JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Anggota kartel narkoba di Meksiko melakukan aksi brutal terhadap petugas kepolisian. Mereka melepaskan tembakan membabi buta dan membakar kendaraan di negara bagian Michoacan. Akibat serangan brutal tersebut, 13 polisi dilaporkan tewas dan 9 lainnya terluka.
Peristiwa berdarah yang terjadi pada Selasa (15/10) tersebut makin menegaskan bahwa negara bagian Michoacan memang mengalami peningkatan dalam hal kekerasan beberapa bulan terakhir. Pihak kepolisian meyakini bahwa sejumlah kekerasan yang terjadi merupakan ulah dari kartel narkoba. Dugaan tersebut benar setelah sejumlah orang bersenjata yang merupakan anggota kartel narkoba melakukan penyerangan brutal terhadap aparat kepolisian.
Kejadian itu berawal ketika aparat kepolisian mendatangi rumah di Kota El Aguaje, Aguililla dengan membawa surat perintah penangkapan. Namun, beberapa warga sipil bersenjata menembaki mereka dan membakar kendaraan mereka. Serangan itu membuat 13 polisi tewas dan 9 lainnya luka-luka.
Gubernur Negara Bagian Michoacan, Silvano Aureoles, mengutuk keras insiden tersebut. Dia menegaskan pihaknya akan memburu para pelaku dan memberikan hukuman setimpal. Silvano juga mengatakan bahwa para pelaku tak akan lolos dari hukuman.
"Serangan terhadap polisi adalah tindakan keji. Para pelaku tak akan lolos dari hukum. Ini adalah serangan pengecut dan licik karena mereka melakukan penyergapan di area jalan," ucap Silvano seperti dilansir Al Jazeera.
Foto-foto yang dipublikasikan di media sosial menunjukkan kendaraan polisi yang terbakar di tengah jalan raya, serta mayat-mayat polisi yang terbunuh. Para penyerang juga menunjukkan plakat besar yang tampaknya diklaim sebagai Jalisco New Generation (CJNG), salah satu kartel paling kuat di Meksiko. Mereka memperingatkan polisi untuk tidak mendukung kelompok pesaing mereka, termasuk Los Viagras.
Usai kejadian berdarah tersebut, pasukan keamanan federal dan negara bagian melakukan penjagaan ketat. Mereka juga mendirikan pos pemeriksaan untuk mencari para penyerang. Insiden itu adalah salah satu serangan paling berdarah terhadap pasukan keamanan sejak Presiden Andres Manuel Lopez Obrador berkuasa Desember lalu.
Kekerasan yang melibatkan kartel narkoba dalam beberapa tahun terakhir telah mengingatkan akan peristiwa paling berdarah perang Meksiko terhadap kartel narkoba antara 2006 dan 2012. Pada Agustus lalu, polisi menemukan 19 mayat di kota Uruapan, sembilan di antaranya digantung di jembatan.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi