12).

- Advertisement -

Itu adalah pertanyaan apakah masyarakat mau menerima vaksin Covid-19 atau tidak. Alasan menolak atau tidak mau divaksin juga beragam. Mulai tidak yakin dengan keamanan dan keefektifan vaksin Covid-19 itu hingga khawatir efek samping dan kepercayaan terhadap keyakinan agama.

Nadia bersyukur, dari pertanyaan kedua terkait dengan apakah masyarakat masih mau menerima info soal vaksin atau tidak, lebih dari 70 persen dari total 8.364 responden yang disurvei masih ingin mendapatkan informasi tentang vaksin Covid-19. Itu artinya, sosialisasi dari pemerintah dan seluruh elemen harus terus digencarkan.

Untuk kelancaran program  vaksinasi nanti, Nadia juga menyampaikan sejumlah persiapan. Salah satunya, Kemenkes telah menjalankan pelatihan kepada vaksinator yang berjumlah 23.145 tenaga kesehatan.

- Advertisement -
Baca Juga:  Soliditas Partai Dukung Airlangga Capres 2024

Dengan jumlah tersebut, rasio vaksinator dengan sasaran vaksinasi adalah 1:20. Artinya, satu orang vaksinator melakukan vaksinasi kepada 20 orang. Diharapkan, setelah ada pelatihan itu, rasionya bisa ditingkatkan menjadi 1:40.

Anggota Komisi IX DPR Yahya Zaini menggarisbawahi persepsi penerimaan masyarakat sebagai tantangan yang harus segera dicarikan solusinya. Sebab, berdasar sebuah survei lainnya, terlihat bahwa 37 persen masyarakat tidak mau atau ragu divaksin Covid-19.

Yahya juga menyoroti pengadaan vaksin Sinovac oleh pemerintah. Kontrak 3 juta dosis vaksin Covid-19 telah diteken de ngan produsennya di Cina. Sebanyak 1,2 juta dosis di antaranya sudah masuk dan sisanya masih dalam proses pengiriman.

”Yang kami kritisi ada dua hal. Pertama, kenapa vaksin sudah diimpor, sedangkan izin edarnya belum keluar. Kedua, uji klinisnya juga belum selesai,’’ katanya.

Dia menyebut alasan pemerintah karena saat ini di dunia sedang terjadi fenomena rebutan vaksin sehingga perlu diplomasi dan lobi politik dengan negara produsen vaksin.’’Bagaimana seandainya hasil uji klinisnya tidak memenuhi syarat,’’ tuturnya.

Gelar Swab Antigen Random di Rest Area

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri akan menggelar Operasi Lilin 2020 terhitung mulai 21 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021. Dalam operasi kali ini, Korlantas juga diberi tugas untuk melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan Covid-19 di rest area.

Baca Juga:  Pengawasan Pupuk Bersubsidi Diperketat

“Mulai Banten hingga Cikampek ada sekitar 70 titik rest area, nantinya kita akan gelar random cek khusus menggunakan swab antigen bagi pengunjung yang melanggar protokol kesehatan,” kata Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono, Sabtu (19/12).

Istiono menyampaikan, operasi yustisi protokol kesehatan juga akan dilakukan dengan skala besar bersama TNI. Selain itu, perketatan pengamanan juga akan dilakukan di semua gereja, dengan menerapkan jumlah pengunjung 50 persen dan selebihnya dilakukan secara virtual. “Tidak boleh mendirikan tenda di luar gereja. Ini berlaku di semua wilayah, tidak terkecuali wilayah yang mayoritas umat Kristiani,” ujarnya.

Selain itu, dalam perayaan Tahun Baru kali ini, Korlantas juga tidak akan mengeluarkan izin keramaian, baik di hotel maupun di lokasi wisata. “Pengetatan ini akan dilakukan mulai 18 Desember 2020 sampai 8 Januari 2021 demi mencegah penyebaran Covid-19,” jelasnya.(wan/agf/c12/ttg/rio/das)

Laporan JPG, Jakarta

Pesan Redaksi:

Mari bersama-sama melawan Covid-19. Riaupos.co mengajak seluruh pembaca ikut mengampanyekan gerakan 3M Lawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Ingat pesan Ibu, selalu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak serta hindari kerumunan.

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan

 

(RIAUPOS.CO) – Vaksinasi Covid-19 di­perkirakan bakal menemui sejumlah tantangan. Salah satunya adalah resistensi masyarakat sasaran program tersebut. Menurut survei yang dilakukan Kemenkes bersama WHO Indonesia dan Unicef pada 20 September lalu secara online, sebanyak 64,81 persen responden menerima vaksinasi.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pertanyaan survei di­kirim ke 8.364 responden yang tersebar dari seluruh Indonesia. ”Sedangkan, ada 7,60 persen yang menolak dan sisanya 27,60 persen tidak tahu,” katanya dalam pelantikan koalisi relawan (kawan) vaksin se-Indonesia, Sabtu (19/12).

- Advertisement -

Itu adalah pertanyaan apakah masyarakat mau menerima vaksin Covid-19 atau tidak. Alasan menolak atau tidak mau divaksin juga beragam. Mulai tidak yakin dengan keamanan dan keefektifan vaksin Covid-19 itu hingga khawatir efek samping dan kepercayaan terhadap keyakinan agama.

Nadia bersyukur, dari pertanyaan kedua terkait dengan apakah masyarakat masih mau menerima info soal vaksin atau tidak, lebih dari 70 persen dari total 8.364 responden yang disurvei masih ingin mendapatkan informasi tentang vaksin Covid-19. Itu artinya, sosialisasi dari pemerintah dan seluruh elemen harus terus digencarkan.

- Advertisement -

Untuk kelancaran program  vaksinasi nanti, Nadia juga menyampaikan sejumlah persiapan. Salah satunya, Kemenkes telah menjalankan pelatihan kepada vaksinator yang berjumlah 23.145 tenaga kesehatan.

Baca Juga:  Dibuka Gubernur Pagi Ini, Kampar International DragonBoat Festival Diikuti 11 Negara

Dengan jumlah tersebut, rasio vaksinator dengan sasaran vaksinasi adalah 1:20. Artinya, satu orang vaksinator melakukan vaksinasi kepada 20 orang. Diharapkan, setelah ada pelatihan itu, rasionya bisa ditingkatkan menjadi 1:40.

Anggota Komisi IX DPR Yahya Zaini menggarisbawahi persepsi penerimaan masyarakat sebagai tantangan yang harus segera dicarikan solusinya. Sebab, berdasar sebuah survei lainnya, terlihat bahwa 37 persen masyarakat tidak mau atau ragu divaksin Covid-19.

Yahya juga menyoroti pengadaan vaksin Sinovac oleh pemerintah. Kontrak 3 juta dosis vaksin Covid-19 telah diteken de ngan produsennya di Cina. Sebanyak 1,2 juta dosis di antaranya sudah masuk dan sisanya masih dalam proses pengiriman.

”Yang kami kritisi ada dua hal. Pertama, kenapa vaksin sudah diimpor, sedangkan izin edarnya belum keluar. Kedua, uji klinisnya juga belum selesai,’’ katanya.

Dia menyebut alasan pemerintah karena saat ini di dunia sedang terjadi fenomena rebutan vaksin sehingga perlu diplomasi dan lobi politik dengan negara produsen vaksin.’’Bagaimana seandainya hasil uji klinisnya tidak memenuhi syarat,’’ tuturnya.

Gelar Swab Antigen Random di Rest Area

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri akan menggelar Operasi Lilin 2020 terhitung mulai 21 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021. Dalam operasi kali ini, Korlantas juga diberi tugas untuk melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan Covid-19 di rest area.

Baca Juga:  Tim Satgas Kabupaten Lakukan Penguatan PPKM Desa dan Kelurahan

“Mulai Banten hingga Cikampek ada sekitar 70 titik rest area, nantinya kita akan gelar random cek khusus menggunakan swab antigen bagi pengunjung yang melanggar protokol kesehatan,” kata Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono, Sabtu (19/12).

Istiono menyampaikan, operasi yustisi protokol kesehatan juga akan dilakukan dengan skala besar bersama TNI. Selain itu, perketatan pengamanan juga akan dilakukan di semua gereja, dengan menerapkan jumlah pengunjung 50 persen dan selebihnya dilakukan secara virtual. “Tidak boleh mendirikan tenda di luar gereja. Ini berlaku di semua wilayah, tidak terkecuali wilayah yang mayoritas umat Kristiani,” ujarnya.

Selain itu, dalam perayaan Tahun Baru kali ini, Korlantas juga tidak akan mengeluarkan izin keramaian, baik di hotel maupun di lokasi wisata. “Pengetatan ini akan dilakukan mulai 18 Desember 2020 sampai 8 Januari 2021 demi mencegah penyebaran Covid-19,” jelasnya.(wan/agf/c12/ttg/rio/das)

Laporan JPG, Jakarta

Pesan Redaksi:

Mari bersama-sama melawan Covid-19. Riaupos.co mengajak seluruh pembaca ikut mengampanyekan gerakan 3M Lawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Ingat pesan Ibu, selalu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak serta hindari kerumunan.

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari