KHARKIV (RIAUPOS.CO) – "Ukraina bisa memenangkan perang ini." Sekjen NATO Jens Stoltenberg melontarkan pernyataan tersebut, Ahad (15/5). Invasi Rusia diyakini tidak berjalan sesuai rencana. Memasuki bulan ketiga, tidak banyak kemajuan yang dicapai oleh Negeri Beruang Merah tersebut.
Stoltenberg mendorong agar negara-negara terus memberikan bantuan militer ke Ukraina guna memperbesar peluang kemenangan. Tanpa bantuan persenjataan dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, Ukraina tentu sudah lama kalah. Ia tidak sebanding dengan Rusia dari segi kemampuan pertahanan militernya.
Dengan bantuan dari sekutunya, Ukraina mampu membalas serangan Rusia. Senin (16/5) mereka berhasil memukul mundur tentara Moskov di Kharkiv hingga ke perbatasan dua negara. Kharkiv adalah kota terbesar kedua di Ukriana yang dihuni 1,4 juta penduduk.
"Ketidakmampuan Rusia mengambil alih kota tersebut akan dianggap sebagai kekalahan oleh Kremlin," ujar Jendral Sir Richard Barrons, mantan komandan Komando Pasukan Gabungan Inggris. Rusia diyakini tengah fokus di wilayah Donbas yang terletak di Timur.
Sementara itu, Swedia sudah mengambil keputusan bulat. Mereka akan mengikui jejak Finlandia untuk mendaftar untuk menjadi anggota NATO. Perdana Menteri (PM) Swedia Magdalena Andersson menegaskan bahwa mereka masih belum memutuskan tanggal untuk mengajukan pendaftaran. Itu karena Swedia bakal melakukannya berbarengan dengan Finlandia.
"Ini adalah keputusan bersejarah. Ini bukan tentang partai politik tapi tentang mengambil tanggung jawab bersama demi keamanan negara," ujar Ketua Partai Moderat Ulf Kristersson. Dia adalah tokoh oposisi di Swedia.
Keputusan Swedia dan Finlandia itu berubah drastis dari status mereka selama ini. Sejak perang dunia kedua berakhir, dua negara tersebut memilih tidak bergabung dengan aliansi militer manapun. Rusia pun berang dengan keputusan tersebut.
"Itu adalah kesalahan besar lainnya dengan konsekuensi yang luas. Tingkat ketegangan militer secara umum akan meningkat," tegas Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, Selasa (16/5).(sha/bay/das)
Laporan JPG, Kiev
KHARKIV (RIAUPOS.CO) – "Ukraina bisa memenangkan perang ini." Sekjen NATO Jens Stoltenberg melontarkan pernyataan tersebut, Ahad (15/5). Invasi Rusia diyakini tidak berjalan sesuai rencana. Memasuki bulan ketiga, tidak banyak kemajuan yang dicapai oleh Negeri Beruang Merah tersebut.
Stoltenberg mendorong agar negara-negara terus memberikan bantuan militer ke Ukraina guna memperbesar peluang kemenangan. Tanpa bantuan persenjataan dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, Ukraina tentu sudah lama kalah. Ia tidak sebanding dengan Rusia dari segi kemampuan pertahanan militernya.
- Advertisement -
Dengan bantuan dari sekutunya, Ukraina mampu membalas serangan Rusia. Senin (16/5) mereka berhasil memukul mundur tentara Moskov di Kharkiv hingga ke perbatasan dua negara. Kharkiv adalah kota terbesar kedua di Ukriana yang dihuni 1,4 juta penduduk.
"Ketidakmampuan Rusia mengambil alih kota tersebut akan dianggap sebagai kekalahan oleh Kremlin," ujar Jendral Sir Richard Barrons, mantan komandan Komando Pasukan Gabungan Inggris. Rusia diyakini tengah fokus di wilayah Donbas yang terletak di Timur.
- Advertisement -
Sementara itu, Swedia sudah mengambil keputusan bulat. Mereka akan mengikui jejak Finlandia untuk mendaftar untuk menjadi anggota NATO. Perdana Menteri (PM) Swedia Magdalena Andersson menegaskan bahwa mereka masih belum memutuskan tanggal untuk mengajukan pendaftaran. Itu karena Swedia bakal melakukannya berbarengan dengan Finlandia.
"Ini adalah keputusan bersejarah. Ini bukan tentang partai politik tapi tentang mengambil tanggung jawab bersama demi keamanan negara," ujar Ketua Partai Moderat Ulf Kristersson. Dia adalah tokoh oposisi di Swedia.
Keputusan Swedia dan Finlandia itu berubah drastis dari status mereka selama ini. Sejak perang dunia kedua berakhir, dua negara tersebut memilih tidak bergabung dengan aliansi militer manapun. Rusia pun berang dengan keputusan tersebut.
"Itu adalah kesalahan besar lainnya dengan konsekuensi yang luas. Tingkat ketegangan militer secara umum akan meningkat," tegas Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, Selasa (16/5).(sha/bay/das)
Laporan JPG, Kiev