(RIAUPOS.CO) – HARI pertama sekolah tahun ajaran baru 2020-2021, Senin (13/7/2020) di Kabupaten Indragiri Hulu dimulai dari tahapan tingkat SLTP. Bagaimana pelaksanaannya langsung ditinjau Bupati Yopi Arianto.
Yopi melakukan kunjungan ke SMPN 4 Rengat. Di sekolah ini Yopi melihat pelaksanaan protokol kesehatan sebagaimana disyaratkan pada sekolah yang daerahnya masuk zona hijau. Ada hal menarik yang berlangsung saat peninjauan. Kelas yang dimasuki adalah kelas pelajar kelas 1, atau yang baru masuk setelah tamat dari sekolah dasar (SD). Yopi didampingi Plt Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Inhu, Ibrahim Alimin, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kamaruzaman, Camat Rengat Sustiono, para kepala bidang di Dinas Pendidikan hingga beberapa kepala sekolah yang ada di kecamatan Rengat.
Bupati Yopi Arianto berdialog dengan pelajar baru SMPN 4 Rengat yang masih belum punya seragam SMP.
Melihat ada pelajar yang masih menggunakan seragam SD (putih dan merah), ekspresi wajah Yopi berubah terenyuh. Dia pun bertanya mengapa ada yang tidak memakai seragam (putih dan dongker), Kepala SMPN 4 Rengat Tiwi Royani menjawab pihaknya masih membolehkan pelajar menggunakan seragam itu menunggu orangtuanya bisa membelikan baju.
Lalu Yopi bertanya kepada dua orang dari beberapa pelajar tersebut mengapa belum menggunakan baju seragam SMP. Pelajar yang ditanya menjawab bahwa orangtua mereka belum mampu membelikan baju seragam karena kondisi ekonomi keluarga yang kekurangan.
‘’Ada berapa orang bu, siswa yang seperti ini? Coba nanti didata dan sampaikan kepada saya. Nanti saya bantu secara pribadi,’’ katanya.
Namun, sesaat hendak meninggalkan sekolah, Yopi bertemu dengan seluruh pelajar yang menggunakan seragam putih merah. Sebelum naik ke kendaraan Yopi sejenak menyapa mereka dan bertanya berapa orang yang tidak menggunakan seragam SMP. Pertanyaan itu dijawab guru ada sebanyak 23 orang. Yopi kemudian menanyakan berapa biaya untuk membeli baju.
‘’Rp200 ribu pak, tapi itu masih putih biru. Belum baju pramuka, ya sama, Rp200 ribu juga pak,’’ kata Yopi.
‘’Kalau per orang Rp500 ribu, jadi berapa totalnya itu? Biar saya bantu, ke nomor rekening siapa saya kirimkan?’’ tanyanya.
Guru kemudian menyerahkan satu buku tabungan Bank Riau Kepri ke Bupati Yopi untuk melihat nomor rekening. Setelah itu Yopi menghubungi seseorang untuk mengirimkan dana ke nomor rekening tersebut. ‘’Kira-kira sejam lagi dananya sudah masuk itu. Tolong dibelikan ya, ini dana CSR (community social responsibility, red) dari saya pribadi,’’ kata Yopi.
Sistem Bergilir
Setelah melakukan peninjauan ke kelas, Bupati Yopi Arianto menyempatkan diri melakukan dialog dan diskusi dengan Dinas Pendidikan dan para guru yang hadir. Dalam laporannya, Sekretaris Kamaruzaman menyebutkan bahwa sesuai aturan dari Kemendikbud baru tingkat SLTP yang boleh melakukan proses belajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyakit covid-19.