PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tur de Kopi Gayo Trans Sumatera sampai ke Bumi Lancang Kuning, Riau. Maka perjamuan dengan cara penyair itu tumpah ruah di laman Bandar Serai Pekanbaru. Tepatnya Kopi J, Begawai, Anjungan Kampar, Rabu (15/6/2022).
Perjalanan itu diberi nama Tur de Kopi Gayo Trans Sumatera oleh penggagasnya, Fikar W Eda bersama Devie Matahari. Sepasang suami istri ini kemudian membawa kedua rekannya Dedie S Putra Siregar dan Denie S Putra dalam perjalanan tersebut.
Perjalanan Tur de Kopi Gayo dimulai dari tanah Gayo Aceh, Medan, Riau dan akan berlanjut hingga Lampung. Di Riau perjamuan ini diberi nama Ngopi Puisi.
Komunitas Seni Rumah Sunting adalah penggagas kegiatan Ngopi Puisi ini. Dalam komentar Kunni Masrohanti selaku pembina Rumah Sunting mengatakan, gagasan Ngopi Puisi muncul setelah berdiskusi aktif dengan Devie Matahari.
"Diawali dari perbincangan dengan Devie, katanya mau singgah ke Riau setelah Tur de Kopi Gayo di Aceh dan Medan. Ya, sudah, kami persiapkan sebisa kami setelah rapat bersama seluruh skuad Rumah Sunting. Dan malam ini, perjamuan Ngopi Puisi tumpah rumah. Ini di luar ekspektasi kami juga. Terima kasih buat sahabat semua yang hadir," kata Kunni dalam perjamuan itu.
Disebutkan Kunni juga, Ngopi Puisi tidak akan berjalan baik jika tidak ada kolaborasi dengan Sahabat Sunting lainnya. Yaitu peserta dari berbagai komunitas dan khususnya pendukung acara.
"Kalau tidak karena kemurahan hati Yayasan Begawai yang mengizinkan tempat ini dipakai, jika tidak karena kemurahan hati Jikalahari melalui Kopi J yang menyumbang 50 gelas kopi, jika tidak karena ketulusan teman-temann komunitas yang sudi hadir malam ini, acara ini tentu tidak meriah," sambung Kunni.
Ada Kopi Ada Cerita
Fikar W Eda dan rekan-rekan tampil memukau. Ratusan peserta baik penyair atau komunitas, baik tua atau muda, semuanya terhibur. Lagu dan puisi-puisi yang disajikan beraroma kopi. Terlebih saat Fikar W Eda menyeduh langsung kopi gayo yang disertai dengan mantra yang sesungguhnya adalah doa-doa.
Bukan hanya itu, sebuah syair pendek yang dilagukan beruang-ulang, seolah menjadi mantra sehingga para hadirin hafal terpukau dan bergoyang ria.
"Mari kita ngopi, mari kita berpuisi. Senangkan hati bersama kami," ujar Fikar membuka perbincangan malam itu.
Syair pendek itu adalah:
Ada kopi ada cerita
Lain kopi lain cerita
Tak ada kopi tak usah banyak cerita
Ayo ngopi kita bercerita
Ada 20 gelas kopi yang diseduh Fikar. 20 gelas itu untuk para penyair, seniman dan tamu khusus. Penyair Riau yang hadir. Setelah diseduh, kopi diminum bersama-sama.
"Pekanbaru ini banyak sekali kedai kopi. Kami sudah menyusuri di sepanjang Jalan Arifin Ahmad. Sekarang, kopi gayo kami seduh dan mari nikmati bersama. Selain kopi yang kami seduh, ada kopi dalam bungkusan yang memang kami jual untuk modal perjalanan Tur de Kopi Gayo ini," kata Fikar.
Fikar juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta, pendukung terkhusus penggagas dan penyelenggara, Rumah Sunting. Perbincangan malam itu bukan sekadar menikmati kopi, tapi Fikar juga bercerita tentang peradaban masyarakat kopi.
"Kami sangat bangga, sangat senang atas perjamuan ini. Ramai, meriah dan penuh sambutan hangat. Kepada Kunni dan seluruh keluarga besar Rumah Sunting, terima kasih kami ucapkan atas perjamuan ini. Terima kasih penyair, seniman, komunitas, pedagang kopi, dan jurnalis yang hadir," sambung Fikar.