ATLANTA (RIAUPOS.CO) — Tiga pekan setelah kematian George Floyd, kemarahan masyarakat Amerika Serikat (AS) seharusnya sudah mereda. Pekan lalu mereka mengubur pria 46 tahun itu meski berjanji untuk terus beraksi secara damai. Namun, kerusuhan kembali muncul di Atlanta, Georgia. Satu lagi pria kulit hitam meninggal di tangan petugas kepolisian.
Rayshard Brooks ditembak polisi dalam konflik dengan polisi di restoran cepat saji Jumat malam (12/6) waktu setempat. Padahal, pria 27 tahun itu tak sengaja melakukan pelanggaran. Dia dilaporkan karyawan restoran karena tertidur di jalur pelayanan drive-thru.
Dua petugas yang menerima laporan tersebut datang dan melakukan tes breathalyzer. Alat tersebut digunakan untuk mengetahui kadar alkohol dalam tubuh. Brooks terbukti mabuk, tapi menolak ditangkap. Ayah empat anak itu sempat berjibaku dengan petugas dan berusaha melarikan diri.
"Kamera CCTV memperlihatkan Brooks kabur dengan senjata kejut listrik mengarah ke petugas,’" ujar Direktur Georgia Bureau Investigation (GBI) Vic Reynolds seperti dilansir BBC.
Menurut keterangan kepolisian, pistol kejut listrik adalah senjata milik petugas yang direbut paksa. Salah seorang petugas mengambil senapan dan menembak Brooks tiga kali. Pria tersebut dikabarkan meninggal di rumah sakit.
Pengacara keluarga korban Chris Stewart menyatakan bahwa itu adalah kasus pembunuhan. Sebab, Brooks tidak menodongkan senjata api kepada polisi. Di rekaman pun jelas terlihat bahwa kliennya sebenarnya berniat kabur, bukannya melukai polisi.
"Polisi tak bisa menembak orang yang tak mengancam hidup mereka. Jangan bilang senjata kejut merupakan alat yang mematikan," papar dia kepada Associated Press.
Peristiwa tersebut kembali menyulut kerusuhan. Sabtu malam massa turun ke jalan dan mulai berbuat kerusuhan. Restoran cepat saji yang menjadi tempat kejadian perkara dibakar.
Wali Kota Atlanta Keisha Lance Bottoms mengatakan bahwa Garret Rolfe, petugas yang terlibat kasus Brooks, dipecat. Sedangkan petugas lainnya, Devin Bronsan, dipindah ke bagian administrasi.
Kepala Kepolisian Atlanta Erika Shields juga mengundurkan diri karena kejadian tersebut. Padahal, Shields merupakan salah seorang pejabat kepolisian yang mendapat pujian di tengah gelombang protes. Dia terkenal setelah meminta petugas yang mengambil nyawa Floyd dipenjara.(bil/tom/jpg)