- Advertisement -
(RIAUPOS.CO) – TEKO pemanas air merupakan peralatan dapur yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Meski terkesan sepele, ternyata ada banyak produk teko yang dijual di pasaran. Namun, saat produk teko sudah terlihat lusuh. Banyak masyarakat yang hanya menjadikan sebagai barang bekas dan berakhir di tempat sampah.
Setelah sukses membuat berbagai macam produk dari bahan limbah sampah plastik. Kini, nenek dari satu orang cucu ini mencoba berkerasi dengan menggunakan teko bekas hadiah dari.orang tua pulang dari haji
- Advertisement -
Finora Nongsih, begitu nama lengkapnya menceritakan kepada Riau Pos, Sabtu (15/1) kemarin. Ide membuat teko bekas menjadi lebih artistik itu terjadi setelah ia melihat barang hadiah dari orang tuanya dari Mekkah Ia pun mulai tertarik dengan bentuk teko antik yang sudah mulai lusuh itu.
Bahkan dirinya sengaja membawa teko yang didapat dari Mekkah tersebut untuk ikut serta dalam perlombaan yang digelar oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. “Jadi ide muncul ini ketika saat ada perlombaan hari ibu. Dimana saya diminta untuk ikut berpartisipasi dalam mengkreasikan bahan bekas dan dihias dengan decoupage, “ kata dia.
Dijelaskan Finora, teknik decoupage sendiri berasal dari bahasa Prancis découper atau berarti memotong, merupakan kerajinan atau bentuk seni yang memerlukan potongan-potongan bahan (biasanya kertas) yang ditempel pada objek dan kemudian dilapisi dengan pernis atau pelitur.
- Advertisement -
Dimana, dalam proses ini membuat tampilan potongan-potongan kertas yang rata tampak dalam dan membuat pola serta gambar terlihat seolah-olah dilukis pada objek yang diproses dengan teknik decoupage.
Decoupage adalah cara menyenangkan dan mudah untuk mendekorasi objek apa saja, termasuk benda-benda di rumah mulai dari teko, vas kecil hingga furnitur berukuran besar. “Alhamdulillah dengan teknik ini saya berhasil memperoleh juara ke 3 dalam perlombaan ini, “kata dia.(ali)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru
(RIAUPOS.CO) – TEKO pemanas air merupakan peralatan dapur yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Meski terkesan sepele, ternyata ada banyak produk teko yang dijual di pasaran. Namun, saat produk teko sudah terlihat lusuh. Banyak masyarakat yang hanya menjadikan sebagai barang bekas dan berakhir di tempat sampah.
Setelah sukses membuat berbagai macam produk dari bahan limbah sampah plastik. Kini, nenek dari satu orang cucu ini mencoba berkerasi dengan menggunakan teko bekas hadiah dari.orang tua pulang dari haji
Finora Nongsih, begitu nama lengkapnya menceritakan kepada Riau Pos, Sabtu (15/1) kemarin. Ide membuat teko bekas menjadi lebih artistik itu terjadi setelah ia melihat barang hadiah dari orang tuanya dari Mekkah Ia pun mulai tertarik dengan bentuk teko antik yang sudah mulai lusuh itu.
- Advertisement -
Bahkan dirinya sengaja membawa teko yang didapat dari Mekkah tersebut untuk ikut serta dalam perlombaan yang digelar oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. “Jadi ide muncul ini ketika saat ada perlombaan hari ibu. Dimana saya diminta untuk ikut berpartisipasi dalam mengkreasikan bahan bekas dan dihias dengan decoupage, “ kata dia.
Dijelaskan Finora, teknik decoupage sendiri berasal dari bahasa Prancis découper atau berarti memotong, merupakan kerajinan atau bentuk seni yang memerlukan potongan-potongan bahan (biasanya kertas) yang ditempel pada objek dan kemudian dilapisi dengan pernis atau pelitur.
Dimana, dalam proses ini membuat tampilan potongan-potongan kertas yang rata tampak dalam dan membuat pola serta gambar terlihat seolah-olah dilukis pada objek yang diproses dengan teknik decoupage.
Decoupage adalah cara menyenangkan dan mudah untuk mendekorasi objek apa saja, termasuk benda-benda di rumah mulai dari teko, vas kecil hingga furnitur berukuran besar. “Alhamdulillah dengan teknik ini saya berhasil memperoleh juara ke 3 dalam perlombaan ini, “kata dia.(ali)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru