Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Sejumlah Pohon Ditebang

Selalu saja ada yang berbeda di Kabupaten Siak. Di ujung Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (TASL) ada 24 lampu jalan yang dililit dengan lampu LED, sehingga terlihat begitu meriah dan terasa indah.

Laporan MONANG LUBIS, Siak

Warna-warni lampu jalan itu sudah terlihat sejak awal 2022 lalu, dan hal itu sempat menjadi pembicaraan di Kota Siak.

Sebagian warga sangat senang melihat warna warni tiang lampu jalan saat melintasi jalan tersebut. Terutama ketika melintas bersama putra putri mereka. Lampu warna-warni itu menjadi hiburan tersendiri bagi anak-anak. Sebab memang relatif menarik.

Cokro misalnya, hampir setiap malam dia membawa anaknya yang balita melintasi jalan tersebut. Sebab putranya begitu senang sambil menunjuk-nunjuk tiang listrik yang warna-warni. “Saya menjadi terharu, dan berterima kasih kepada OPD yang selalu punya inspirasi untuk membuat kota ini menjadi lebih indah,” ucap Cokro.

Baca Juga:  Paginya Masih Video Call, Malamnya Keluarga Dapat Kabar Duka

Berbeda dengan Cokro, seorang ayah yang sangat mencintai lingkungan bernama Deny, mengaku heran atas pemandangan yang terlihat di siang hari pada lokasi dan jalan yang sama.

Deny menghitung sedikitnya ada 35 pohon angsana dikorbankan untuk menjadikan Jembatan TASL dapat dilihat dari kejauhan dengan lebih estetik.

Sakat ditanam di ujung batang kayu yang ditebang. Bahkan untuk memaksimalkan, sejumlah batang kayu lainnya dijajarkan agar sakat dapat ditempelkan berdekatan. “Saya heran, kenapa harus ditebang pohon di median jalan itu, bukannya hal itu jauh dari keinginan menjadikan kabupaten ini menjadi Siak Hijau,” ungkapnya.

Bahkan di depan salah satu ritel di depan Puskesmas Siak, ada pohon yang berusia puluhan tahun ditebang, tanpa ada yang berkomentar. Padahal, orang tetap bisa melihat ritel itu tanpa harus menebang pohon.

Baca Juga:  Jakarta Larang Berkerumun 5 Orang Lebih

Terkait pohon yang ditebang, Kabid Taman dan Pemakaman Dinas PU Tarukim Siak Kaspul menjelaskan, pihaknya menebang pohon di median jalan mengantisipasi kecelakaan, sekaligus memastikan Jembatan TASL terlihat jelas dari kejauhan. “Dan pohon juga tidak langsung kami porong sampai ke akarnya, hanya setinggi orang dewasa. Sebab di atas batang pohon itu kami letakkan sakat,” jelasnya.

Sakat ini merupakan tumbuhan hutan. Saat pertemuannya dengan salah seorang menteri, berpesan agar di sejumlah taman ada tanaman hutan yang dibudidayakan, sehingga terlihat lebih eksotik. “Kami mendapatkannya dari sejumlah kecamatan di antaranya Kecamatan Sungai Mandau,” terangnya.Tidak hanya sakat, pihaknya juga membudidayakan anggrek hutan.(esi)

 

 

Selalu saja ada yang berbeda di Kabupaten Siak. Di ujung Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (TASL) ada 24 lampu jalan yang dililit dengan lampu LED, sehingga terlihat begitu meriah dan terasa indah.

Laporan MONANG LUBIS, Siak

- Advertisement -

Warna-warni lampu jalan itu sudah terlihat sejak awal 2022 lalu, dan hal itu sempat menjadi pembicaraan di Kota Siak.

Sebagian warga sangat senang melihat warna warni tiang lampu jalan saat melintasi jalan tersebut. Terutama ketika melintas bersama putra putri mereka. Lampu warna-warni itu menjadi hiburan tersendiri bagi anak-anak. Sebab memang relatif menarik.

- Advertisement -

Cokro misalnya, hampir setiap malam dia membawa anaknya yang balita melintasi jalan tersebut. Sebab putranya begitu senang sambil menunjuk-nunjuk tiang listrik yang warna-warni. “Saya menjadi terharu, dan berterima kasih kepada OPD yang selalu punya inspirasi untuk membuat kota ini menjadi lebih indah,” ucap Cokro.

Baca Juga:  Paginya Masih Video Call, Malamnya Keluarga Dapat Kabar Duka

Berbeda dengan Cokro, seorang ayah yang sangat mencintai lingkungan bernama Deny, mengaku heran atas pemandangan yang terlihat di siang hari pada lokasi dan jalan yang sama.

Deny menghitung sedikitnya ada 35 pohon angsana dikorbankan untuk menjadikan Jembatan TASL dapat dilihat dari kejauhan dengan lebih estetik.

Sakat ditanam di ujung batang kayu yang ditebang. Bahkan untuk memaksimalkan, sejumlah batang kayu lainnya dijajarkan agar sakat dapat ditempelkan berdekatan. “Saya heran, kenapa harus ditebang pohon di median jalan itu, bukannya hal itu jauh dari keinginan menjadikan kabupaten ini menjadi Siak Hijau,” ungkapnya.

Bahkan di depan salah satu ritel di depan Puskesmas Siak, ada pohon yang berusia puluhan tahun ditebang, tanpa ada yang berkomentar. Padahal, orang tetap bisa melihat ritel itu tanpa harus menebang pohon.

Baca Juga:  ICW Sebut Sejumlah Nama Menteri yang Punya Catatan Buruk dalam Penegakan Korupsi

Terkait pohon yang ditebang, Kabid Taman dan Pemakaman Dinas PU Tarukim Siak Kaspul menjelaskan, pihaknya menebang pohon di median jalan mengantisipasi kecelakaan, sekaligus memastikan Jembatan TASL terlihat jelas dari kejauhan. “Dan pohon juga tidak langsung kami porong sampai ke akarnya, hanya setinggi orang dewasa. Sebab di atas batang pohon itu kami letakkan sakat,” jelasnya.

Sakat ini merupakan tumbuhan hutan. Saat pertemuannya dengan salah seorang menteri, berpesan agar di sejumlah taman ada tanaman hutan yang dibudidayakan, sehingga terlihat lebih eksotik. “Kami mendapatkannya dari sejumlah kecamatan di antaranya Kecamatan Sungai Mandau,” terangnya.Tidak hanya sakat, pihaknya juga membudidayakan anggrek hutan.(esi)

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari