Kamis, 19 September 2024

Dosen FIA Unilak Dampingi Masyarakat Mengembangkan Ekowisata Mangrove di Siak

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Selama masa pandemi corona (Covid-19), potensi kerugian sektor pariwisata sepanjang April-Juni 2020 di Provinsi Riau diperkirakan lebih dari Rp30 miliar. Masa pulih sektor pariwisata terdampak pandemi, diprediksi akan lebih lama. 

Hal ini juga berdampak pada berbagai destinasi wisata yang baru dipromosikan di Kabupaten Siak. Salah satunya adalah Wisata Edukasi Mangrove Sungai Bersejarah (MSB) Kayu Ara Permai, Kecamatan Sei Apit, Siak, yang memiliki luas 25 Ha. Pembentukan MSB Kayu Ara Permai digagas oleh Kelompok Konservasi Laskar Mandiri, dan baru diresmikan oleh pemerintah setempat pada 9 Juli 2019.

Penurunan jumlah wisatawan terasa begitu memasuki masa pandemi di awal tahun 2020, dan cukup mempengaruhi kemajuan ekowisata yang masih dilakukan swadaya masyarakat. Untuk itu Dosen Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Lancang Kuning (Unilak), melaksanakan pengabdian masyarakat dengan memberikan pendampingan untuk pengembangan Ekowisata Mangrove Kayu Ara Permai, agar tetap survive dengan kebijakan pariwisata kebiasaan baru (new normal). Tim ini terdiri dari tiga Dosen FIA Unilak, yakni Dr Prihati MSi, Dr Afni Zulkifli MSi, dan Fara Merian Sari MSi.

''Pendampingan kami berikan secara bertahap, dilakukan secara tatap muka dan daring. Bersama dengan mitra dilakukan analisis potensi sumber daya, promosi digitalitasi, sosialisasi kebijakan pedoman wisata di masa new normal, dan membuka aksesbilitas mitra terhadap kebijakan peningkatan ekonomi bagi masyarakat pesisir, baik dari pemerintah maupun swasta,'' kata perwakilan tim pengabdian masyarakat, Afni, Selasa (15/12/2020).

- Advertisement -
Baca Juga:  Jumlah Korban Tewas di Papua Belum Diungkap

Kolaborasi kerja akademisi dan mitra, pada akhirnya mendapatkan hasil positif. Selain peningkatan penyadartahuan, perbaikan administratif, proposal Mangrove Kayu Ara Permai juga lolos untuk mendapatkan Bantuan Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Bang Pesona KLHK) senilai Rp50 juta. Proposal yang sama juga lolos verifikasi untuk mendapatkan bantuan pihak swasta senilai Rp170 juta. 

''Seluruh kegiatan akan dilakukan dengan skema pemberdayaan masyarakat tempatan. Alhamdulillah bantuan ini oleh mitra dimanfaatkan untuk membangun sarana MCK dan aula. Pengerjaan infrastruktur saat ini sedang berlangsung di lokasi, dikerjakan secara gotong royong, dan nanti kalau sudah jadi, masyarakat dapat berwisata menikmati keindahan Mangrove Kayu Ara Permai dengan lebih sehat, nyaman, dan aman,'' kata Afni.

- Advertisement -

Pengembangan ekowisata Mangrove Kayu Ara Permai, tidak hanya bermanfaat bagi pemulihan lingkungan, namun juga membawa manfaat bagi terbukanya alternatif ekonomi masyarakat setempat di masa sulit pandemi. Kolaborasi multipihak (pemerintah, swasta, LSM, dan akademisi) seperti ini kata Afni begitu indah, dan contoh jalan paling strategis untuk pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di suatu daerah.

''Terima kasih untuk kelompok pemuda dan masyarakat Desa Kayu Ara Permai yang luar biasa. Semoga dengan adanya pendampingan ini, semakin menambah semangat masyarakat menjaga lingkungan. Penyelamatan mangrove di kawasan pesisir harus terus digemakan, jika tak ingin anak cucu kita kelak berumah di tengah laut. Penting untuk kita bersama-sama mengawal perubahan iklim di tingkat tapak, karena dengan menjaga alam, kita berarti sudah bersama-sama menjaga peradaban,'' jelasnya Afni lagi.

Baca Juga:  Bamsoet Dorong Percepatan Reformasi Agraria

Ketua Kelompok Konservasi Laskar Mandiri, Sabarion Putra, mengucapkan terima kasih atas kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen FIA Unilak.

''Kami akhirnya akan memiliki sarana prasarana pendukung untuk ekowisata mangrove. Selama ini kami hanya mengandalkan swadaya masyarakat saja, dan belum mampu untuk memiliki MCK apalagi aula. Alhamdulillah dengan adanya bantuan ini, anggota kelompok jadi lebih semangat lagi mengembangkan ekowisata mangrove,'' katanya.

Sementara itu Kades Kayu Ara Permai Abdul Razak mengatakan, masyarakat setempat menjadikan lokasi mangrove ini sebagai alternatif ekonomi, terutama di masa pandemi. Pengunjung yang datang ke lokasi ini dapat melihat pohon mangrove dengan tingkat kerapatan tinggi, jalur traking track sejauh 470 meter dan di ujung track ada dermaga untuk melihat keindahan sunset atau pun sunrise dengan latar pemandangan laut Selat Lalang dan Pulau Padang.

''Ini merupakan satu-satunya destinasi wisata mangrove di desa kami. Dengan adanya bantuan pembangunan aula dan MCK, harapan kami nantinya jumlah wisatawan akan semakin meningkat datang ke Mangrove Kayu Ara Permai, sehingga bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat desa,'' tutupnya.

Laporan/Editor: Hary B Koriun (Pekanbaru)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Selama masa pandemi corona (Covid-19), potensi kerugian sektor pariwisata sepanjang April-Juni 2020 di Provinsi Riau diperkirakan lebih dari Rp30 miliar. Masa pulih sektor pariwisata terdampak pandemi, diprediksi akan lebih lama. 

Hal ini juga berdampak pada berbagai destinasi wisata yang baru dipromosikan di Kabupaten Siak. Salah satunya adalah Wisata Edukasi Mangrove Sungai Bersejarah (MSB) Kayu Ara Permai, Kecamatan Sei Apit, Siak, yang memiliki luas 25 Ha. Pembentukan MSB Kayu Ara Permai digagas oleh Kelompok Konservasi Laskar Mandiri, dan baru diresmikan oleh pemerintah setempat pada 9 Juli 2019.

Penurunan jumlah wisatawan terasa begitu memasuki masa pandemi di awal tahun 2020, dan cukup mempengaruhi kemajuan ekowisata yang masih dilakukan swadaya masyarakat. Untuk itu Dosen Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Lancang Kuning (Unilak), melaksanakan pengabdian masyarakat dengan memberikan pendampingan untuk pengembangan Ekowisata Mangrove Kayu Ara Permai, agar tetap survive dengan kebijakan pariwisata kebiasaan baru (new normal). Tim ini terdiri dari tiga Dosen FIA Unilak, yakni Dr Prihati MSi, Dr Afni Zulkifli MSi, dan Fara Merian Sari MSi.

''Pendampingan kami berikan secara bertahap, dilakukan secara tatap muka dan daring. Bersama dengan mitra dilakukan analisis potensi sumber daya, promosi digitalitasi, sosialisasi kebijakan pedoman wisata di masa new normal, dan membuka aksesbilitas mitra terhadap kebijakan peningkatan ekonomi bagi masyarakat pesisir, baik dari pemerintah maupun swasta,'' kata perwakilan tim pengabdian masyarakat, Afni, Selasa (15/12/2020).

Baca Juga:  Jumlah Korban Tewas di Papua Belum Diungkap

Kolaborasi kerja akademisi dan mitra, pada akhirnya mendapatkan hasil positif. Selain peningkatan penyadartahuan, perbaikan administratif, proposal Mangrove Kayu Ara Permai juga lolos untuk mendapatkan Bantuan Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Bang Pesona KLHK) senilai Rp50 juta. Proposal yang sama juga lolos verifikasi untuk mendapatkan bantuan pihak swasta senilai Rp170 juta. 

''Seluruh kegiatan akan dilakukan dengan skema pemberdayaan masyarakat tempatan. Alhamdulillah bantuan ini oleh mitra dimanfaatkan untuk membangun sarana MCK dan aula. Pengerjaan infrastruktur saat ini sedang berlangsung di lokasi, dikerjakan secara gotong royong, dan nanti kalau sudah jadi, masyarakat dapat berwisata menikmati keindahan Mangrove Kayu Ara Permai dengan lebih sehat, nyaman, dan aman,'' kata Afni.

Pengembangan ekowisata Mangrove Kayu Ara Permai, tidak hanya bermanfaat bagi pemulihan lingkungan, namun juga membawa manfaat bagi terbukanya alternatif ekonomi masyarakat setempat di masa sulit pandemi. Kolaborasi multipihak (pemerintah, swasta, LSM, dan akademisi) seperti ini kata Afni begitu indah, dan contoh jalan paling strategis untuk pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di suatu daerah.

''Terima kasih untuk kelompok pemuda dan masyarakat Desa Kayu Ara Permai yang luar biasa. Semoga dengan adanya pendampingan ini, semakin menambah semangat masyarakat menjaga lingkungan. Penyelamatan mangrove di kawasan pesisir harus terus digemakan, jika tak ingin anak cucu kita kelak berumah di tengah laut. Penting untuk kita bersama-sama mengawal perubahan iklim di tingkat tapak, karena dengan menjaga alam, kita berarti sudah bersama-sama menjaga peradaban,'' jelasnya Afni lagi.

Baca Juga:  Jejak Digital Bisa Ungkap Aktor Intelektual 

Ketua Kelompok Konservasi Laskar Mandiri, Sabarion Putra, mengucapkan terima kasih atas kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen FIA Unilak.

''Kami akhirnya akan memiliki sarana prasarana pendukung untuk ekowisata mangrove. Selama ini kami hanya mengandalkan swadaya masyarakat saja, dan belum mampu untuk memiliki MCK apalagi aula. Alhamdulillah dengan adanya bantuan ini, anggota kelompok jadi lebih semangat lagi mengembangkan ekowisata mangrove,'' katanya.

Sementara itu Kades Kayu Ara Permai Abdul Razak mengatakan, masyarakat setempat menjadikan lokasi mangrove ini sebagai alternatif ekonomi, terutama di masa pandemi. Pengunjung yang datang ke lokasi ini dapat melihat pohon mangrove dengan tingkat kerapatan tinggi, jalur traking track sejauh 470 meter dan di ujung track ada dermaga untuk melihat keindahan sunset atau pun sunrise dengan latar pemandangan laut Selat Lalang dan Pulau Padang.

''Ini merupakan satu-satunya destinasi wisata mangrove di desa kami. Dengan adanya bantuan pembangunan aula dan MCK, harapan kami nantinya jumlah wisatawan akan semakin meningkat datang ke Mangrove Kayu Ara Permai, sehingga bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat desa,'' tutupnya.

Laporan/Editor: Hary B Koriun (Pekanbaru)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari