Kamis, 19 September 2024

Soal Kapal Selam Nuklir Australia, Prancis Merasa Ditikam dari Belakang

WASHINGTON (RIAUPOS.CO) – Amerika Serikat (AS) buru-buru membujuk Prancis yang marah gara-gara AS dan Inggris ingin bantu Australia dalam proyek kapal selam bertenaga nuklir.

Dalam konferensi pers, Blinken menyatakan bahwa AS ingin memperdalam kerja sama dengan Indo-Pacific. Blinken menyebut Prancis memegang posisi vital dalam upaya AS ini

"Kami membagi banyak prioritas bersama Prancis dan bekerja sama dengan sangat erat, tak hanya di Indo-Pasifik, tetapi juga di luar dunia. Kami akan terus melakukannya. Kami menempatkan nilai fundamental pada hubungan ini, pada kemitraan ini," kata Blinken, dilansir Reuters.

Blinken mengklaim para pejabat AS telah menghubungi Prancis sebagai mitra untuk membahas kebijakan ini, sebelum dan setelah pengumuman.

- Advertisement -
Baca Juga:  Wakil Ketua MPR Desak Menaker Cabut Permenaker Nomor 2 Tahun 2022

Namun, seorang pejabat Prancis yang tak ingin disebutkan identitasnya menyampaikan bahwa AS tidak memberitahukan kerja sama trilateral ini pada negaranya.

Para pejabat Prancis mengetahui kerja sama ini dari media dan langsung melontarkan berbagai pertanyaan pada rekan mereka di AS.

- Advertisement -

Seperti diketahui sebelumnya, AS dan Inggris memutuskan untuk membantu Australia mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir.

Keputusan ini menuai amarah Prancis karena sebelumnya Australia memutuskan kerja sama dengan Prancis terkait pembangunan kapal selam. Dikabarkan, kerja sama mereka memakan biaya $40 miliar (setara Rp569 triliun).

Namun, kerja sama Australia dengan AS telah membuat kesepakatan negara itu dengan Prancis batal.

"Ini benar-benar menikam dari belakang. Kami telah menjalin hubungan kepercayaan dengan Australia, kepercayaan ini telah dikhianati," ujar Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian kepada radio France Info, dikutip AFP, Kamis (16/9/2021).

Baca Juga:  Mercedes Pensiunkan Mesin V8

"Keputusan itu tidak dapat diterima dan tidak dapat dimengerti," ungkap Drian.

Drian juga merasa tertipu dengan apa yang dilakukan Washington terhadap pihaknya. Padahal, Prancis dan sekutunya telah mengerjakan kebijakan Indo-Pasifik yang koheren dan terstruktur untuk menghadapi kekuatan Cina.

"Kami telah mendiskusikannya dengan Amerika Serikat baru-baru ini, dan inilah kehancurannya. Itu pelanggaran kepercayaan yang besar," kata Drien.

Sumber: AFP/Reuters/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

WASHINGTON (RIAUPOS.CO) – Amerika Serikat (AS) buru-buru membujuk Prancis yang marah gara-gara AS dan Inggris ingin bantu Australia dalam proyek kapal selam bertenaga nuklir.

Dalam konferensi pers, Blinken menyatakan bahwa AS ingin memperdalam kerja sama dengan Indo-Pacific. Blinken menyebut Prancis memegang posisi vital dalam upaya AS ini

"Kami membagi banyak prioritas bersama Prancis dan bekerja sama dengan sangat erat, tak hanya di Indo-Pasifik, tetapi juga di luar dunia. Kami akan terus melakukannya. Kami menempatkan nilai fundamental pada hubungan ini, pada kemitraan ini," kata Blinken, dilansir Reuters.

Blinken mengklaim para pejabat AS telah menghubungi Prancis sebagai mitra untuk membahas kebijakan ini, sebelum dan setelah pengumuman.

Baca Juga:  Minta Pekerja Laporkan Kendala THR

Namun, seorang pejabat Prancis yang tak ingin disebutkan identitasnya menyampaikan bahwa AS tidak memberitahukan kerja sama trilateral ini pada negaranya.

Para pejabat Prancis mengetahui kerja sama ini dari media dan langsung melontarkan berbagai pertanyaan pada rekan mereka di AS.

Seperti diketahui sebelumnya, AS dan Inggris memutuskan untuk membantu Australia mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir.

Keputusan ini menuai amarah Prancis karena sebelumnya Australia memutuskan kerja sama dengan Prancis terkait pembangunan kapal selam. Dikabarkan, kerja sama mereka memakan biaya $40 miliar (setara Rp569 triliun).

Namun, kerja sama Australia dengan AS telah membuat kesepakatan negara itu dengan Prancis batal.

"Ini benar-benar menikam dari belakang. Kami telah menjalin hubungan kepercayaan dengan Australia, kepercayaan ini telah dikhianati," ujar Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian kepada radio France Info, dikutip AFP, Kamis (16/9/2021).

Baca Juga:  KLHK Segel 10 Lokasi Karhutla di Kalimantan Barat

"Keputusan itu tidak dapat diterima dan tidak dapat dimengerti," ungkap Drian.

Drian juga merasa tertipu dengan apa yang dilakukan Washington terhadap pihaknya. Padahal, Prancis dan sekutunya telah mengerjakan kebijakan Indo-Pasifik yang koheren dan terstruktur untuk menghadapi kekuatan Cina.

"Kami telah mendiskusikannya dengan Amerika Serikat baru-baru ini, dan inilah kehancurannya. Itu pelanggaran kepercayaan yang besar," kata Drien.

Sumber: AFP/Reuters/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari