Kamis, 19 September 2024

Ambisi Jadi yang Pertama Gelar 5G

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Woro-woro soal 5G di Indonesia memecut ambisi Telkomsel untuk jadi provider pertama yang menggelar 5G di Tanah Air. Operator seluler (Opsel) pelat merah itu diketahui telah beberapa kali menggelar uji coba 5G dalam berbagai use case mulai dari level konsumen hingga segmen Business to Business (B2B) dalam hal ini Industri.

Untuk dapat menggelar 5G, General Manager Network Strategic Roadmap Telkomsel Christian Guna Gustiana menyebut bahwa secara worlwide, spektrum yang direkomendasikan untuk 5G baiknya berada di 3,5 GHz dan 2,6 GHz. Sebelumnya, saat menggelar uji coba 5G di Batam, Kepulauan Riau belum lama ini, Telkomsel menggunakan spektrum 28 GHz yang disediakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

"Sayangnya di Indonesia 3,5 GHz dipakai oleh operator satelit 2,6 GHz masih dimiliki oleh MNC Group. Maka dari itu kita sedang ingin berkolaborasi dengan Kemenkominfo dan pihak operator satelit terkait," ujarnya.

Baca Juga:  Jasa Raharja Cabang Dumai MoU dengan Rumah Sakit

Kandidat spektrum 5G di Indonesia sebelumnya juga pernah dibeberkan oleh Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemenkominfo Ismail. Ismail mengatakan, pemerintah telah memiliki kandidat utama frekuensi untuk 5G, yakni frekuensi 26 GHz.

- Advertisement -

Sebelumnya, Ismail juga menyampaikan, ada tiga kandidat frekuensi untuk menggelar jaringan 5G. Ketiga frekuensi itu adalah 3,5 GHz, 26 GHz, dan 28 GHz. Namun, di acara ini ia menjelaskan frekuensi 3,5 GHz sudah dipakai untuk satelit.

Spektrum tersebut di atas adalah spektrum dengan kategori Upper band dan Middle band. Untuk yang lebih rendah atau lower band, pemerintah juga memiliki kandidat spektrum lain seperti 800 Mhz dan 700 Mhz. Untuk 800 MHz, frekuensi ini dimanfaatkan Opsel untuk menggelar 4G dan Kominfo percaya diri frekuensi ini dapat pula dimanfaatkan untuk 5G dengan lebih mudah.

- Advertisement -
Baca Juga:  Massa Demo Tolak RUU HIP Terus Padati Sekitaran Gedung DPR

Namun, untuk frekuensi 700 MHz saat ini masih dipakai untuk siaran televisi analog. Kemenkominfo diketahui masih memiliki pekerjaan rumah yakni mendorong agar stasiun televisi beralih ke digital agar 700 MHz dapat dibagi pemanfaatannya untuk 5G.

Kendati berambisi untuk menjadi yang pertama menggelar 5G, Telkomsel belum bisa memprediksi kapan sinyal 5G akan dikomersilkan untuk kepentingan end user. Mereka harus mempertimbangkan banyak aspek, seperti regulasi pemerintah, perangkat 5G, hingga persoalan spektrum yang masih belum rampung.

Meski begitu, seperti sudah diberitakan sebelumnya, Telkomsel diproyeksikan akan mengimplementasikan 5G untuk industri terlebih dahulu ketimbang mengkomersilkannya untuk konsumer. Sementara untuk sektor industri yang dibidik Telkomsel, jaringan 5G dikatakan sangat baik diimplementasikan untuk industri manufaktur, pertanian, pendidikan, transportasi dan kesehatan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Woro-woro soal 5G di Indonesia memecut ambisi Telkomsel untuk jadi provider pertama yang menggelar 5G di Tanah Air. Operator seluler (Opsel) pelat merah itu diketahui telah beberapa kali menggelar uji coba 5G dalam berbagai use case mulai dari level konsumen hingga segmen Business to Business (B2B) dalam hal ini Industri.

Untuk dapat menggelar 5G, General Manager Network Strategic Roadmap Telkomsel Christian Guna Gustiana menyebut bahwa secara worlwide, spektrum yang direkomendasikan untuk 5G baiknya berada di 3,5 GHz dan 2,6 GHz. Sebelumnya, saat menggelar uji coba 5G di Batam, Kepulauan Riau belum lama ini, Telkomsel menggunakan spektrum 28 GHz yang disediakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

"Sayangnya di Indonesia 3,5 GHz dipakai oleh operator satelit 2,6 GHz masih dimiliki oleh MNC Group. Maka dari itu kita sedang ingin berkolaborasi dengan Kemenkominfo dan pihak operator satelit terkait," ujarnya.

Baca Juga:  Dua Oknum ASN Divonis 3 dan 4 Tahun Penjara

Kandidat spektrum 5G di Indonesia sebelumnya juga pernah dibeberkan oleh Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemenkominfo Ismail. Ismail mengatakan, pemerintah telah memiliki kandidat utama frekuensi untuk 5G, yakni frekuensi 26 GHz.

Sebelumnya, Ismail juga menyampaikan, ada tiga kandidat frekuensi untuk menggelar jaringan 5G. Ketiga frekuensi itu adalah 3,5 GHz, 26 GHz, dan 28 GHz. Namun, di acara ini ia menjelaskan frekuensi 3,5 GHz sudah dipakai untuk satelit.

Spektrum tersebut di atas adalah spektrum dengan kategori Upper band dan Middle band. Untuk yang lebih rendah atau lower band, pemerintah juga memiliki kandidat spektrum lain seperti 800 Mhz dan 700 Mhz. Untuk 800 MHz, frekuensi ini dimanfaatkan Opsel untuk menggelar 4G dan Kominfo percaya diri frekuensi ini dapat pula dimanfaatkan untuk 5G dengan lebih mudah.

Baca Juga:  Perusahaan Dilarang Bayar Upah di Bawah UMK

Namun, untuk frekuensi 700 MHz saat ini masih dipakai untuk siaran televisi analog. Kemenkominfo diketahui masih memiliki pekerjaan rumah yakni mendorong agar stasiun televisi beralih ke digital agar 700 MHz dapat dibagi pemanfaatannya untuk 5G.

Kendati berambisi untuk menjadi yang pertama menggelar 5G, Telkomsel belum bisa memprediksi kapan sinyal 5G akan dikomersilkan untuk kepentingan end user. Mereka harus mempertimbangkan banyak aspek, seperti regulasi pemerintah, perangkat 5G, hingga persoalan spektrum yang masih belum rampung.

Meski begitu, seperti sudah diberitakan sebelumnya, Telkomsel diproyeksikan akan mengimplementasikan 5G untuk industri terlebih dahulu ketimbang mengkomersilkannya untuk konsumer. Sementara untuk sektor industri yang dibidik Telkomsel, jaringan 5G dikatakan sangat baik diimplementasikan untuk industri manufaktur, pertanian, pendidikan, transportasi dan kesehatan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari