Jumat, 20 September 2024

Kenali Dampak Lingkungan Kerja Bagi Kesehatan Mental

RIAUPOS.CO – Semua pekerjaan memiliki tingkat stres sendiri-sendiri, baik itu tinggi maupun rendah, sering atau jarang. Namun, jangan sepelekan apabila semakin hari Anda semakin merasa lelah, stres, tertekan, depresi, dan tidak bersemangat lagi dengan pekerjaan Anda. Jangan-jangan lingkungan kerja Anda toxic atau beracun bagi kesehatan mental.

Pada dasarnya, ada tiga alasan utama seseorang memilih suatu pekerjaan. Pertama, lingkup pekerjaan sesuai dengan keilmuan atau passion yang dimiliki. Kedua, pekerjaan itu memberikan gaji yang memuaskan. Ketiga, lokasinya berdekatan dengan tempat tinggal atau jauh dari kemacetan.

Anda umumnya akan merasa nyaman bila sudah punya pekerjaan yang memenuhi minimal dua kriteria di atas. Namun, orang yang bekerja di lingkungan toxic tidak akan merasakan nyaman dengan pekerjaannya, bahkan cenderung semakin buruk.

Jangankan bekerja, melangkahkan kaki keluar rumah untuk menuju ke kantor setiap hari bisa terasa berat dan malas. Jika mengalami hal tersebut, mungkin kesehatan mental Anda sudah mulai terganggu oleh lingkungan kerja yang kurang baik.

Baca Juga:  KKP Cegah Penularan Virus Corona Lewat Ikan Impor

Sama seperti kesehatan fisik, kesehatan mental tidak kalah pentingnya bagi tubuh. Bahkan, kesehatan mental yang terganggu dapat pula menyebabkan gangguan kesehatan fisik. Contoh sederhananya, seseorang yang sedang stres dapat mengalami sakit kepala atau sakit mag.

- Advertisement -

Kenali lingkungan kerja yang toxic

Lingkungan kerja yang toxic atau beracun dapat berasal dari pekerjaan, suasana, orang-orang di dalamnya, atau kombinasi beberapa faktor tersebut. Ada beberapa pertanyaan yang dapat Anda tanyakan kepada diri sendiri untuk mengetahui apakah lingkungan kerja Anda toxic atau tidak.

Misalnya, “Apakah Anda dapat tidur dengan cukup dan nyenyak sehari-hari?”, “Apakah Anda sering merasa cemas dan berdebar-debar tanpa sebab yang jelas?”, “Apakah Anda mengalami gangguan makan (tidak selera makan atau makan terlalu kalap)?”, serta “Apakah Anda merasa nyaman, aman, dan bahagia ketika berada di tempat kerja dan di rumah?”.

- Advertisement -

Apabila ada satu saja jawaban negatif dari pertanyaan tersebut, maka kemungkinan lingkungan tempat kerja Anda sekarang ini beracun bagi kesehatan mental.

Baca Juga:  Tiga Pengedar dan Satu Pengguna Sabu Diamankan Polisi di Rohil

Ciri-ciri lingkungan kerja yang ’beracun’

Di lingkungan kerja yang toxic, umumnya para karyawannya merasa kurang sejahtera. Mereka merasa kelelahan, stres, dan jenuh dengan beban tugas yang diberikan. Saking banyaknya beban tugas, karyawan sering harus bekerja lembur. Karyawan juga tampak kurang bahagia, kurang tampak komunikasi, interaksi,  dan keeratan antarkaryawan.

Sebaliknya, lingkungan kerja yang terlalu sarat dengan gosip dan rumor juga dapat “meracuni” kesehatan mental pekerjanya. Selain itu, atasan yang memimpin dengan kurang bijaksana juga dapat membuat lingkungan kerja menjadi tidak sehat, seperti memaksakan kehendak, bersifat otoriter, dan kurang mengayomi anak buah.

Akibat semua hal yang dibahas di atas, pada umumnya turn over karyawan akan relatif tinggi. Karena merasa kurang nyaman di lingkungan kerja demikian, karyawan akan sulit merasa kerasan hingga akhirnya memutuskan untuk keluar.

Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina
   

RIAUPOS.CO – Semua pekerjaan memiliki tingkat stres sendiri-sendiri, baik itu tinggi maupun rendah, sering atau jarang. Namun, jangan sepelekan apabila semakin hari Anda semakin merasa lelah, stres, tertekan, depresi, dan tidak bersemangat lagi dengan pekerjaan Anda. Jangan-jangan lingkungan kerja Anda toxic atau beracun bagi kesehatan mental.

Pada dasarnya, ada tiga alasan utama seseorang memilih suatu pekerjaan. Pertama, lingkup pekerjaan sesuai dengan keilmuan atau passion yang dimiliki. Kedua, pekerjaan itu memberikan gaji yang memuaskan. Ketiga, lokasinya berdekatan dengan tempat tinggal atau jauh dari kemacetan.

Anda umumnya akan merasa nyaman bila sudah punya pekerjaan yang memenuhi minimal dua kriteria di atas. Namun, orang yang bekerja di lingkungan toxic tidak akan merasakan nyaman dengan pekerjaannya, bahkan cenderung semakin buruk.

Jangankan bekerja, melangkahkan kaki keluar rumah untuk menuju ke kantor setiap hari bisa terasa berat dan malas. Jika mengalami hal tersebut, mungkin kesehatan mental Anda sudah mulai terganggu oleh lingkungan kerja yang kurang baik.

Baca Juga:  KKP Cegah Penularan Virus Corona Lewat Ikan Impor

Sama seperti kesehatan fisik, kesehatan mental tidak kalah pentingnya bagi tubuh. Bahkan, kesehatan mental yang terganggu dapat pula menyebabkan gangguan kesehatan fisik. Contoh sederhananya, seseorang yang sedang stres dapat mengalami sakit kepala atau sakit mag.

Kenali lingkungan kerja yang toxic

Lingkungan kerja yang toxic atau beracun dapat berasal dari pekerjaan, suasana, orang-orang di dalamnya, atau kombinasi beberapa faktor tersebut. Ada beberapa pertanyaan yang dapat Anda tanyakan kepada diri sendiri untuk mengetahui apakah lingkungan kerja Anda toxic atau tidak.

Misalnya, “Apakah Anda dapat tidur dengan cukup dan nyenyak sehari-hari?”, “Apakah Anda sering merasa cemas dan berdebar-debar tanpa sebab yang jelas?”, “Apakah Anda mengalami gangguan makan (tidak selera makan atau makan terlalu kalap)?”, serta “Apakah Anda merasa nyaman, aman, dan bahagia ketika berada di tempat kerja dan di rumah?”.

Apabila ada satu saja jawaban negatif dari pertanyaan tersebut, maka kemungkinan lingkungan tempat kerja Anda sekarang ini beracun bagi kesehatan mental.

Baca Juga:  Libatkan Ahli Bahas Kemungkinan Legalisasi Ganja Medis

Ciri-ciri lingkungan kerja yang ’beracun’

Di lingkungan kerja yang toxic, umumnya para karyawannya merasa kurang sejahtera. Mereka merasa kelelahan, stres, dan jenuh dengan beban tugas yang diberikan. Saking banyaknya beban tugas, karyawan sering harus bekerja lembur. Karyawan juga tampak kurang bahagia, kurang tampak komunikasi, interaksi,  dan keeratan antarkaryawan.

Sebaliknya, lingkungan kerja yang terlalu sarat dengan gosip dan rumor juga dapat “meracuni” kesehatan mental pekerjanya. Selain itu, atasan yang memimpin dengan kurang bijaksana juga dapat membuat lingkungan kerja menjadi tidak sehat, seperti memaksakan kehendak, bersifat otoriter, dan kurang mengayomi anak buah.

Akibat semua hal yang dibahas di atas, pada umumnya turn over karyawan akan relatif tinggi. Karena merasa kurang nyaman di lingkungan kerja demikian, karyawan akan sulit merasa kerasan hingga akhirnya memutuskan untuk keluar.

Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina
   

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari