JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Pariwisata menjadi salah satu sektor yang berpotensi paling terpukul karena munculnya Covid-19, sebutan untuk virus corona. Kemarin (17/2) Presiden Joko Widodo mengadakan rapat terbatas untuk mencari solusi mengantisipasi menurunnya pariwisata lantaran virus mematikan itu.
Pada prinsipnya, presiden menginginkan adanya insentif untuk industri pariwisata.
Tujuannya, harga paket-paket wisata ke Indonesia makin kompetitif sehingga kian diminati wisatawan. Khususnya dari mancanegara. ’’Masih kita hitung bersama sore hari ini untuk memberikan diskon atau insentif bagi wisman, yaitu 30 persen dari tarif riil,’’ ujar dia di kantor presiden. Insentif tersebut diharapkan bisa diberikan untuk destinasi-destinasi wisata tertentu yang diproyeksikan menjadi lumbung turis. Baik internasional maupun domestik. Bahkan, bila diperlukan, agen-agen wisata diberi insentif hingga 50 persen untuk memacu mereka memberikan diskon besar bagi para turis. ’’Tapi, ini belum diputuskan,’’ lanjutnya.
Rapat tersebut akhirnya menyepakati beberapa poin. Yang utama, menugasi Menteri Pariwisata Wishnutama Kusubandrio bersama sejumlah menteri terkait untuk membahas lebih lanjut seberapa besar insentif yang bisa diberikan. Juga, bagaimana menaikkan travel tourism competitiveness index Indonesia. Saat ini Indonesia berada di posisi ke-40. ’’Kita berniat meningkatkan ranking kita menjadi posisi ke-38, antara 36-38, di tahun 2021,’’ terang Tama, panggilan Wishnutama. Posisi Indonesia itu masih di bawah Thailand (31) dan Malaysia (29).
Untuk menaikkan peringkat tersebut, yang dibutuhkan bukan hanya promosi. Tetapi, juga fasilitas yang memadai. Misalnya, seat penerbangan. Pemerintah berencana meningkatkan jumlah seat penerbangan tahunan dari dan menuju Indonesia. Selama ini seat yang tersedia hanya sekitar 25 juta. Bandingkan dengan Thailand yang memiliki 57 juta seat, Singapura 35 juta, dan Malaysia 44,8 juta.
Penambahan jumlah seat akan dibicarakan lebih lanjut karena terkait pula dengan rencana pemberian insentif. Rencananya hari ini dia bertemu dengan Menkeu dan Menhub untuk membahas lebih detail skema-skema insentif yang bisa diberikan. ’’Yang diberi insentif adalah sektor industri pariwisata,’’ lanjutnya. Artinya, insentif tidak diberikan parsial, melainkan menyeluruh. Keinginan presiden, insentif yang diberikan bisa mencapai 30 persen. Namun, angka riilnya baru diputuskan setelah rapat bersama sejumlah kementerian. Sebab, banyak komponen yang perlu dibahas. Misalnya, tiket, landing fee, avtur, bidang perhotelan, dan sektor lain yang terkait dengan industri pariwisata.
Nasib WNI di Kapal Pesiar
Menlu Retno Marsudi menjelaskan kondisi terkini WNI di dua kapal asing. Yakni, Diamond Princess di Jepang dan Westerdam di Kamboja. Di Diamond Princess jumlah kru WNI 78 orang. Di Westerdam lebih banyak lagi. ’’WNI kita adalah kru terbesar. Jumlahnya 362 orang,’’ jelasnya.
Hingga kemarin, pihak otoritas Jepang menyatakan bahwa masa karantina kapal Diamond Princess berakhir besok (19/2). Sejauh ini, semua WNI juga dinyatakan sehat. Namun, pihaknya akan terus memantau. Kalau-kalau terjadi perubahan. Kemenlu dan Kemenkes sudah berkoordinasi dan mengirim tim ke Tokyo. Tim tersebut mengantisipasi selesainya masa karantina. Sekaligus mengatur kepulangan mereka. ’’Kalau pulang, itu berarti mereka dalam kondisi sehat,’’ lanjut Retno. Sebab, dalam kondisi saat ini, WHO melarang mengevakuasi orang sakit.
Setelah masa observasi selesai besok, masih ada prosedur pengecekan dari otoritas kesehatan Jepang. ’’Mungkin dilakukan dua hari, kemudian tambah waktu untuk hasilnya dua hari sekitar tanggal 23-24 (selesai),’’ urai Retno. Itu adalah perkiraan Kemenlu berdasar informasi dari otoritas Jepang. Dengan demikian, tutur dia, ketika kembali ke Indonesia, mereka tidak memerlukan observasi.
Mengenai Westerdam, kondisi seluruh kru asal Indonesia (362 orang) sehat saat kapal itu berlabuh. Dari jumlah tersebut, 60 orang menyatakan bakal pulang karena kontrak kerja selesai. Namun, ada beberapa yang kontraknya diperpanjang. Hingga kemarin yang sudah kembali ke Indonesia 27 orang. ’’Ketika mereka pulang, sudah dilakukan pengecekan oleh tim Kementerian Kesehatan dan diberikan health alert card,’’ jelasnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan penghargaan Adikarya Dirgantara Adhirajasa kepada 18 kru pesawat Batik Air yang terlibat operasi penjemputan WNI di Wuhan beberapa waktu lalu. Mereka terdiri atas 2 pilot berpangkat kapten yang salah satunya menjadi komandan penerbangan, 2 first officer (FO), 11 pramugari dan pramugara, 1 flight operation officer (FOO), serta 2 flight engineer. ”Kami sebagai regulator yang mengayomi penerbangan bisa membayangkan bahwa upaya voluntary dari adik-adik kita ini luar biasa,” katanya.
Sumber: Jawapos.com
Editor : Deslina