PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia hanya dikenal sebagai konsumen produk halal terbesar. Untuk itu, pemerintah berencana mengubah hal itu dari negara konsumen menjadi negara produsen produk halal.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’aruf Amin saat menerima Anugerah Bapak Ekonomi Syariah di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN) Suska Riau, Jumat (6/3).
Hadir dalam kegiatan itu Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar bersama Forkopimda Riau.
"Indonesia selama ini jadi konsumen terbesar produk halal di dunia, atau mencapai 10 persen konsumsi produk halal di dunia. Kita belum masuk dalam kategori produsen halal. Karena itu kita ingin sekarang Indonesia jadi produsen produk halal di dunia," katanya.
Untuk mencapai cita-cita tersebut, ujar Wapres, pihaknya mulai tahun ini akan mendorong pembangunan kawasan-kawasan industri halal di berbagai daerah di Indonesia. Termasuk di Bumi Lancang Kuning. Dan untuk memulai pembangunan kawasan industri halal itu adalah Provinsi Riau.
"Saya sudah informasikan ke mana-mana, bahwa yang akan memulai pembangunan kawasan industri halal, bahkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) halal, adalah Riau," sebutnya.
Guna mewujudkan hal tersebut, menurut Wapres ada beberapa hal yang akan dilakukan. Pertama, memulai dengan industri keuangan yang berbasis syariah. Kedua, dengan pengelolaan dana sosial seperti zakat dan wakaf serta pengembangan bisnis berlandaskan ekonomi syariah.
"Semua hal itu harus terkoneksi. Jika semua sudah berjalan, maka ekonomi syariah di Indonesia ini akan berkembang," ujarnya.
Dijelaskan Wapres, di dalam kawasan industri halal nantinya, juga akan dibangun bank wakaf mikro dan bank syariah di pesantren-pesantren yang ada.
Pembangunan tersebut, nantinya bisa bersumber dari dana APBN dan juga dari CSR BUMN-BUMN yang ada.
"Termasuk juga koperasi syariah, jadi yang mikro-mikro juga akan terus dikembangkan. Karena untuk membangun ekonomi syariah ini, harus dimulai dari yang kecil-kecil juga," katanya.
Terkait penghargaan Bapak Ekonomi Syariah yang diberikan kepadanya, Ma’aruf Amin mengaku bahwa gelar tersebut adalah sebuah kehormatan kepadanya. Di dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia, ia hanya merupakan bagian kecil saja. Karena yang terbesar adalah peran para ulama.
"Di dalam proses pengembangan ekonomi syariah di Indonesia, saya hanya merupakan bagian kecil. Seperti baut, pada sebuah mesin. Oleh karena itu saya anggap gelar ini suatu penghormatan yang luar biasa," ujarnya.
Dijelaskan Wapres, bahwa ekonomi syariah dikembangkan di Indonesia bertujuan untuk melindungi umat. Supaya umat tidak bermuamalah yang tidak sesuai syariah. Terutama dalam sistem transaksi perbankan, agar terjauh dari riba.
"Sistem ekonomi syariah sekarang lebih kuat, karena sudah banyak didukung oleh banyak pihak," katanya.
Sementara itu, menyambut rencana Wapres tersebut, Gubri mengaku sudah siap. Karena saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, perlahan-lahan mulai mengembangkan konsep ekonomi syariah.
Penerapan konsep ekonomi syariah tersebut, dimulai dengan mengkonversi Bank Riau Kepri (BRK) dari bank konvensional menjadi bank syariah.
"Pemprov Riau saat ini terus berusaha meningkatkan pembangunan yang berbasis syariah. Di antaranya pembangunan destinasi wisatawan halal, UMKM Syariah, wakaf, mempersiapkan Quran Center dan lainnya," katanya.
Dengan kultur Riau yang merupakan negeri Melayu, pihaknya yakin perkembangan ekonomi syariah akan berjalan baik. Apalagi letak geografis Riau yang cukup strategis, berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
"Untuk mewujudkan itu, kami juga meminta dukungan dari semua pihak," ujarnya.(ADV)