WASHINGTON DC (RIAUPOS.CO) – Presiden AS Joe Biden mengumumkan bakal kembali mengirim bantuan dana dan senjata senilai USD 1 miliar untuk Ukraina. Biden mengatakan hal itu kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Bantuan itu termasuk sistem anti-kapal, roket artileri, dan peluru untuk howitzer.
“Saya berbicara dengan Presiden Zelensky untuk membahas perang yang berkelanjutan Rusia melawan Ukraina. Saya menegaskan kembali komitmen saya bahwa Amerika Serikat akan mendukung Ukraina karena membela demokrasinya dan mendukung kedaulatan dan integritas teritorialnya dalam menghadapi agresi Rusia yang tidak beralasan,” tulis Biden dalam sebuah pernyataan.
Paket bantuan itu adalah bantuan keamanan AS ke-12 untuk Ukraina sejak dimulainya perang. Biden juga mengumumkan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina guna memenuhi kebutuhan seperti air minum, pasokan medis, makanan, dan uang tunai bagi keluarga untuk membeli barang-barang penting.
AS juga berencana untuk mengirim lagi dana segar USD 225 juta untuk bantuan kemanusiaan. Percakapan antara para pemimpin terjadi setelah Zelensky memohon lebih banyak senjata jarak jauh.
“Kami terus memberi tahu mitra kami bahwa Ukraina membutuhkan senjata anti-rudal modern. Negara kami belum memiliki pasokan yang cukup, tetapi di negara kami dan saat ini Eropa memiliki kebutuhan terbesar untuk senjata semacam itu,” kata Zelensky dalam pidatonya.
Pertempuran sengit masih terjadi di Ukraina. Serangan Rusia dipusatkan di Severodonetsk, pusat konflik di Ukraina timur. Pasukan Rusia diyakini menguasai sekitar 80 persen kota. Pusat kota sepenuhnya terputus awal pekan ini setelah jembatan terakhir hancur. Seorang pejabat tinggi militer Republik Rakyat Donetsk yang memisahkan diri mengatakan bahwa pejuang Ukraina di kota itu sekarang harus menyerah atau mati.
Sementara itu, Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS tidak dapat mengonfirmasi laporan tentang dua warga negara Amerika ditangkap oleh pasukan Rusia saat berperang di Ukraina. Jika laporan itu benar, AS akan berupaya membebaskan keduanya. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengonfirmasi hal itu. Berbagai media telah melaporkan bahwa Alexander Drueke (39), dan Andy Huynh (27), dua mantan tentara Amerika, ditangkap oleh pasukan Rusia di Kharkiv minggu lalu.
Kirby menegaskan kembali bahwa orang Amerika tidak boleh melakukan perjalanan ke Ukraina. Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri menambahkan bahwa AS sedang melakukan kontak dengan pihak berwenang Ukraina mengenai laporan tersebut.
Rincian Bantuan AS untuk Ukraina
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, pemerintahan Biden telah mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara AS ke negara-negara anggota NATO dan memberikan USD 5,6 miliar bantuan keamanan ke Ukraina. Pentagon mengatakan bahwa senjata tahap terbaru untuk Ukraina bernilai USD 350 juta.
– 18 155 mm howitzer
– 36.000 butir amunisi 155 mm
– 18 kendaraan taktis untuk menarik howitzer 155 mm
– Amunisi untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi, atau HMARS
– 4 kendaraan taktis untuk memulihkan peralatan dan suku cadang
– AS juga akan menyediakan dua sistem pertahanan pantai Harpoon, ribuan radio aman, night vision dan perangkat termal. Bantuan itu secara kolektif bernilai USD 650 juta.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman