(RIAUPOS.CO) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta agar semua stok vaksin segera dihabiskan dan jangan sampai ada yang disimpan alias ditimbun. Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat vaksinasi nasional.
“Saya minta Bapak Menkes, sampaikan sampai organisasi terbawah (bahwa) tidak ada stok untuk vaksin. Artinya dikirim, habiskan, dikirim, habiskan. Karena kita ingin mengejar vaksinasi ini secepat-cepatnya,” ujarnya secara virtual, Sabtu (17/7).
Jokowi mengungkapkan, saat ini terdapat stok vaksin yang cukup banyak. Sebab, berdasarkan data, yang masuk ke Indonesia baik itu berupa vaksin jadi maupun bulk sebanyak 137 juta. Sementara, yang sudah disuntikkan baru sekitar 54 juta dosis.
“Artinya stok yang ada baik di Bio Farma maupun di Kemenkes atau mungkin di provinsi, kabupaten, kota, rumah sakit, puskesmas-puskesmas terlalu besar,” tuturnya.
Jokowi menyebut, jika pelaksanaan vaksinasi dapat berlangsung cepat dan dilakukan dengan segera, maka dapat mengejar target mencapai kekebalan tubuh secara komunal (herd immunity) lebih cepat. Jika pelaksanaan vaksinasi berjalan cepat tanpa adanya stok disimpan, maka diperkirakan target kekebalan tubuh secara komunal secara nasional dapat tercapai Agustus.
“Terbukti dua atau tiga hari lalu kita sehari bisa menyuntikkan 2,3 juta. Saya yakin 5 juta itu bisa. Sekali lagi tidak susah ada stok,” tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu. “Cepat habisin sehingga ada kecepatan. Karena salah satu kunci kita menyelesaikan masalah ini adalah kecepatan vaksinasi. Ini sesuai yang disampaikan Dirjen WHO,” jelasnya lagi.
Jokowi juga menyoroti sejumlah daerah yang perlu didorong vaksinasinya selain DKI Jakarta dan Bali, yang masing-masing sudah mencapai 81 persen dan 72 persen dari target. “Jawa Barat (baru) 12 persen, Jawa Tengah (baru) 14 persen, Banten (baru) 14 persen. Sehingga Jawa segera masuk ke herd immunity pada Agustus akhir atau paling lambat pertengahan September,” ungkapnya.