(RIAUPOS.CO) – Bagi Slamet Priyanto dan istrinya, Pujiati, bukan hal yang biasa mereka jalani untuk menyeberang jalan raya dengan lalu lintas kendaraan yang cukup ramai. Apalagi ditambah dengan cuaca panas yang menyengat.
Tapi, kondisi itu yang harus dilakoni Slamet Priyanto, Pujiati, dan jemaah calon haji (JCH) Indonesia lainnya yang menempati pemondokan atau hotel di sektor I Makkah. Yakni, di kawasan Mahbas Jin. Untuk pergi dan pulang dari Masjidilharam, jemaah menumpang bus salawat. Nah, lokasi untuk naik bus tersebut berada di seberang jalan dari hotel yang mereka tempati.
Memang ada akses terowongan atau underpass yang disiapkan pemerintah Saudi. Namun, saat ini masih dalam tahap konstruksi. Kendati begitu, jemaah tidak perlu khawatir untuk menyeberang King Abdul Aziz Road tersebut. Sebab, ada petugas dari penyelenggara ibadah haji (PPIH) yang sigap membantu. Petugas stand-by di Halte Mahbas Jin 79.
”Alhamdulillah kami sangat terbantu dengan pertolongan petugas,” kata Slamet, Sabtu (18/6). ”Kami susah harus kalau harus menyeberang sendiri. Mobilnya kencang-kencang,” imbuh pria berusia 54 tahun asal Lamongan itu.
Tasnah dan Tuminanik, jemaah yang juga berasal dari Lamongan, mengakui kehadiran petugas sangat membantu. ”Kami grogi kalau menyeberang sendiri,” ucapnya.
Para jemaah pun merasa lebih aman dengan bantuan petugas.
”Sebagian jemaah kan dari desa, nggak terbiasa nyeberang jalan besar,” ujar Sasmito, jemaah asal Kedaton, Bojonegoro.
Novianto Hakim, salah seorang petugas transportasi di Mahbas Jin, menuturkan, dia bersama lima petugas lainnya sudah siap di lokasi sejak pukul 06.00. Mereka berbagi tugas. Dua orang membantu menyeberangkan jemaah di salah satu sisi jalan. Lalu, dua orang menunggu di pembatas tengah jalan dan membantu jemaah menyeberang di sisi lainnya. Sedangkan dua petugas lainnya berteduh di halte.
Pola itu dilakukan bergilir. Dengan begitu, setiap petugas memiliki kesempatan berteduh atau beristirahat sejak di tengah teriknya panas di Makkah.
”Kami mengarahkan jemaah ke bus salawat. Kawasan ini paling ramai karena jemaah dari beberapa negara berkumpul di (hotel-hotel) sini,” terang Novianto.
Biasanya, waktu yang ramai jemaah menyeberang untuk menuju ke titik penjemputan bus salawat adalah siang hingga sore.
Kepala Daker Makkah Mukhammad Khanif mengatakan, di jalur penyeberangan itu sebenarnya pemerintah Saudi menyiapkan akses bawah tanah dan penyeberangan di atas. ”Namun, sampai saat ini sedang dilakukan perbaikan,” katanya.
Nah, sebagai antisipasi, pihaknya menempatkan petugas untuk memberikan layanan penyeberangan. Jumlah petugas juga akan ditambah sebanyak 20 orang. Dengan begitu, pembagian jam tugasnya bisa dilakukan dalam tiga sif.
”Tiap sif bisa 6-7 orang tambahannya,” katanya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman