PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Budayawan Riau Datuk Al azhar, mendukung program-program yang dibuat oleh Asosiasi Seniman Riau (Aseri) yang di antaranya adalah pemberdayaan ekonomi seniman dan advokasi seniman.
Menurut Al azhar, di masa pandemi corona (Covid-19), seniman adalah bagian dari masyarakat yang sangat rentan terdampak. Terutama dalam bidang ekonomi.
Hal itu disampaikan lelaki yang juga Ketua Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau saat bersilaturahmi dengan pengurus dan anggota Aseri di Balai Adat, Jl Diponegoro, Pekanbaru, Kamis (20/8/2020) sore. Secara pribadi, Al azhar mendukung penuh apa yang dilakukan Aseri.
"Ini gerakan bagus untuk menghapus stigma bahwa seniman itu miskin dan meminta-minta. Gerakan ini bisa membangun ekonomi seniman sendiri," jelas Al azhar.
Al azhar tak menutup mata bahwa selama ini seniman banyak berkarya namun penghargaan terhadap karya tersebut memang kurang. Mestinya, kata dia, penghargaan terhadap karya tak boleh membiarkan sang pengkarya terpuruk secara ekonomi. Peran pemerintah mestinya muncul juga di situ.
Namun, kata Al azhar, dengan gerakan Aseri yang mengutamakan pemberdayaan ekonomi seniman ini, para seniman bisa bekerja dengan baik di bidangnya masing-masing tanpa takut kelaparan karena ada lembaga ketahanan pangan yang dibentuk Aseri.
"Seniman memang harus menyatukan diri dalam sebuah lembaga untuk mengurus dan memikirkan diri sendiri agar berdaya. Kondisi pandemi corona ini memperlihatkan bahwa seniman bagian dari masyarakat yang paling rapuh yang terdampak corona karena selama ini tak bersatu dan mandiri dalam memberdayakan diri secara ekonomi," jelasnya.
Selain itu, Al azhar juga menyoroti bagaimana seniman yang "mudah bosan" dalam melakukan kegiatan yang sifatnya rutin. Dalam hal ini, Aseri harus membangun kekuatan pada diri seniman agar terus membuat program berkelanjutan (sustainable) baik dalam berkarya maupun membangun kekuatan di bidang ekonomi.
Sebelumnya, Ketua Umum Aseri, SPN Marhalim Zaini, menjelaskan kepada Al azhar bahwa maksud dan tujuan didirikannya Aseri bukan hendak menjadi rival lembaga-lembaga kesenian atau kebudayaan yang sudah berdiri sebelumnya di Riau. Menurutnya, Aseri justru akan membangun sinergi dengan lembaga yang ada agar seniman di Riau berdaya secara ekonomi dan kekaryaan.
Dua hal penting yang dijelaskan Marhalim adalah advokasi terhadap seniman dan mendirikan lembaga ketahanan pangan, yakni Lumpang (Lumbung Pangan) Seniman. Lumpang diadosi dari gerakan pangan yang dilakukan seniman di beberapa daerah lain, salah satunya Solo.
"Lumpang ini akan menjadi salah satu program unggulan Aseri untuk membantu seniman yang secara ekonomi sangat rentan. Lumpang akan menampung bantuan dari berbagai lembaga dan masyarakat berupa kebutuhan dasar, yang nantinya akan dibagikan kepada seniman," jelas Marhalim.
Sedangkan advoksi untuk seniman adalah bagaimana memperjuangkan agar seniman, sebagai bagian dari masyarakat, dihargai oleh pemangku kepentingan, dalam hal ini pemerintah.
"Advokasi ini penting karena dalam Undang-Undang (UU) No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, ada kewajiban pemerintah dalam memajukan para pelaku budaya atau seniman dalam berkarya, termasuk kehidupannya," jelas Marhalim.
Marhalim juga menjelaskan bahwa Aseri akan membangun lini-lini ekonomi kreatif lainnya yang bisa membantu seniman berkarya dan sekaligus menjual karyanya. Misalnya membangun website untuk market place bagi karya, membangun portal berita yang profesional secara bisnis dan kemandirian, dan lain-lain.
Untuk program Lumpang tersebut, Al azhar berjanji akan mendonasikan 200 kg beras, dan akan membantu menyosialisasikan Lumpang dan program lainnya kepada lembaga pemerintah, swasta, dll, agar berpartisipasi dalam progam tersebut.
"Saya akan menjadi salah satu 'juru bicara' Aseri nanti. Saya melakukan ini karena saya setuju bahwa seniman harus berdaya," ujar salah satu tokoh masyarakat Riau yang berpengaruh ini.
Dalam silaturahmi tersebut, Marhalim Zaini didampingi beberapa pengurus teras Aseri seperti Willy Fwi, Fedli Azis, Aristofani, Bens Sani, Husin, Rizlina Hanan, Randi, dll.
Laporan: Hary B Koriun
Editor: Eko Faizin