ROKANHILIR (RIAUPOS.CO) – Puluhan nelayan di Bagansiapiapi mendapatkan informasi dan pelatihan untuk pengunaan alat komunikasi yang bisa dipergunakan pada saat menghadapi kondisi genting atau darurat dalam melakukan aktifitas di perairan.
Hal itu diperoleh puluhan nelayan lewat sosialisasi pelayanan ISR Maritim (MOTS) dan Bimtek Sertifikat Operator Radio (SOR) yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Pekanbaru berlangsung di aula Kantor BPKAD Rohil di Bagansiapiapi, Rabu (18/5).
Kepala Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Pekanbaru M Syarif Helmi menyebutkan kegiatan itu melibatkan kalangan nelayan serta stakeholder seperti dari Kominfo, bpkad, ksop dan HNSI.
"Untuk wilayah Rohil ini pelaksanaannya tadi (kemarin, red) juga sudah berjalan dengan lancar sekaligus juga memberikan praktik kepada nelayan dalam hal kebencanaan," katanya.
Pihaknya memberikan pemahaman kepada nelayan dalam hal pengunaan frekuensi radio atau perangkat radio komunikasi. Dimana kalangan nelayan mungkin selama ini memang telah menggunakan radio komunikasi namun diperkirakan masih banyak yang tak sesuai standar.
"Kami menganjurkan agar mengunakan perangkat radio komunikasi sesuai standar internasional sehingga bila di lautan butuh bantuan bukan hanya temannya atau yang terdekat saja yang dapat membantu. Tapi seluruh orang yang mendengarkan minta bantuan itu dapat membantunya karena itu sangat penting bila menggunakan perangkat yang standar," kata Syarif.
Kegiatan tersebut, tambahnya, telah dilaksanakan beberapa kali dengan sasaran utama kalangan nelayan yang melibatkan organisasi seperti Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI).
Ketua HSNI Rohil, Jonnaidi menyambut baik kegiatan tersebut karena dirasa sangat membantu bagi nelayan. Terutama nelayan tradisional yang selama ini melaut namun masih minim dengan penggunaan perangkat komunikasi yang memadai.
"Tentunya kegiatan seperti ini sangat berdampak baik bagi masyarakat nelayan. Ke depan agar lebih maju lagi sehingga tidak hanya paparan namun juga mengupayakan adanya bantuan untuk alat komunikasi bagi nelayan kita khususnya di Rohil," kata Jonnaidi.(adv)
ROKANHILIR (RIAUPOS.CO) – Puluhan nelayan di Bagansiapiapi mendapatkan informasi dan pelatihan untuk pengunaan alat komunikasi yang bisa dipergunakan pada saat menghadapi kondisi genting atau darurat dalam melakukan aktifitas di perairan.
Hal itu diperoleh puluhan nelayan lewat sosialisasi pelayanan ISR Maritim (MOTS) dan Bimtek Sertifikat Operator Radio (SOR) yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Pekanbaru berlangsung di aula Kantor BPKAD Rohil di Bagansiapiapi, Rabu (18/5).
- Advertisement -
Kepala Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Pekanbaru M Syarif Helmi menyebutkan kegiatan itu melibatkan kalangan nelayan serta stakeholder seperti dari Kominfo, bpkad, ksop dan HNSI.
"Untuk wilayah Rohil ini pelaksanaannya tadi (kemarin, red) juga sudah berjalan dengan lancar sekaligus juga memberikan praktik kepada nelayan dalam hal kebencanaan," katanya.
- Advertisement -
Pihaknya memberikan pemahaman kepada nelayan dalam hal pengunaan frekuensi radio atau perangkat radio komunikasi. Dimana kalangan nelayan mungkin selama ini memang telah menggunakan radio komunikasi namun diperkirakan masih banyak yang tak sesuai standar.
"Kami menganjurkan agar mengunakan perangkat radio komunikasi sesuai standar internasional sehingga bila di lautan butuh bantuan bukan hanya temannya atau yang terdekat saja yang dapat membantu. Tapi seluruh orang yang mendengarkan minta bantuan itu dapat membantunya karena itu sangat penting bila menggunakan perangkat yang standar," kata Syarif.
Kegiatan tersebut, tambahnya, telah dilaksanakan beberapa kali dengan sasaran utama kalangan nelayan yang melibatkan organisasi seperti Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI).
Ketua HSNI Rohil, Jonnaidi menyambut baik kegiatan tersebut karena dirasa sangat membantu bagi nelayan. Terutama nelayan tradisional yang selama ini melaut namun masih minim dengan penggunaan perangkat komunikasi yang memadai.
"Tentunya kegiatan seperti ini sangat berdampak baik bagi masyarakat nelayan. Ke depan agar lebih maju lagi sehingga tidak hanya paparan namun juga mengupayakan adanya bantuan untuk alat komunikasi bagi nelayan kita khususnya di Rohil," kata Jonnaidi.(adv)