PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Penyelundupan empat anak singa dan satu anak leopard diduga untuk jadi koleksi. Harga anak singa dan loepard itu mencapai ratusan juta rupiah dipasar gelap.
Kapolda Riau Irjen Agung Setya menjelaskan, satwa asal Afrika itu kemungkinan besar sudah pesanan. Dengan tujuan satwa ini menjadi koleksi. "Ya, itu kolektor dugaannya," ujarnya dalam acara penyerahan barang bukti ke Kejati Riau di kantor gubernur Riau Hari ini (19/12).
Untuk harga jualnya dipastikan mencapai ratusan juta rupiah. Karena memang satwa ini bukan dari Indonesia. "Satwa endemik Afrika," paparnya.
Sementara Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Riau AKBP Andri S. Menjelaskan, untuk penemuan orang utan dan dua anaknya itu diduga bakal dibawa keluar negeri.
Hal itu sangat memungkinkan karena bisa jadi penyelundup internasional ini mendapat pesanan orang utan. "Ini yang sedang didalami," ujarnya.
Saat ini untuk orang utan itu sedang dalam perawatan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau. Kondisi orang utan itu cukup stres. “Makanya dirawat BKSDA saja,” terangnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Penyelundupan empat anak singa dan satu anak leopard diduga untuk jadi koleksi. Harga anak singa dan loepard itu mencapai ratusan juta rupiah dipasar gelap.
Kapolda Riau Irjen Agung Setya menjelaskan, satwa asal Afrika itu kemungkinan besar sudah pesanan. Dengan tujuan satwa ini menjadi koleksi. "Ya, itu kolektor dugaannya," ujarnya dalam acara penyerahan barang bukti ke Kejati Riau di kantor gubernur Riau Hari ini (19/12).
- Advertisement -
Untuk harga jualnya dipastikan mencapai ratusan juta rupiah. Karena memang satwa ini bukan dari Indonesia. "Satwa endemik Afrika," paparnya.
Sementara Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Riau AKBP Andri S. Menjelaskan, untuk penemuan orang utan dan dua anaknya itu diduga bakal dibawa keluar negeri.
- Advertisement -
Hal itu sangat memungkinkan karena bisa jadi penyelundup internasional ini mendapat pesanan orang utan. "Ini yang sedang didalami," ujarnya.
Saat ini untuk orang utan itu sedang dalam perawatan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau. Kondisi orang utan itu cukup stres. “Makanya dirawat BKSDA saja,” terangnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal