SIAK SRIINDRAPURA (RIAUPOS.CO)- Sebanyak 8 unit rumah warga di RT 002 RW 004 Dusun Harapan, Kampung Pinang Sebatang, Perawang, Kecamatan Tualang yang dibangun dari material papan ludes dilalap si jago merah, Senin (17/2/2020) subuh.
Kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 04.00 WIB tidak menimbulkan korban jiwa, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta. Selain 8 unit rumah, juga ikut terbakar 1 mobil Toyota Rush. Kebakaran diduga akibat konseling listrik. Para korban Budi (51), Samwil (41), Iwan (40), Ashar (35), Zulfitri (40), Febriyanto (45), Dakir Lukman ( 45), dan Imron (44).
Informasi diperoleh sumber kebakaran hebat terjadi di salah satu kedai harian milik korban Budi. Api dari depan rumah Budi dengan cepat melalap 7 rumah lainnya yang dibangun dari material papan hingga dengan cepat rata dengan tanah.
Menurut saksi mata warga setempat Salihin menyebutkan, dirinya melihat ada api menjelang subuh di dalam rumah korban Budi. Kemudian dirinya langsung keluar dari rumah bersama keluarga menyelamatkan diri.
Karena api sudah membesar, Salihin bersama keluarga melalui pintu belakang rumah. "Kami lewat pintu belakang, karena api sudah membesar," ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan warga lainnya. Beri menuturkan, api terlihat dari depan rumah Budi. Pemilik rumah berusaha untuk memadamkan api, namun kedai harian dari papan dan ada gas elpiji, sehingga terjadi kebakaran besar.
"Sumber api dari bagian rumah Budi. Karena ada elpiji maka api semakin membesar dan menjalar ke rumah warga lainnya," ujarnya.
Dijelaskan Beri, kebakaran hebat itu meludeskan 8 unit rumah itu hanya waktu setengah jam, karena rumah warga dari papan sehingga dengan cepat terbakar. Sebelum mobil pemadam kebakaran tiba, masyarakat berupaya melakukan pemadaman dengan melakukan penyiraman seadanya dengan menggunakan ember, namun api sangat cepat melalap bangunan tersebut.
Api dapat dipadamkan setelah tiga unit mobil pemadam kebakaran melakukan penyiraman, sehingga api tidak menjalar ke rumah lainnya. Akibatnya, kebakaran tersebut kerugian ditafsir mencapai ratusan juta rupiah.
Laporan: Wiwik
Editor: E Sulaiman