Rabu, 18 Juni 2025

Cara Komunikasi Ngabalin Disayangkan saat Balas Para Pengkritik TWK

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay, menilai komentar Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menjawab kritikan Busyro Muqoddas, sangat berlebihan.  

Saleh menilai tidak selayaknya kritik dari masyarakat dibalas dengan kalimat konfrontatif.  Kalau pun menolak kritik itu, sebagai tenaga ahli utama KSP, Ngabalin mestinya menjawab dengan memakai diksi yang baik. 

"Bang Ali ini kan orang sekolahan. Di mana-mana selalu bicara kalau dia memang orang berpendidikan. Sekolahnya sudah paripurna. Semestinya, ada bingkai kesantunan dalam setiap kali berbicara dan menjawab kritik. Tetapi ini kan tidak ya, jawab kritik ternyata membuat polemik," ujar Saleh dalam keterangannya, Sabtu (15/5/2021). 

Ketua Fraksi PAN di DPR ini kemudian menyoroti pernyataan Ngabalin yang terkesan menyebut para pengkritik tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai KPK berotak sungsang.

Baca Juga:  Banjir dan Longsor, Ribuan Warga Passel Terisolasi

Pengkritik TWK tersebut di antaranya Busyro yang merupakan mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Busyro saat ini menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah. 

"Seharusnya sebagai kader Muhammadiyah, dia (Ngabalin, red) semestinya tahu kapasitas para pimpinan di Muhammadiyah. Mereka yang terpilih adalah yang diseleksi secara alamiah dan ilmiah. Tidak ada pimpinan di Muhammadiyah yang karbitan," ucapnya.  

Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini lebih lanjut mengatakan, banyak aktivis muda Muhammadiyah kecewa kepada Ngabalin. 

"Mereka tidak menyangka kalau Bang Ngabalin bisa kelewatan seperti itu. Cara berkomunikasi yang seperti ini saya kira bisa merugikan Jokowi," katanya. 

Saleh mengemukakan penilaian demikian karena Jokowi selama kepemimpinannya tidak pernah alergi dengan kritikan.  Bahkan, kritikan selalu dijawab dengan santun dan perbaikan kinerja.  

Baca Juga:  FORCI Riau Akan Bagikan Takjil dan Makanan ke Panti Asuhan dan Musafir

"Hal yang paling aneh, Ngabalin tidak mau pula mengucapkan permohonan maaf. Bukankah di bulan Syawal ini, silaturrahmi harus tetap dijaga? Jika ada yang salah dan khilaf, perlu saling memaafkan," tuturnya.  

Saleh meyakini, meski Ngabalin tidak meminta maaf, Busyro Muqoddas akan tetap tenang.  

"Kata-kata tidak sopan yang dilontarkan (Ali Ngabalin, red), saya kira tidak akan membuatnya (Busyro, red) berkecil hati. Beliau santai saja, mungkin juga senyum-senyum manis," pungkas Saleh.

Sumber: JPNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay, menilai komentar Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menjawab kritikan Busyro Muqoddas, sangat berlebihan.  

Saleh menilai tidak selayaknya kritik dari masyarakat dibalas dengan kalimat konfrontatif.  Kalau pun menolak kritik itu, sebagai tenaga ahli utama KSP, Ngabalin mestinya menjawab dengan memakai diksi yang baik. 

"Bang Ali ini kan orang sekolahan. Di mana-mana selalu bicara kalau dia memang orang berpendidikan. Sekolahnya sudah paripurna. Semestinya, ada bingkai kesantunan dalam setiap kali berbicara dan menjawab kritik. Tetapi ini kan tidak ya, jawab kritik ternyata membuat polemik," ujar Saleh dalam keterangannya, Sabtu (15/5/2021). 

Ketua Fraksi PAN di DPR ini kemudian menyoroti pernyataan Ngabalin yang terkesan menyebut para pengkritik tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai KPK berotak sungsang.

Baca Juga:  Kedubes Inggris Kibarkan Bendera LGBT, MUI: Tamu Harus Tahu Diri!

Pengkritik TWK tersebut di antaranya Busyro yang merupakan mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Busyro saat ini menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah. 

- Advertisement -

"Seharusnya sebagai kader Muhammadiyah, dia (Ngabalin, red) semestinya tahu kapasitas para pimpinan di Muhammadiyah. Mereka yang terpilih adalah yang diseleksi secara alamiah dan ilmiah. Tidak ada pimpinan di Muhammadiyah yang karbitan," ucapnya.  

Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini lebih lanjut mengatakan, banyak aktivis muda Muhammadiyah kecewa kepada Ngabalin. 

- Advertisement -

"Mereka tidak menyangka kalau Bang Ngabalin bisa kelewatan seperti itu. Cara berkomunikasi yang seperti ini saya kira bisa merugikan Jokowi," katanya. 

Saleh mengemukakan penilaian demikian karena Jokowi selama kepemimpinannya tidak pernah alergi dengan kritikan.  Bahkan, kritikan selalu dijawab dengan santun dan perbaikan kinerja.  

Baca Juga:  KPK Titip Tiga Pesan Khusus untuk Mahfud MD

"Hal yang paling aneh, Ngabalin tidak mau pula mengucapkan permohonan maaf. Bukankah di bulan Syawal ini, silaturrahmi harus tetap dijaga? Jika ada yang salah dan khilaf, perlu saling memaafkan," tuturnya.  

Saleh meyakini, meski Ngabalin tidak meminta maaf, Busyro Muqoddas akan tetap tenang.  

"Kata-kata tidak sopan yang dilontarkan (Ali Ngabalin, red), saya kira tidak akan membuatnya (Busyro, red) berkecil hati. Beliau santai saja, mungkin juga senyum-senyum manis," pungkas Saleh.

Sumber: JPNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay, menilai komentar Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menjawab kritikan Busyro Muqoddas, sangat berlebihan.  

Saleh menilai tidak selayaknya kritik dari masyarakat dibalas dengan kalimat konfrontatif.  Kalau pun menolak kritik itu, sebagai tenaga ahli utama KSP, Ngabalin mestinya menjawab dengan memakai diksi yang baik. 

"Bang Ali ini kan orang sekolahan. Di mana-mana selalu bicara kalau dia memang orang berpendidikan. Sekolahnya sudah paripurna. Semestinya, ada bingkai kesantunan dalam setiap kali berbicara dan menjawab kritik. Tetapi ini kan tidak ya, jawab kritik ternyata membuat polemik," ujar Saleh dalam keterangannya, Sabtu (15/5/2021). 

Ketua Fraksi PAN di DPR ini kemudian menyoroti pernyataan Ngabalin yang terkesan menyebut para pengkritik tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai KPK berotak sungsang.

Baca Juga:  Menteri ATR BPN Serahkan 1.555 Sertifikat Tanah di Dumai

Pengkritik TWK tersebut di antaranya Busyro yang merupakan mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Busyro saat ini menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah. 

"Seharusnya sebagai kader Muhammadiyah, dia (Ngabalin, red) semestinya tahu kapasitas para pimpinan di Muhammadiyah. Mereka yang terpilih adalah yang diseleksi secara alamiah dan ilmiah. Tidak ada pimpinan di Muhammadiyah yang karbitan," ucapnya.  

Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini lebih lanjut mengatakan, banyak aktivis muda Muhammadiyah kecewa kepada Ngabalin. 

"Mereka tidak menyangka kalau Bang Ngabalin bisa kelewatan seperti itu. Cara berkomunikasi yang seperti ini saya kira bisa merugikan Jokowi," katanya. 

Saleh mengemukakan penilaian demikian karena Jokowi selama kepemimpinannya tidak pernah alergi dengan kritikan.  Bahkan, kritikan selalu dijawab dengan santun dan perbaikan kinerja.  

Baca Juga:  Bertambah 21, Kini Positif Corona Jadi 117 Orang

"Hal yang paling aneh, Ngabalin tidak mau pula mengucapkan permohonan maaf. Bukankah di bulan Syawal ini, silaturrahmi harus tetap dijaga? Jika ada yang salah dan khilaf, perlu saling memaafkan," tuturnya.  

Saleh meyakini, meski Ngabalin tidak meminta maaf, Busyro Muqoddas akan tetap tenang.  

"Kata-kata tidak sopan yang dilontarkan (Ali Ngabalin, red), saya kira tidak akan membuatnya (Busyro, red) berkecil hati. Beliau santai saja, mungkin juga senyum-senyum manis," pungkas Saleh.

Sumber: JPNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari