JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Hari terakhir sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti tampil energik dalam acara peluncuran dan bedah buku Transformasi Kelautan dan Perikanan 2014-2019. Mengenakan blus merah muda dan syal motif bunga, Susi duduk di barisan paling depan.
Acara ini dihadiri sejumlah tokoh serta budayawan. Antara lain sosiolog Imam Prasodjo, budayawan Jaya Suprana, KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dan mantan Ketua UKP4 Kuntoro Mangkusubroto.
"Dari 2005 saya sudah bicara tentang illegal fishing, namun (ketika itu) saya pengusaha kecil, jadi tidak ada yang mendengar. Saya itu hanya merasakan di Pangandaran makin sulit cari ikan," kata Susi di Kantor KKP Jakarta, Jumat (18/10).
Susi merasa sangat beruntung dipilih Jokowi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan pada 2014. Kepada Susi, Jokowi menyampaikan harus membuat terobosan dan perubahan di sektor ini, salah satunya dengan membentuk Satgas 115.
Pemilik maskapai Susi Air asal Pangandaran Jawa Barat ini mengaku godaan dan cobaan selama menjabat sebagai menteri sangat berat. Termasuk lobi mafia yang terus merongrongnya.
"Lobi mafia di sektor ini mengetuk setiap pintu, pemerintah, partai politik, lembaga, tokoh masyarakat, semua didatangi untuk bisa mengubah kebijakan dengan harga yang tinggi sekalipun," kata Susi.
Tak hanya itu, selama menjadi menteri, Susi mengaku kenyang dengan cibiran, ancaman, dan demo atas kebijakan yang dikeluarkan. Namun, apa yang ia putuskan semata-mata untuk mensejahterakan nelayan dan masyarakat Indonesia.
"Ternyata kita bisa menunjukkan peningkatan yang luar biasa neraca perdagangan perikanan nomor satu di Asia Tenggara, tadinya nomor tiga pun tidak. Surplus mencapai USD 4 miliar lebih dari perdagangan produk komoditi perikanan," tegas Susi.
Sumber Jawapos.com
Editor : Rinaldi