Senin, 4 Agustus 2025

Ternyata, 68 Juta Orang Indonesia Obesitas

JAKARTA (RIAUPOS.CO) โ€“ Angka obesitas atau kelebihan berat badan di Indonesia masih tinggi. Untuk kelompok dewasa saja, sekitar 68 juta jiwa alami obesitas. Pemerintah memasukkan penanganan obesitas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Program penanganan obesitas tersebut disampaikan Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Pungkas Bahjuri Ali. โ€œObesitas adalah isu krusial,โ€ katanya Sabtu (13/11). Untuk itu perlu penanganan serius dan melibatkan banyak pihak. Apalagi penanganan obesitas terkait dengan perilaku dan kebiasaan masyarakat.

Dia menegaskan obesitas harus ditangani. Sebab data dari pemerintah, 70 persen kasus penyakit tidak menular (PTM) dipicu obesitas. Obesitas kebanyakan karena masalah nutrisi. Diantaranya kebanyakan konsumsi gula, garam, serta minyak atau lemak.

Untuk itu Pungkas mengatakan pemerintah memasukkan program penanganan obesitas dalam RPJMN 2020-2024. โ€œTargetnya tidak muluk-muluk,โ€ tegasnya. Targetnya adalah yang penting angka obesitas di Indonesia tidak mengalami kenaikan pada 2024 nanti.

Baca Juga:  Kemenag Segera Keluarkan Kebijakan soal Dana Talangan Haji

Dia mengungkapkan target yang dipatok Indonesia tersebut sama dengan target global. Menurutnya dunia juga tidak muluk-muluk, yaitu menargetkan tidak adanya penambahan obesitas. โ€œDari seluruh masalah gizi, obesitas menjadi tantangan paling sulit. Tapi tetap harus ditangani,โ€ paparnya.

Sebelumnya persoalan obesitas dikupas dalam Scaling Up Nutrition (SUN) Annual Meeting pada Jumat (12/11) kemarin. Dalam forum ini, Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Elvieda Sariwati menyampaikan data soal obesitas di Indonesia. โ€™โ€™Sekitar satu dari tiga orang dewasa mempunya obesitas,โ€™โ€™ katanya. Angka tersebut sebanding dengan 35,4 persen populasi orang dewasa atau setara dengan 68 juta jiwa.

Selain itu angka obesitas di kategori anak-anak (usia 5-12 tahun) juga tidak kalah tinggi. Elvieda mengatakan sekitar satu dari lima anak-anak mempunyai kelebihan berat badan atau obesitas. Angka tersebut setara dengan 20 persen populasi anak-anak di Indonesia.

Baca Juga:  PDIP Salurkan Bantuan 2.000 Paket Sembako untuk Masyarakat di Rohil

Menurut dia obesitas harus ditangani. Sebab menjadi faktor pemicu munculnya penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes. Dia menuturkan penyebab obesitas adalah pola makan. Makanan dan minuman olahan siap saji saat ini menjadi jenis konsumsi terbesar mencapai 32,7 persen. Obesitas juga dipicu konsumsi gula, garam, serta minyak atau lemak yang berlebihan.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) โ€“ Angka obesitas atau kelebihan berat badan di Indonesia masih tinggi. Untuk kelompok dewasa saja, sekitar 68 juta jiwa alami obesitas. Pemerintah memasukkan penanganan obesitas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Program penanganan obesitas tersebut disampaikan Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Pungkas Bahjuri Ali. โ€œObesitas adalah isu krusial,โ€ katanya Sabtu (13/11). Untuk itu perlu penanganan serius dan melibatkan banyak pihak. Apalagi penanganan obesitas terkait dengan perilaku dan kebiasaan masyarakat.

Dia menegaskan obesitas harus ditangani. Sebab data dari pemerintah, 70 persen kasus penyakit tidak menular (PTM) dipicu obesitas. Obesitas kebanyakan karena masalah nutrisi. Diantaranya kebanyakan konsumsi gula, garam, serta minyak atau lemak.

Untuk itu Pungkas mengatakan pemerintah memasukkan program penanganan obesitas dalam RPJMN 2020-2024. โ€œTargetnya tidak muluk-muluk,โ€ tegasnya. Targetnya adalah yang penting angka obesitas di Indonesia tidak mengalami kenaikan pada 2024 nanti.

Baca Juga:  10 Artis Ditangkap Terkait Kasus Narkoba Sepanjang 2020

Dia mengungkapkan target yang dipatok Indonesia tersebut sama dengan target global. Menurutnya dunia juga tidak muluk-muluk, yaitu menargetkan tidak adanya penambahan obesitas. โ€œDari seluruh masalah gizi, obesitas menjadi tantangan paling sulit. Tapi tetap harus ditangani,โ€ paparnya.

- Advertisement -

Sebelumnya persoalan obesitas dikupas dalam Scaling Up Nutrition (SUN) Annual Meeting pada Jumat (12/11) kemarin. Dalam forum ini, Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Elvieda Sariwati menyampaikan data soal obesitas di Indonesia. โ€™โ€™Sekitar satu dari tiga orang dewasa mempunya obesitas,โ€™โ€™ katanya. Angka tersebut sebanding dengan 35,4 persen populasi orang dewasa atau setara dengan 68 juta jiwa.

Selain itu angka obesitas di kategori anak-anak (usia 5-12 tahun) juga tidak kalah tinggi. Elvieda mengatakan sekitar satu dari lima anak-anak mempunyai kelebihan berat badan atau obesitas. Angka tersebut setara dengan 20 persen populasi anak-anak di Indonesia.

- Advertisement -
Baca Juga:  Banjir Dumai Makan Korban, Remaja 13 Tahun Meninggal

Menurut dia obesitas harus ditangani. Sebab menjadi faktor pemicu munculnya penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes. Dia menuturkan penyebab obesitas adalah pola makan. Makanan dan minuman olahan siap saji saat ini menjadi jenis konsumsi terbesar mencapai 32,7 persen. Obesitas juga dipicu konsumsi gula, garam, serta minyak atau lemak yang berlebihan.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) โ€“ Angka obesitas atau kelebihan berat badan di Indonesia masih tinggi. Untuk kelompok dewasa saja, sekitar 68 juta jiwa alami obesitas. Pemerintah memasukkan penanganan obesitas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Program penanganan obesitas tersebut disampaikan Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Pungkas Bahjuri Ali. โ€œObesitas adalah isu krusial,โ€ katanya Sabtu (13/11). Untuk itu perlu penanganan serius dan melibatkan banyak pihak. Apalagi penanganan obesitas terkait dengan perilaku dan kebiasaan masyarakat.

Dia menegaskan obesitas harus ditangani. Sebab data dari pemerintah, 70 persen kasus penyakit tidak menular (PTM) dipicu obesitas. Obesitas kebanyakan karena masalah nutrisi. Diantaranya kebanyakan konsumsi gula, garam, serta minyak atau lemak.

Untuk itu Pungkas mengatakan pemerintah memasukkan program penanganan obesitas dalam RPJMN 2020-2024. โ€œTargetnya tidak muluk-muluk,โ€ tegasnya. Targetnya adalah yang penting angka obesitas di Indonesia tidak mengalami kenaikan pada 2024 nanti.

Baca Juga:  Anti Aging yang Disarankan untuk Pria, Ini 5 Perawatan

Dia mengungkapkan target yang dipatok Indonesia tersebut sama dengan target global. Menurutnya dunia juga tidak muluk-muluk, yaitu menargetkan tidak adanya penambahan obesitas. โ€œDari seluruh masalah gizi, obesitas menjadi tantangan paling sulit. Tapi tetap harus ditangani,โ€ paparnya.

Sebelumnya persoalan obesitas dikupas dalam Scaling Up Nutrition (SUN) Annual Meeting pada Jumat (12/11) kemarin. Dalam forum ini, Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Elvieda Sariwati menyampaikan data soal obesitas di Indonesia. โ€™โ€™Sekitar satu dari tiga orang dewasa mempunya obesitas,โ€™โ€™ katanya. Angka tersebut sebanding dengan 35,4 persen populasi orang dewasa atau setara dengan 68 juta jiwa.

Selain itu angka obesitas di kategori anak-anak (usia 5-12 tahun) juga tidak kalah tinggi. Elvieda mengatakan sekitar satu dari lima anak-anak mempunyai kelebihan berat badan atau obesitas. Angka tersebut setara dengan 20 persen populasi anak-anak di Indonesia.

Baca Juga:  Ini Ketentuan Kepala BKN untuk Peserta yang Positif Covid-19

Menurut dia obesitas harus ditangani. Sebab menjadi faktor pemicu munculnya penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes. Dia menuturkan penyebab obesitas adalah pola makan. Makanan dan minuman olahan siap saji saat ini menjadi jenis konsumsi terbesar mencapai 32,7 persen. Obesitas juga dipicu konsumsi gula, garam, serta minyak atau lemak yang berlebihan.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari