(RIAUPOS.CO) — Perempuan disarankan untuk menjaga kesehatan organ reproduksinya termasuk area serviks. Terutama bagi mereka yang sudah rutin berhubungan intim. Sebab, virus Human Papiloma (HPV) bisa membuat perempuan berisiko terpapar kanker serviks.
Pusat studi asal Amerika Serikat, Dokter Wisconsin mendiagnosis hampir 200 perempuan dengan kanker serviks pada 2016 menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Dalam rangka Bulan Kesadaran Kesehatan Serviks pada Januari, perempuan diajak untuk sadar dan deteksi dini.
Dilansir dari WISN, Minggu (19/1), seorang pasien kanker serviks asal Amerika Serikat, Maria Franklin berusia 27 tahun ketika dia tahu dia menderita kanker serviks. Dia tidak tahu dia bahkan berisiko.
"Saya tidak pernah tes Pap Smear secara teratur. Jadi kalau saya ikut, mungkin itu akan terdeteksi sebelumnya,” kata Franklin.
Suatu hari dia mulai mengalami perdarahan hebat dari vagina dan berakhir di ruang gawat darurat. Dia pun dibiopsi.
“(Saya) akhirnya mendapatkan biopsi dan seminggu kemudian, saya diberi tahu saya menderita kanker,” kata Franklin.
Kemoterapi dan perawatan radiasi berdampak pada organ-organnya. Itu juga membuat Franklin tidak bisa melahirkan.
“Saya pikir itu sama hancurnya dengan mendengar Anda menderita kanker,” kata Franklin.
Praktisi Kesehatan Dr Elizabeth Dickson dari Aurora Medical Center menjelaskan, kanker serviks disebabkan oleh HPV: virus human papilloma. Hampir setiap orang yang pernah melakukan hubungan seksual bisa berisiko. Namun Dickson mengatakan ada langkah pencegahan. Salah satunya adalah Pap Smear. Hal lain yang relatif baru, tetapi mulai gencar adalah vaksin HPV.
Franklin bersyukur dia selamat. Dia sekarang menikah dengan dua anak tiri dari pernikahan suaminya sebelumnya.
“Saya tidak dapat memiliki bayi sendiri, tetapi saya memiliki anak-anak yang saya sayangi seperti anak sendiri,” kata Franklin.