Selasa, 17 September 2024

Dewan Dukung Sekolah Tatap Muka

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kota Pekanbaru Aidil Amri menyatakan mendukung Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mulai memberikan izin untuk belajar dengan tatap muka.

Meski saat ini baru untuk SMP, namun diharapkan tetap menerapkan SOP dengan standar protokol kesehatan (prokes) yang berlaku. Karena meski jumlah kasus landai, namun bukan berarti teror Covid-19 berakhir.

"Kami mendukung kebijakan ini, sekolah tatap muka jauh lebih baik dari pada sistem daring," kata Aidil kepada wartawan Senin (16/11/2020). 

Disampaikan Aidil, belajar dengan menggunakan jaringan internet banyak mendapat keluhan dari walimurid. Dan yang jelas menjadi tambahan biaya.

- Advertisement -

Setelah hampir delapan bulan proses belajar mengajar menggunakan sistem daring, dengan sekolah tatap muka yang sudah dibuka ini, disarankan Aidil, pemko harus mengawasi betul prosesnya dilapangan sesuai SOP yang berlaku. 

Baca Juga:  Muncul Klaster Pendidikan, Tatap Muka Januari Dievaluasi 

Disebutkannya juga, apa yang sudah menjadi ketentuan yang sudah ditegaskan pemko diminta untuk dapat dilaksanakan, seperti surat izin dari orang tua.

- Advertisement -

"Penerapan prokes, seperti menggunakan masker, berjarak, lalu tempat cuci tangan harus diutamakan," ungkapnya.

Tidak hanya itu, Aidil juga menyarankan jam belajar harus juga dipertimbangkan. Artinya tidak terlalu lama di sekolah.

"Harus saling mengingatkan agar tidak menjadi klaster baru setelah sekolah tatap muka dibuka," sambungnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru memutuskan memulai sekolah tatap muka karena melihat eskalasi kasus positif Covid-19 yang melandai di Pekanbaru. Namun, sekolah tatap muka yang dilakukan terbatas dan tidak seperti biasanya.

Sekolah tatap muka pada tahap awal ini hanya ditujukan bagi sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Pekanbaru. SMP yang memulai sekolah tatap muka ini pun harus melalui proses survei kelayakan, untuk dapat melaksanakan sekolah tatap muka oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru.

Baca Juga:  Ringkus Bandar 100 Ribu Ekstasi dan 82 Kg Sabu

Untuk tahap awal, Pemko Pekanbaru hanya menerapkan sekolah tatap muka separuh dari total 45 SMP negeri yang ada di Pekanbaru, atau sekitar 23 SMP negeri.

"Kami uji coba separuh dulu. Artinya tidak seluruh SMP negeri yang buka. Kami utamakan bagi SMP negeri yang berada di daerah pinggiran," terang Pj Sekdako M Jamil.

 

Laporan: Agustiar (Pekanbaru)
Editor: Afiat Ananda

 

Pesan Redaksi:
Mari bersama-sama melawan Covid-19. Riaupos.co mengajak seluruh pembaca ikut mengampanyekan gerakan 3M Lawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Ingat pesan Ibu, selalu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak serta hindari kerumunan.

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kota Pekanbaru Aidil Amri menyatakan mendukung Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mulai memberikan izin untuk belajar dengan tatap muka.

Meski saat ini baru untuk SMP, namun diharapkan tetap menerapkan SOP dengan standar protokol kesehatan (prokes) yang berlaku. Karena meski jumlah kasus landai, namun bukan berarti teror Covid-19 berakhir.

"Kami mendukung kebijakan ini, sekolah tatap muka jauh lebih baik dari pada sistem daring," kata Aidil kepada wartawan Senin (16/11/2020). 

Disampaikan Aidil, belajar dengan menggunakan jaringan internet banyak mendapat keluhan dari walimurid. Dan yang jelas menjadi tambahan biaya.

Setelah hampir delapan bulan proses belajar mengajar menggunakan sistem daring, dengan sekolah tatap muka yang sudah dibuka ini, disarankan Aidil, pemko harus mengawasi betul prosesnya dilapangan sesuai SOP yang berlaku. 

Baca Juga:  Alamak... Fotografer Ini Minta Bayaran Pakai Adegan Ranjang dan Disiarkan di Medsos

Disebutkannya juga, apa yang sudah menjadi ketentuan yang sudah ditegaskan pemko diminta untuk dapat dilaksanakan, seperti surat izin dari orang tua.

"Penerapan prokes, seperti menggunakan masker, berjarak, lalu tempat cuci tangan harus diutamakan," ungkapnya.

Tidak hanya itu, Aidil juga menyarankan jam belajar harus juga dipertimbangkan. Artinya tidak terlalu lama di sekolah.

"Harus saling mengingatkan agar tidak menjadi klaster baru setelah sekolah tatap muka dibuka," sambungnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru memutuskan memulai sekolah tatap muka karena melihat eskalasi kasus positif Covid-19 yang melandai di Pekanbaru. Namun, sekolah tatap muka yang dilakukan terbatas dan tidak seperti biasanya.

Sekolah tatap muka pada tahap awal ini hanya ditujukan bagi sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Pekanbaru. SMP yang memulai sekolah tatap muka ini pun harus melalui proses survei kelayakan, untuk dapat melaksanakan sekolah tatap muka oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru.

Baca Juga:  DPRD Desak OPD Ajukan Ranperda

Untuk tahap awal, Pemko Pekanbaru hanya menerapkan sekolah tatap muka separuh dari total 45 SMP negeri yang ada di Pekanbaru, atau sekitar 23 SMP negeri.

"Kami uji coba separuh dulu. Artinya tidak seluruh SMP negeri yang buka. Kami utamakan bagi SMP negeri yang berada di daerah pinggiran," terang Pj Sekdako M Jamil.

 

Laporan: Agustiar (Pekanbaru)
Editor: Afiat Ananda

 

Pesan Redaksi:
Mari bersama-sama melawan Covid-19. Riaupos.co mengajak seluruh pembaca ikut mengampanyekan gerakan 3M Lawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Ingat pesan Ibu, selalu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak serta hindari kerumunan.

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari