Jumat, 20 September 2024

Limbah Medis Terus Bertambah, Ancaman bagi Masyarakat

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Limbah medis kini menjadi ancaman baru. Pandemi corona yang membuat banyak orang harus masuk rumah sakit, dikarantina, dan yang lainnya, adalah salah satu penyebabnya.

Anggota Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Lia G Partakusuma mengatakan sebelum pandemi Covid-19 melanda, limbah medis yang dihasilkan hanya sebesar 1 Kg per pasien per hari. Namun, kini bertambah menjadi 1,88 Kg per pasien per hari.

“Pas peak (puncak infeksi), BOR (bed occupancy rate) itu meningkat luar biasa, bahkan tidak tertampung, jumlah yang dihasilkan biasanya 75 ton, naik menjadi 300 ton per hari, bahkan 493 ton per hari,” jelas dia dalam Kilas Balik Covid-19: Pengelolaan Limbah Medis Selama Pandemi di Restoran Tesate, Jakarta, Jumat (17/12/2021).

Baca Juga:  Ari Rayuw Aji

Untuk pemusnahan limbah medis ini masih belum bisa tertangani sepenuhnya. Ia mengakui bahwa kurang lebih terdapat 100 ton limbah medis yang terbengkalai.

- Advertisement -

“225 ton per hari kapasitasnya (pemusnahan, red) tapi itu kita tidak bisa (lebih dari kapasitas, red), lebih dari 100 ton terbengkalai. Ini karena kurangnya kapasitas yang harusnya disediakan oleh pemerintah atau swasta terhadap limbah,” ucapnya.

Ia pun juga menyampaikan dampak yang dihasilkan oleh limbah medis kepada masyarakat. Salah satunya adalah dapat menyebabkan infeksi, mengingat virus Covid-19 dapat menyebar dengan mudah melalui media, seperti tangan atau benda mati.

- Advertisement -

Lalu pencemaran lingkungan yang mengganggu kualitas air dan tanah di sekitar. Begitu juga untuk gangguan estetika lingkungan yang tidak enak dipandang mata.

Baca Juga:  Puncak Mudik 30 April, 8 hingga 9 Juta Orang Bakal Mudik Naik Pesawat

“Saya jadi tergelitik kenapa orang tidak peduli banget, jadi membuat gangguan psikologis masyakarat,” serunya.

Untuk itu, agar bisa tertangani dengan baik, perlu adanya kesadaran diri dari masyarakat untuk mengelola limbah itu sendiri.

“Kalau itu di rumah tangga, itu kita perlu kerja sama, bagaimana kita memahami agar tidak menginfeksi yang lain, kita perlu sadari sebelumnya,” tandas Lia.

Sumber: JPG/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Limbah medis kini menjadi ancaman baru. Pandemi corona yang membuat banyak orang harus masuk rumah sakit, dikarantina, dan yang lainnya, adalah salah satu penyebabnya.

Anggota Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Lia G Partakusuma mengatakan sebelum pandemi Covid-19 melanda, limbah medis yang dihasilkan hanya sebesar 1 Kg per pasien per hari. Namun, kini bertambah menjadi 1,88 Kg per pasien per hari.

“Pas peak (puncak infeksi), BOR (bed occupancy rate) itu meningkat luar biasa, bahkan tidak tertampung, jumlah yang dihasilkan biasanya 75 ton, naik menjadi 300 ton per hari, bahkan 493 ton per hari,” jelas dia dalam Kilas Balik Covid-19: Pengelolaan Limbah Medis Selama Pandemi di Restoran Tesate, Jakarta, Jumat (17/12/2021).

Baca Juga:  Perkuat Sinergi TNI-Polri Jadi PR Sigit

Untuk pemusnahan limbah medis ini masih belum bisa tertangani sepenuhnya. Ia mengakui bahwa kurang lebih terdapat 100 ton limbah medis yang terbengkalai.

“225 ton per hari kapasitasnya (pemusnahan, red) tapi itu kita tidak bisa (lebih dari kapasitas, red), lebih dari 100 ton terbengkalai. Ini karena kurangnya kapasitas yang harusnya disediakan oleh pemerintah atau swasta terhadap limbah,” ucapnya.

Ia pun juga menyampaikan dampak yang dihasilkan oleh limbah medis kepada masyarakat. Salah satunya adalah dapat menyebabkan infeksi, mengingat virus Covid-19 dapat menyebar dengan mudah melalui media, seperti tangan atau benda mati.

Lalu pencemaran lingkungan yang mengganggu kualitas air dan tanah di sekitar. Begitu juga untuk gangguan estetika lingkungan yang tidak enak dipandang mata.

Baca Juga:  Eks Direktur Operasional PT PDB Ditangkap

“Saya jadi tergelitik kenapa orang tidak peduli banget, jadi membuat gangguan psikologis masyakarat,” serunya.

Untuk itu, agar bisa tertangani dengan baik, perlu adanya kesadaran diri dari masyarakat untuk mengelola limbah itu sendiri.

“Kalau itu di rumah tangga, itu kita perlu kerja sama, bagaimana kita memahami agar tidak menginfeksi yang lain, kita perlu sadari sebelumnya,” tandas Lia.

Sumber: JPG/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari