Kamis, 12 September 2024

Perkuat Pencegahan, Libatkan Semua Elemen 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — ANGKA penambahan pasien positif Corona Virus Disease (Covid-19) di Provinsi Riau belum melandai. Bahkan pada Rabu (14/10), data dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, kasus positif harian mencapai 300 orang dan meninggal 12 orang. 

Total pasien positif Covid-19 di Riau hingga kemarin sebanyak 10.637 pasien. Dari jumlah tersebut, yang sudah dinyatakan sembuh 6.512 orang.

"Adapun yang masih menjalani isolasi mandiri sebanyak 2.779 orang, dirawat di rumah sakit 1.104 orang dan 242 meninggal dunia," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir, Rabu (14/10).

Untuk jumlah pasien positif, lanjutnya, hingga saat ini yang terbanyak masih berasal dari Kota Pekanbaru yakni sebanyak 5.392 orang. Kemudian Kampar 1.030, Siak 959, Dumai 962, Pelalawan 729, Bengkalis 428. 

- Advertisement -

Selanjutnya Rokan Hilir 212, Indragiri Hulu 128, Rokan Hulu 182, Kuansing 201, Kepulauan Meranti 91, Indragiri Hilir 284 dan dari luar provinsi Riau 39 orang.

Kondisi ini menjadikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akhirnya mengubah strategi penanggulangan Covid-19 di Bumi Lancang Kuning. Seperti yang diakui Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, pihaknya telah sepakat melakukan penanganan Covid-19, khususnya di Pekanbaru dari sisi hulu atau dari sisi pencegahan. Hal ini diharapkan lebih efektif mengurangi jumlah pasien positif Covid-19 di Riau.

- Advertisement -

"Kami sudah sepakat bersama Pemerintah Kota Pekanbaru, bahwa penanganan Covid-19 dilaksanakan dari hulunya. Atau kerja seperti apa yang dilakukan kepada masyarakat untuk pencegahan penularan Covid-19," kata Gubri.

Pencegahan dari sektor hulu tersebut, lanjut Gubri, yakni dengan melibatkan seluruh elemen mulai dari perangkat RT/RW, kelurahan, kecamatan hingga tingkat puskesmas. Pencegahan tersebut yakni dengan mengkampanyekan penerapan protokol kesehatan hingga pemberian sanksi bagi pelanggar yang sudah diatur pada peraturan gubernur dan bupati/wali kota.

"Sembari tentunya mengintensifkan perawatan pasien Covid-19 yang bergejala di rumah sakit, dan yang tidak bergejala dilakukan isolasi mandiri," sebutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubri juga menjelaskan bahwa berdasarkan revisi peraturan Menteri Kesehatan, tidak semua orang bisa dilakukan swab. Karena swab hanya dilakukan bagi orang yang bergejala saja.

"Jadi ini perlu diluruskan. Karena saat ini masih banyak masyarakat yang minta di-swab jika ada orang di sekitar tempat tinggal atau kantor yang positif. Karena yang tidak bergejala, hanya perlu melakukan isolasi mandiri, dan kalau sudah 14 hari maka sudah dinyatakan sembuh. Jadi tidak perlu di swab lagi," jelasnya.

25 Hari PSBM, 2.428 Warga Terjaring dan Ditindak

Hingga Senin (12/10), total sudah 24 hari pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) diterapkan di Kota Pekanbaru. Sepanjang penerapan yang terbagi dalam dua tahap ini, sudah 2.428 orang warga yang terjaring dan ditindak karena melanggar protokol kesehatan. 

Seperti diketahui, PSBM di Pekanbaru semula hanya diterapkan di Kecamatan Tampan sejak 15 hingga 29 September, dan kemudian diperpanjang. Waktu dua pekan penerapan pertama belum mampu menekan angka lonjakan pertambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Karena itu, sejak 30 September lalu hingga 14 hari selanjutnya PSBM di Tampan diperpanjang dan ditambah dengan tiga kecamatan lainnya, yakni Bukitraya, Marpoyan Damai dan Payung Sekaki. 

Dirincikan, selama 12 hari penerapan PSBM di Kecamatan Tampan, terhitung Rabu petugas gabungan jaring 1.476 pelanggar PSBM. Berdasarkan data yang disampaikan Plt Kasat Pol PP Kota Pekanbaru, Burhan Gurning didampingi Kabid Ops, Yendri Doni Rabu (14/10), pada tanggal 16 September 2020 petugas jaring 146 pelanggar. Ini dengan rincian, yang diberi sanksi teguran lisan sebanyak 127 orang, dan sanksi kerja sosial sebanyak 19 orang.

Baca Juga:  Novel Pertanyakan Rekonstruksi Kasusnya yang Tertutup

Kamis 17 September, petugas jaring 216 pelanggar. Dengan rincian, 195 orang di sanksi teguran lisan, kerja sosial 10 orang, teguran tertulis 11 orang. Jumat 18 September, petugas jaring 171 pelanggar. Dengan rincian, 147 orang teguran lisan, 11 orang sanksi kerja sosial, dan 13 orang teguran tertulis.

Sabtu 19 September, petugas jaring 361 pelanggar. Dengan rincian, 297 teguran lisan, 47 orang kerja sosial, dan 50 orang teguran tertulis. Ahad 20 September, petugas jaring 60 pelanggar, dengan rincian, 30 orang kerja sosial, dan 30 orang teguran tertulis.

Senin 21 September, petugas gabungan jaring  185 pelanggar. Dengan rincian, 135 orang teguran lisan, 25 orang sanksi kerja sosial, 25 orang teguran tertulis, dan 5 orang disidik. Selasa 22 September, petugas jaring 17 pelanggar. Dengan rincian, 7 orang kerja sosial, 18 orang teguran tertulis, dan 2 orang di sidik. Kamis 24 September, petugas jaring 33 pelanggar. Dengan rincian, 33 orang kerja sosial. Jumat 25 September, petugas jaring 60 pelanggar. Dengan rincian, 15 orang teguran lisan, dan 45 orang di sanksi kerja sosial. Sabtu 26 September, petugas jaring 108 pelanggar. Dengan rincian, 108 orang jalani sanksi kerja sosial membersihkan sampah.

Ahad 27 September, petugas gabungan jaring 62 pelanggar, dengan rincian, 62 orang di sanksi kerja sosial. Terakhir Senin 28 September, petugas gabungan jaring 57 pelanggar PSBM, dengan rincian 57 orang jalani sanksi kerja sosial membersihkan sampah.

"Total keseluruhan pelanggar yang terjaring sebanyak 1.476 orang. Dengan rincian, total yang hanya diberi teguran lisan sebanyak 916 orang. Kerja sosial total keseluruhannya sebanyak 454 orang. Teguran tertulis sebanyak 147 orang. Disidik 7 orang," terangnya. 

Sementara itu,  ketika PSBM kemudian diperpanjang, warga yang terjaring terdata cukup banyak namun menurun dibandingkan dua pekan pertama penerapan, yakni 952 orang.

"Mereka melanggar protokol kesehatan selama PSBM di empat kecamatan," imbuhnya. 

Hingga Selasa (13/10), total kasus konfirmasi Positif Covid-19 di Pekanbaru sudah berada di angka 5.226 kasus. Yakni bergejala 3.575 kasus dan tanpa gejala 1.651 kasus. Untuk kasus positif yang menjalani isolasi mandiri    saat ini berjumlah 1.656 kasus. Sedangkan yang menjalani isolasi di rumah sakit 1.287 kasus. Sampai saat ini pula kasus konfirmasi yang sehat dan pulang 681 sedangkan yang selesai menjalani isolasi mandiri  sebesar 1.504 kasus. Kota Pekanbaru saat ini adalah satu dari 12 kabupaten dan kota se Indonesia yang menjadi penyumbang 30 persen kasus positif di Indonesia. 

Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT dikonfirmasi terpisah menyebutkan, dia akan melakukan evaluasi secara mendalam bersama jajarannya. "Nanti akan kami evaluasi. Seperti apa kebijakan yang  akan kita ambil. Sekarang kan belum (selesai, red)," ucapnya. 

Menambahkan Wako Pekanbaru, Penjabat Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru HM Jamil MAg MSi mengajak ketua RT dan RW untuk turut serta memberikan pemahamanan penanganan wabah Covid-19 kepada warga di lingkungan masing-masing. Menurut dia, sosialisasi pencegahan Covid-19 sangat perlu ditingkatkan mengingat hingga kini masih banyak di antara warga yang abai dengan protokol kesehatan.

Baca Juga:  KPK: Pejabat Negara Sampaikan LHKPN Tidak Akurat

"Jadi ini memang perlu pendekatan lagi. Untuk itu, RT dan RW kita ajak memberikan pemahaman kepada warga bahwa Covid ini bisa menyebar. Maka kita harus menjaga diri kita, keluarga kita dan orang di lingkungan kita dengan cara mematuhi protokol kesehatan," paparnya. 

Khusus di wilayah kecamatan yang diberlakukan PSBM, dia menyebut kesadaran masyarakat masih perlu ditingkatkan untuk menerapkan protokol kesehatan. 

"Kami sangat prihatin, karena masih banyak warga yang abai dengan protokol kesehatan dan aturan PSBM. Masih menganggap biasa. Padahal, PSBM ini merupakan upaya untuk memutus sebaran wabah, makanya warga harus mentaati aturan pelaksanaannya," tutupnya.

Angka Meninggal Meningkat

Kasus Covid-19 di Kota Dumai memang secara data penambahan pasien sejak awal Oktober 2020 mulai melandai. Namun siapa sangka kasus meninggal dunia dengan status konfirmasi positif Covid-19 malah meningkat hingga pertengahan Oktober ini.

Dari data yang dirilis Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai sejak awal Oktober hingga Rabu (14/10), sudah ada empat pasien positif Covid-19 meninggal dunia.

"Ini pekan kedua Oktober sudah empat pasien positif Covid-19 meninggal dunia, angka ini cukup tinggi," ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai dr Syaiful.

Bahkan pada Rabu (14/10) ada penambahan satu pasien positif Covid-19 meninggal dunia berinisial Tuan A (61) warga Bukit Timah. "Jadi total sejak pandemi Covid-19 di Kota Dumai sudah 21 pasien positif Covid-19 meninggal dunia," terangnya.

Ini menunjukkan Covid-19 ini sangat berbahaya dan akan memperburuk kondisi pasien yang memang memiliki riwayat penyakit penyerta seperti jantung, hipertensi, kencing manis, paru-paru dan penyakit lainnya.

"Untuk itu, jangan ada lagi masyarakat yang tidak percaya, Covid-19 ini berbahaya," sebutnya.

Selain itu, ia menambahkan ada enam kasus baru yang ditemukan pada Rabu (14/10) dan 9 pasien yang di nyatakan sembuh. "Total sudah 965 kasus, 260 isolasi mandiri, 25 di rawat di RSUD Kota Dumai, 659 sembuh dan 21 meninggal dunia," jelasnya.

Meski diketahui kasus penyebaran virus Covid-19 sudah landai namun Pemerintah Kota Dumai tetap memberlakukan protokol kesehatan ketat sesuai dengan aturan yang telah aa sebelumnya dan terus melakukan razia dengan menggerakkan tim yustisi gabungan memastika  masyarakat Dumai tetap menggunakan masker.

"Alhamdulillah saat ini kasus covid-19 di Dumai sudah landai namun kita tetap aturan masih tetap berlaku termasuk menerapkan hidup sesuai protokol kesehatan," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini yang menjadi kendala dalam menekan angka covid-19 di Dumai ini adalah penggunaan masker. Masyarakat masih banyak sulit menggunakan masker.

"Protokol kesehatan tetap kita perketat di antaranya dengan membagi masker namun kalau masyarakat tidak sadar untuk mengunakan masker maka akan sulit bagi kita untuk menekan penyebaran Covid-19 di derah kita ini," tutupnya.(sol/ali/hsb/ted)

Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)

Pesan Redaksi:
Mari bersama-sama melawan Covid-19. Riaupos.co mengajak seluruh pembaca ikut mengampanyekan gerakan 3M Lawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Ingat pesan Ibu, selalu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak serta hindari kerumunan.

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — ANGKA penambahan pasien positif Corona Virus Disease (Covid-19) di Provinsi Riau belum melandai. Bahkan pada Rabu (14/10), data dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, kasus positif harian mencapai 300 orang dan meninggal 12 orang. 

Total pasien positif Covid-19 di Riau hingga kemarin sebanyak 10.637 pasien. Dari jumlah tersebut, yang sudah dinyatakan sembuh 6.512 orang.

"Adapun yang masih menjalani isolasi mandiri sebanyak 2.779 orang, dirawat di rumah sakit 1.104 orang dan 242 meninggal dunia," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir, Rabu (14/10).

Untuk jumlah pasien positif, lanjutnya, hingga saat ini yang terbanyak masih berasal dari Kota Pekanbaru yakni sebanyak 5.392 orang. Kemudian Kampar 1.030, Siak 959, Dumai 962, Pelalawan 729, Bengkalis 428. 

Selanjutnya Rokan Hilir 212, Indragiri Hulu 128, Rokan Hulu 182, Kuansing 201, Kepulauan Meranti 91, Indragiri Hilir 284 dan dari luar provinsi Riau 39 orang.

Kondisi ini menjadikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akhirnya mengubah strategi penanggulangan Covid-19 di Bumi Lancang Kuning. Seperti yang diakui Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, pihaknya telah sepakat melakukan penanganan Covid-19, khususnya di Pekanbaru dari sisi hulu atau dari sisi pencegahan. Hal ini diharapkan lebih efektif mengurangi jumlah pasien positif Covid-19 di Riau.

"Kami sudah sepakat bersama Pemerintah Kota Pekanbaru, bahwa penanganan Covid-19 dilaksanakan dari hulunya. Atau kerja seperti apa yang dilakukan kepada masyarakat untuk pencegahan penularan Covid-19," kata Gubri.

Pencegahan dari sektor hulu tersebut, lanjut Gubri, yakni dengan melibatkan seluruh elemen mulai dari perangkat RT/RW, kelurahan, kecamatan hingga tingkat puskesmas. Pencegahan tersebut yakni dengan mengkampanyekan penerapan protokol kesehatan hingga pemberian sanksi bagi pelanggar yang sudah diatur pada peraturan gubernur dan bupati/wali kota.

"Sembari tentunya mengintensifkan perawatan pasien Covid-19 yang bergejala di rumah sakit, dan yang tidak bergejala dilakukan isolasi mandiri," sebutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubri juga menjelaskan bahwa berdasarkan revisi peraturan Menteri Kesehatan, tidak semua orang bisa dilakukan swab. Karena swab hanya dilakukan bagi orang yang bergejala saja.

"Jadi ini perlu diluruskan. Karena saat ini masih banyak masyarakat yang minta di-swab jika ada orang di sekitar tempat tinggal atau kantor yang positif. Karena yang tidak bergejala, hanya perlu melakukan isolasi mandiri, dan kalau sudah 14 hari maka sudah dinyatakan sembuh. Jadi tidak perlu di swab lagi," jelasnya.

25 Hari PSBM, 2.428 Warga Terjaring dan Ditindak

Hingga Senin (12/10), total sudah 24 hari pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) diterapkan di Kota Pekanbaru. Sepanjang penerapan yang terbagi dalam dua tahap ini, sudah 2.428 orang warga yang terjaring dan ditindak karena melanggar protokol kesehatan. 

Seperti diketahui, PSBM di Pekanbaru semula hanya diterapkan di Kecamatan Tampan sejak 15 hingga 29 September, dan kemudian diperpanjang. Waktu dua pekan penerapan pertama belum mampu menekan angka lonjakan pertambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Karena itu, sejak 30 September lalu hingga 14 hari selanjutnya PSBM di Tampan diperpanjang dan ditambah dengan tiga kecamatan lainnya, yakni Bukitraya, Marpoyan Damai dan Payung Sekaki. 

Dirincikan, selama 12 hari penerapan PSBM di Kecamatan Tampan, terhitung Rabu petugas gabungan jaring 1.476 pelanggar PSBM. Berdasarkan data yang disampaikan Plt Kasat Pol PP Kota Pekanbaru, Burhan Gurning didampingi Kabid Ops, Yendri Doni Rabu (14/10), pada tanggal 16 September 2020 petugas jaring 146 pelanggar. Ini dengan rincian, yang diberi sanksi teguran lisan sebanyak 127 orang, dan sanksi kerja sosial sebanyak 19 orang.

Baca Juga:  Bupati Buka Pekan Raya Bagan Sinembah

Kamis 17 September, petugas jaring 216 pelanggar. Dengan rincian, 195 orang di sanksi teguran lisan, kerja sosial 10 orang, teguran tertulis 11 orang. Jumat 18 September, petugas jaring 171 pelanggar. Dengan rincian, 147 orang teguran lisan, 11 orang sanksi kerja sosial, dan 13 orang teguran tertulis.

Sabtu 19 September, petugas jaring 361 pelanggar. Dengan rincian, 297 teguran lisan, 47 orang kerja sosial, dan 50 orang teguran tertulis. Ahad 20 September, petugas jaring 60 pelanggar, dengan rincian, 30 orang kerja sosial, dan 30 orang teguran tertulis.

Senin 21 September, petugas gabungan jaring  185 pelanggar. Dengan rincian, 135 orang teguran lisan, 25 orang sanksi kerja sosial, 25 orang teguran tertulis, dan 5 orang disidik. Selasa 22 September, petugas jaring 17 pelanggar. Dengan rincian, 7 orang kerja sosial, 18 orang teguran tertulis, dan 2 orang di sidik. Kamis 24 September, petugas jaring 33 pelanggar. Dengan rincian, 33 orang kerja sosial. Jumat 25 September, petugas jaring 60 pelanggar. Dengan rincian, 15 orang teguran lisan, dan 45 orang di sanksi kerja sosial. Sabtu 26 September, petugas jaring 108 pelanggar. Dengan rincian, 108 orang jalani sanksi kerja sosial membersihkan sampah.

Ahad 27 September, petugas gabungan jaring 62 pelanggar, dengan rincian, 62 orang di sanksi kerja sosial. Terakhir Senin 28 September, petugas gabungan jaring 57 pelanggar PSBM, dengan rincian 57 orang jalani sanksi kerja sosial membersihkan sampah.

"Total keseluruhan pelanggar yang terjaring sebanyak 1.476 orang. Dengan rincian, total yang hanya diberi teguran lisan sebanyak 916 orang. Kerja sosial total keseluruhannya sebanyak 454 orang. Teguran tertulis sebanyak 147 orang. Disidik 7 orang," terangnya. 

Sementara itu,  ketika PSBM kemudian diperpanjang, warga yang terjaring terdata cukup banyak namun menurun dibandingkan dua pekan pertama penerapan, yakni 952 orang.

"Mereka melanggar protokol kesehatan selama PSBM di empat kecamatan," imbuhnya. 

Hingga Selasa (13/10), total kasus konfirmasi Positif Covid-19 di Pekanbaru sudah berada di angka 5.226 kasus. Yakni bergejala 3.575 kasus dan tanpa gejala 1.651 kasus. Untuk kasus positif yang menjalani isolasi mandiri    saat ini berjumlah 1.656 kasus. Sedangkan yang menjalani isolasi di rumah sakit 1.287 kasus. Sampai saat ini pula kasus konfirmasi yang sehat dan pulang 681 sedangkan yang selesai menjalani isolasi mandiri  sebesar 1.504 kasus. Kota Pekanbaru saat ini adalah satu dari 12 kabupaten dan kota se Indonesia yang menjadi penyumbang 30 persen kasus positif di Indonesia. 

Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT dikonfirmasi terpisah menyebutkan, dia akan melakukan evaluasi secara mendalam bersama jajarannya. "Nanti akan kami evaluasi. Seperti apa kebijakan yang  akan kita ambil. Sekarang kan belum (selesai, red)," ucapnya. 

Menambahkan Wako Pekanbaru, Penjabat Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru HM Jamil MAg MSi mengajak ketua RT dan RW untuk turut serta memberikan pemahamanan penanganan wabah Covid-19 kepada warga di lingkungan masing-masing. Menurut dia, sosialisasi pencegahan Covid-19 sangat perlu ditingkatkan mengingat hingga kini masih banyak di antara warga yang abai dengan protokol kesehatan.

Baca Juga:  Novel Pertanyakan Rekonstruksi Kasusnya yang Tertutup

"Jadi ini memang perlu pendekatan lagi. Untuk itu, RT dan RW kita ajak memberikan pemahaman kepada warga bahwa Covid ini bisa menyebar. Maka kita harus menjaga diri kita, keluarga kita dan orang di lingkungan kita dengan cara mematuhi protokol kesehatan," paparnya. 

Khusus di wilayah kecamatan yang diberlakukan PSBM, dia menyebut kesadaran masyarakat masih perlu ditingkatkan untuk menerapkan protokol kesehatan. 

"Kami sangat prihatin, karena masih banyak warga yang abai dengan protokol kesehatan dan aturan PSBM. Masih menganggap biasa. Padahal, PSBM ini merupakan upaya untuk memutus sebaran wabah, makanya warga harus mentaati aturan pelaksanaannya," tutupnya.

Angka Meninggal Meningkat

Kasus Covid-19 di Kota Dumai memang secara data penambahan pasien sejak awal Oktober 2020 mulai melandai. Namun siapa sangka kasus meninggal dunia dengan status konfirmasi positif Covid-19 malah meningkat hingga pertengahan Oktober ini.

Dari data yang dirilis Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai sejak awal Oktober hingga Rabu (14/10), sudah ada empat pasien positif Covid-19 meninggal dunia.

"Ini pekan kedua Oktober sudah empat pasien positif Covid-19 meninggal dunia, angka ini cukup tinggi," ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai dr Syaiful.

Bahkan pada Rabu (14/10) ada penambahan satu pasien positif Covid-19 meninggal dunia berinisial Tuan A (61) warga Bukit Timah. "Jadi total sejak pandemi Covid-19 di Kota Dumai sudah 21 pasien positif Covid-19 meninggal dunia," terangnya.

Ini menunjukkan Covid-19 ini sangat berbahaya dan akan memperburuk kondisi pasien yang memang memiliki riwayat penyakit penyerta seperti jantung, hipertensi, kencing manis, paru-paru dan penyakit lainnya.

"Untuk itu, jangan ada lagi masyarakat yang tidak percaya, Covid-19 ini berbahaya," sebutnya.

Selain itu, ia menambahkan ada enam kasus baru yang ditemukan pada Rabu (14/10) dan 9 pasien yang di nyatakan sembuh. "Total sudah 965 kasus, 260 isolasi mandiri, 25 di rawat di RSUD Kota Dumai, 659 sembuh dan 21 meninggal dunia," jelasnya.

Meski diketahui kasus penyebaran virus Covid-19 sudah landai namun Pemerintah Kota Dumai tetap memberlakukan protokol kesehatan ketat sesuai dengan aturan yang telah aa sebelumnya dan terus melakukan razia dengan menggerakkan tim yustisi gabungan memastika  masyarakat Dumai tetap menggunakan masker.

"Alhamdulillah saat ini kasus covid-19 di Dumai sudah landai namun kita tetap aturan masih tetap berlaku termasuk menerapkan hidup sesuai protokol kesehatan," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini yang menjadi kendala dalam menekan angka covid-19 di Dumai ini adalah penggunaan masker. Masyarakat masih banyak sulit menggunakan masker.

"Protokol kesehatan tetap kita perketat di antaranya dengan membagi masker namun kalau masyarakat tidak sadar untuk mengunakan masker maka akan sulit bagi kita untuk menekan penyebaran Covid-19 di derah kita ini," tutupnya.(sol/ali/hsb/ted)

Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)

Pesan Redaksi:
Mari bersama-sama melawan Covid-19. Riaupos.co mengajak seluruh pembaca ikut mengampanyekan gerakan 3M Lawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Ingat pesan Ibu, selalu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak serta hindari kerumunan.

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari