Selasa, 8 April 2025
spot_img

Paguyuban Mantan Pemimpin Dunia Anggap Trump Bahayakan Demokrasi

JENEWA (RIAUPOS.CO) – The Elders, paguyuban para mantan pemimpin dunia, prihatin atas penolakan Presiden Donald Trump terhadap hasil pilpres Amerika Serikat (AS) yang memenangkan Joe Biden. Paguyuban menilai sikap Trump itu menunjukkan tidak menghormati integritas demokrasi AS.

The Elders didirikan oleh mendiang mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela dan kini diketuai mantan Presiden Irlandia Mary Robinson. Masuk dalam kelompok ini adalah janda Nelson Mandela Graca Machel, mantan Sekjen PBB Ban Ki Moon, mantan presiden Kolombia dan Liberia pemenang Hadiah Nobel, serta sederet mantan pemimpin dunia lainnya. Mantan Presiden AS Jimmy Carter merupakan anggota kehormatan.

"(Sikap Trump, red) Membahayakan berfungsinya demokrasi Amerika," bunyi pernyataan The Elders, seraya menyerukan agar dia menerima hasil penghitungan suara.

Baca Juga:  Masyarakat Diajak Disiplin Terapkan Prokes

Trump sedang mengupayakan jalur hukum untuk membatalkan pilpres AS 3 November, terutama di beberapa negara bagian yang hasil penghitungan suaranya ketat. Langkah itu diambil meskipun tidak ada bukti penyimpangan yang dapat memengaruhi hasil pilpres.

"Penegasan tentang kecurangan pemilu oleh presiden serta beberapa pejabat senior pemerintahan dan Partai Republik yang diberikan tanpa bukti kuat, menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap integritas dan kemandirian lembaga demokrasi dan hukum AS," kata The Elders.

Dilanjutkan, situasi ini bisa dimanfaatkan para penguasa otokratis dan aktor jahat yang ingin merusak demokrasi dan supremasi hukum di seluruh dunia.

Sumber: Daily Mail/AFP/News/CNN
Editor: Hary B Koriun

JENEWA (RIAUPOS.CO) – The Elders, paguyuban para mantan pemimpin dunia, prihatin atas penolakan Presiden Donald Trump terhadap hasil pilpres Amerika Serikat (AS) yang memenangkan Joe Biden. Paguyuban menilai sikap Trump itu menunjukkan tidak menghormati integritas demokrasi AS.

The Elders didirikan oleh mendiang mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela dan kini diketuai mantan Presiden Irlandia Mary Robinson. Masuk dalam kelompok ini adalah janda Nelson Mandela Graca Machel, mantan Sekjen PBB Ban Ki Moon, mantan presiden Kolombia dan Liberia pemenang Hadiah Nobel, serta sederet mantan pemimpin dunia lainnya. Mantan Presiden AS Jimmy Carter merupakan anggota kehormatan.

"(Sikap Trump, red) Membahayakan berfungsinya demokrasi Amerika," bunyi pernyataan The Elders, seraya menyerukan agar dia menerima hasil penghitungan suara.

Baca Juga:  Syarudin Husin Belum Terkalahkan

Trump sedang mengupayakan jalur hukum untuk membatalkan pilpres AS 3 November, terutama di beberapa negara bagian yang hasil penghitungan suaranya ketat. Langkah itu diambil meskipun tidak ada bukti penyimpangan yang dapat memengaruhi hasil pilpres.

"Penegasan tentang kecurangan pemilu oleh presiden serta beberapa pejabat senior pemerintahan dan Partai Republik yang diberikan tanpa bukti kuat, menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap integritas dan kemandirian lembaga demokrasi dan hukum AS," kata The Elders.

Dilanjutkan, situasi ini bisa dimanfaatkan para penguasa otokratis dan aktor jahat yang ingin merusak demokrasi dan supremasi hukum di seluruh dunia.

Sumber: Daily Mail/AFP/News/CNN
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Paguyuban Mantan Pemimpin Dunia Anggap Trump Bahayakan Demokrasi

JENEWA (RIAUPOS.CO) – The Elders, paguyuban para mantan pemimpin dunia, prihatin atas penolakan Presiden Donald Trump terhadap hasil pilpres Amerika Serikat (AS) yang memenangkan Joe Biden. Paguyuban menilai sikap Trump itu menunjukkan tidak menghormati integritas demokrasi AS.

The Elders didirikan oleh mendiang mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela dan kini diketuai mantan Presiden Irlandia Mary Robinson. Masuk dalam kelompok ini adalah janda Nelson Mandela Graca Machel, mantan Sekjen PBB Ban Ki Moon, mantan presiden Kolombia dan Liberia pemenang Hadiah Nobel, serta sederet mantan pemimpin dunia lainnya. Mantan Presiden AS Jimmy Carter merupakan anggota kehormatan.

"(Sikap Trump, red) Membahayakan berfungsinya demokrasi Amerika," bunyi pernyataan The Elders, seraya menyerukan agar dia menerima hasil penghitungan suara.

Baca Juga:  Satgas: Jemaah Haji Sehat Tak Perlu Karantina saat Tiba di Indonesia

Trump sedang mengupayakan jalur hukum untuk membatalkan pilpres AS 3 November, terutama di beberapa negara bagian yang hasil penghitungan suaranya ketat. Langkah itu diambil meskipun tidak ada bukti penyimpangan yang dapat memengaruhi hasil pilpres.

"Penegasan tentang kecurangan pemilu oleh presiden serta beberapa pejabat senior pemerintahan dan Partai Republik yang diberikan tanpa bukti kuat, menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap integritas dan kemandirian lembaga demokrasi dan hukum AS," kata The Elders.

Dilanjutkan, situasi ini bisa dimanfaatkan para penguasa otokratis dan aktor jahat yang ingin merusak demokrasi dan supremasi hukum di seluruh dunia.

Sumber: Daily Mail/AFP/News/CNN
Editor: Hary B Koriun

JENEWA (RIAUPOS.CO) – The Elders, paguyuban para mantan pemimpin dunia, prihatin atas penolakan Presiden Donald Trump terhadap hasil pilpres Amerika Serikat (AS) yang memenangkan Joe Biden. Paguyuban menilai sikap Trump itu menunjukkan tidak menghormati integritas demokrasi AS.

The Elders didirikan oleh mendiang mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela dan kini diketuai mantan Presiden Irlandia Mary Robinson. Masuk dalam kelompok ini adalah janda Nelson Mandela Graca Machel, mantan Sekjen PBB Ban Ki Moon, mantan presiden Kolombia dan Liberia pemenang Hadiah Nobel, serta sederet mantan pemimpin dunia lainnya. Mantan Presiden AS Jimmy Carter merupakan anggota kehormatan.

"(Sikap Trump, red) Membahayakan berfungsinya demokrasi Amerika," bunyi pernyataan The Elders, seraya menyerukan agar dia menerima hasil penghitungan suara.

Baca Juga:  JPU Tuntut Irjen Napoleon Bonaparte 3 Tahun Penjara

Trump sedang mengupayakan jalur hukum untuk membatalkan pilpres AS 3 November, terutama di beberapa negara bagian yang hasil penghitungan suaranya ketat. Langkah itu diambil meskipun tidak ada bukti penyimpangan yang dapat memengaruhi hasil pilpres.

"Penegasan tentang kecurangan pemilu oleh presiden serta beberapa pejabat senior pemerintahan dan Partai Republik yang diberikan tanpa bukti kuat, menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap integritas dan kemandirian lembaga demokrasi dan hukum AS," kata The Elders.

Dilanjutkan, situasi ini bisa dimanfaatkan para penguasa otokratis dan aktor jahat yang ingin merusak demokrasi dan supremasi hukum di seluruh dunia.

Sumber: Daily Mail/AFP/News/CNN
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari