Jumat, 22 November 2024
spot_img

Wabah Covid-19 di Beijing Berasal dari Eropa

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Cina kini dihantam gelombang kedua pandemi Covid-19. Beijing menjadi wilayah dengan banyak kasus baru yang ditemukan. Penelitian terbaru menunjukkan, virus yang menyebar di Beijing kali ini berasal dari Eropa.

Cina mengumumkan data pengurutan genom virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) di Beijing. Dan hasil penelusuran awal menunjukkan virus berasal dari Eropa.

"Menurut hasil kajian genom dan epidemiologi awal, virus ini berasal dari Eropa, tetapi berbeda dengan virus yang saat ini beredar di Eropa," kata anggota Pusat Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Menular China (CDC), Zhang Yong, lewat sebuah artikel yang ditayangkan Jumat (19/6).

"Virus itu usianya lebih lama daripada virus yang saat ini beredar di Eropa," kata Zhang menerangkan.

Zhang menjelaskan kemungkinan virus itu menempel pada produk makanan beku impor atau bersembunyi di lingkungan yang gelap dan lembab seperti di Xinfadi. Lalu dipengaruhi dengan lingkungan yang belum disemprot disinfektan atau disterilisasi

- Advertisement -
- Advertisement -
Baca Juga:  14 Paket Teh Cina Diamankan, Empat Kilogram Berisi Sabu Sisanya Gula

Data dari laman Pusat Data Mikrobiologi Nasional Cina menunjukkan pengurutan data genom itu berasal dari tiga sampel, yang terdiri dari dua sampel manusia dan satu sampel lingkungan. Ketiganya dikumpulkan pada 11 Juni.

Otoritas di Beijing pada 11 Juni melaporkan penularan lokal Covid-19 pertama dalam beberapa bulan terakhir. Delapan hari sejak itu Beijing mencatat total 183 kasus penularan lokal, yang seluruhnya terkait dengan klaster di pasar Xinfadi, yang berada di kawasan barat daya Beijing.

Otoritas setempat mengatakan data tersebut telah diserahkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Cina sebelumnya mendapat tekanan dari banyak negara karena dianggap terlambat mengumumkan temuan Covid-19. Saat itu, pengumuman soal kemunculan wabah baru disampaikan saat kasus positif Covid-19 telah melonjak tinggi di Beijing.

Baca Juga:  Arab Saudi Segera Buka Umrah Secara Bertahap

Sementara itu, ahli epidemiologi CDC, Wu Zunyou, awal pekan ini mengatakan rantai virus yang tersebar di Beijing mirip dengan jenis yang ada di Eropa. Namun, temuan itu tidak serta-merta menunjukkan virus corona jenis baru yang kembali mewabah di Beijing itu berasal dari negara-negara Eropa.

Wu tidak menjelaskan lebih lanjut pendapatnya yang disampaikan sebelum hasil pengurutan genom diumumkan ke publik. Bentuk virus corona yang ditemukan di Amerika Serikat dan Rusia sebagian besar berasal dari Eropa.

Klaster penularan Covid-19 pertama ditemukan di pasar basah Huanan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei pada Desember tahun lalu. Sejak saat itu, virus SARS-CoV-2 telah menyerang hampir 8,5 juta orang dan menewaskan sekitar 450 ribu jiwa.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Cina kini dihantam gelombang kedua pandemi Covid-19. Beijing menjadi wilayah dengan banyak kasus baru yang ditemukan. Penelitian terbaru menunjukkan, virus yang menyebar di Beijing kali ini berasal dari Eropa.

Cina mengumumkan data pengurutan genom virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) di Beijing. Dan hasil penelusuran awal menunjukkan virus berasal dari Eropa.

- Advertisement -

"Menurut hasil kajian genom dan epidemiologi awal, virus ini berasal dari Eropa, tetapi berbeda dengan virus yang saat ini beredar di Eropa," kata anggota Pusat Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Menular China (CDC), Zhang Yong, lewat sebuah artikel yang ditayangkan Jumat (19/6).

"Virus itu usianya lebih lama daripada virus yang saat ini beredar di Eropa," kata Zhang menerangkan.

- Advertisement -

Zhang menjelaskan kemungkinan virus itu menempel pada produk makanan beku impor atau bersembunyi di lingkungan yang gelap dan lembab seperti di Xinfadi. Lalu dipengaruhi dengan lingkungan yang belum disemprot disinfektan atau disterilisasi

Baca Juga:  Timsus, Ingin Temukan Fakta Baru atau Ambil Alih

Data dari laman Pusat Data Mikrobiologi Nasional Cina menunjukkan pengurutan data genom itu berasal dari tiga sampel, yang terdiri dari dua sampel manusia dan satu sampel lingkungan. Ketiganya dikumpulkan pada 11 Juni.

Otoritas di Beijing pada 11 Juni melaporkan penularan lokal Covid-19 pertama dalam beberapa bulan terakhir. Delapan hari sejak itu Beijing mencatat total 183 kasus penularan lokal, yang seluruhnya terkait dengan klaster di pasar Xinfadi, yang berada di kawasan barat daya Beijing.

Otoritas setempat mengatakan data tersebut telah diserahkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Cina sebelumnya mendapat tekanan dari banyak negara karena dianggap terlambat mengumumkan temuan Covid-19. Saat itu, pengumuman soal kemunculan wabah baru disampaikan saat kasus positif Covid-19 telah melonjak tinggi di Beijing.

Baca Juga:  Jamin Masyarakat Natuna Aman

Sementara itu, ahli epidemiologi CDC, Wu Zunyou, awal pekan ini mengatakan rantai virus yang tersebar di Beijing mirip dengan jenis yang ada di Eropa. Namun, temuan itu tidak serta-merta menunjukkan virus corona jenis baru yang kembali mewabah di Beijing itu berasal dari negara-negara Eropa.

Wu tidak menjelaskan lebih lanjut pendapatnya yang disampaikan sebelum hasil pengurutan genom diumumkan ke publik. Bentuk virus corona yang ditemukan di Amerika Serikat dan Rusia sebagian besar berasal dari Eropa.

Klaster penularan Covid-19 pertama ditemukan di pasar basah Huanan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei pada Desember tahun lalu. Sejak saat itu, virus SARS-CoV-2 telah menyerang hampir 8,5 juta orang dan menewaskan sekitar 450 ribu jiwa.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari