Kamis, 19 September 2024

Jangan Longgarkan PSBB!

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Angka penularan Covid-19 di tanah air terus saja bertambah. Pakar Kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan bahwa jumlah penularan virus corona bertambah karena jumlah laboratorium yang semakin bertembah. Pemeriksaan sampel pun kian masif.

"Jadi laboratorium sudah banyak tapi belum 10.000 (sampel) sehari. Kita kan targetnya 10.000 per hari, sekarang baru 7.600 atau 8.000," ujar Tri kepada JawaPos.com, Sabtu (16/5).

Tri mengatakan bahwa semakin banyak masyarakat yang dites sampelnya, maka angka penularan virus corona semakin bertambah banyak.

"Kalau jumlah yang banyak dites berarti akan banyak juga yang positif. Karena kan yang diperiksa yang kontak ada ODP dan PDP. Jadi semua ODP dan PDP harus diperiksa. Karena sekarang ini nggak semua ODP dan PDP diperiksa," katanya.

- Advertisement -

Tri mengatakan, adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga ia nilai belum mampu menurunkan penyebaran virus tersebut. "PSBB nggak berhasil. Kalau tidak berhasil, maka PSBB akan menambah jumlah kasus dan tidak berkurang," ungkapnya.

Baca Juga:  Donald Trump Bully Dubes Inggris

Saat ini walaupun DKI Jakarta sudah melakukan PSBB, namun kenyataanya angka penularan makin terus bertambah. Hal ini karena PSBB  tidak dijalankan oleh masyarakat.

- Advertisement -

"PSBB menurut saya tidak berhasil dari awal. Saya lihat jalanan masih ramai. Kalau begitu ceritanya maka akan terus terjadi kasus barunya," ungkapnya.

Jangan Dilonggarkan

Terpisah, Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI), Marius Widjajarta‎ mengatakan jika PSBB dilonggarkan, maka akan semakin banyak penularan virus tersebut.

"PSBB jangan dilonggarkan. Pemerintah jangan kendor. Ini kan belum berhenti," ujar Marius.

Marius mengatakan, adalah langkah yang tidak bijak jika alasan ekonomi menjadi alasan pelonggaran PSBB. Menurutnya menyelamatkan nyawa manusia lebih penting ketimbang membenahi ekonomi di dalam negeri.

Baca Juga:  Dorong Anak agar Terus Menuntut Ilmu

"Sekarang kan pilih dua. Mau ekonomi atau kesehatan. Kalau ekonomi kalau miring-miring dikit masih bisa. Kalau kesehatan hanya mati dan hidup saja. Kalau sudah mati ya selesai. Titik. Nggak pakai koma lagi. Jadi harus dipikirkan. PSBB sudah dua bulan ya diterusin sampai selesai," ungkapnya.

Untuk diketahui, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan saat ini sebanyak 89 laboratorium telaah aktif untuk bisa melakukan pemeriksaan sampel.

Laboratorium berkapasitas biosafety level atau BSL II terdiri dari 48 laboratorium rumah sakit dan 15 laboratorium perguruan tinggi. Kemudian 18 laboratorium di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), lima laboratorium jejaring kesehatan daerah, dan tiga laboratorium yang berada di Balai Veteriner di Direktorat Peternakan‎.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Angka penularan Covid-19 di tanah air terus saja bertambah. Pakar Kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan bahwa jumlah penularan virus corona bertambah karena jumlah laboratorium yang semakin bertembah. Pemeriksaan sampel pun kian masif.

"Jadi laboratorium sudah banyak tapi belum 10.000 (sampel) sehari. Kita kan targetnya 10.000 per hari, sekarang baru 7.600 atau 8.000," ujar Tri kepada JawaPos.com, Sabtu (16/5).

Tri mengatakan bahwa semakin banyak masyarakat yang dites sampelnya, maka angka penularan virus corona semakin bertambah banyak.

"Kalau jumlah yang banyak dites berarti akan banyak juga yang positif. Karena kan yang diperiksa yang kontak ada ODP dan PDP. Jadi semua ODP dan PDP harus diperiksa. Karena sekarang ini nggak semua ODP dan PDP diperiksa," katanya.

Tri mengatakan, adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga ia nilai belum mampu menurunkan penyebaran virus tersebut. "PSBB nggak berhasil. Kalau tidak berhasil, maka PSBB akan menambah jumlah kasus dan tidak berkurang," ungkapnya.

Baca Juga:  PCR Terima Hibah Aset Rp30 Miliar dari PEDP

Saat ini walaupun DKI Jakarta sudah melakukan PSBB, namun kenyataanya angka penularan makin terus bertambah. Hal ini karena PSBB  tidak dijalankan oleh masyarakat.

"PSBB menurut saya tidak berhasil dari awal. Saya lihat jalanan masih ramai. Kalau begitu ceritanya maka akan terus terjadi kasus barunya," ungkapnya.

Jangan Dilonggarkan

Terpisah, Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI), Marius Widjajarta‎ mengatakan jika PSBB dilonggarkan, maka akan semakin banyak penularan virus tersebut.

"PSBB jangan dilonggarkan. Pemerintah jangan kendor. Ini kan belum berhenti," ujar Marius.

Marius mengatakan, adalah langkah yang tidak bijak jika alasan ekonomi menjadi alasan pelonggaran PSBB. Menurutnya menyelamatkan nyawa manusia lebih penting ketimbang membenahi ekonomi di dalam negeri.

Baca Juga:  Dorong Anak agar Terus Menuntut Ilmu

"Sekarang kan pilih dua. Mau ekonomi atau kesehatan. Kalau ekonomi kalau miring-miring dikit masih bisa. Kalau kesehatan hanya mati dan hidup saja. Kalau sudah mati ya selesai. Titik. Nggak pakai koma lagi. Jadi harus dipikirkan. PSBB sudah dua bulan ya diterusin sampai selesai," ungkapnya.

Untuk diketahui, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan saat ini sebanyak 89 laboratorium telaah aktif untuk bisa melakukan pemeriksaan sampel.

Laboratorium berkapasitas biosafety level atau BSL II terdiri dari 48 laboratorium rumah sakit dan 15 laboratorium perguruan tinggi. Kemudian 18 laboratorium di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), lima laboratorium jejaring kesehatan daerah, dan tiga laboratorium yang berada di Balai Veteriner di Direktorat Peternakan‎.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari