PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tahun pendidikan ajaran baru 2020 ini menyisakan pilu yang mendalam bagi Riska Effendi. Siswi jalur afirmasi yang disediakan pemerintah untuk para siswa kurang mampu ini terancam putus sekolah.
Dia tidak diterima di sekolah tempatnya mendaftar, yaitu di SMK Negeri 3 Pekanbaru. Warga Jalan Melur Gg Damai, Kelurahan Harjosari, Kecamatan Sukajadi Pekanbaru Riau ini seakan pupus harapan. Sebab hingga hari pertama dimulainya ajaran baru ini, dia belum juga dapat kejelasan soal nasib yang dialaminya.
Orang tua Riska, Eva Yuliana (49) mengaku sedih melihat hal tersebut. Dia seakan putus asa akibat belum ada solusi terkait anaknya yang belum juga mendapatkan sekolah lanjutan itu.
"Kondisi kami serba bingung, kami sudah mendaftar. Rupanya gak lulus jalur afirmasi, sekarang anak kami Riska belum juga bersekolah," kata Eva, kepada RiauPos.co, Senin (14/7/2020).
Sambil tersedu-sedu, Eva Yuliana berharap agar pemerintah dapat memperhatikan nasib anaknya. Riska merupakan lulusan SMP Negeri 18 Pekanbaru. Selama mengenyam pendidikan sekolah menengah, dia termasuk siswa prestasi yang bertahan di ranking sepuluh besar.
Derita yang dialami oleh keluarga Eva ini rupanya bukan itu saja. Di sisi anaknya yang belum juga bersekolah, sang suami juga kini masih terbaring pascaoperasi bedah jantung belum lama ini.
"Kalau kondisi keluarga kami sederhana, bapaknya baru selesai operasi bedah jantung. Riska ini anak ke empat, kami berharap Pak Gubernur perhatikan nasib anak kami yang belum dapat sekolah ini," tuturnya.
Padahal, menurut Eva, untuk segala persyaratan selama mendaftar sekolah telah dipenuhi. Termasuk surat keterangan tidak mampu dan juga Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Pada saat hari terakhir pengumuman di sekolah, Eva menjelaskan bahwa nama anaknya tidak ada, hal itu memantik kekecewaan dan kesedihan yang mendalam bagi keluarga.
"Dipengumuman (online) nama anak kami tak ada. Persyaratan surat tak mampu, KIS dan semuanya sudah dilampiri. Kami bingung, mohon pemerintah perhatikan anak kami yang belum dapat sekolah ini. Kami mohon sekali," ujarnya lirih.
Laporan: Panji (Pekanbaru)
Editor: E Sulaiman