TAIPE (RIAUPOS.CO) – Sejak menginvasi Ukraina akhir Februari lalu, Rusia terus menjadi sorotan, terutama bagi negara-negara Barat. Banyak sanksi khususnya ekonomi akhirnya dijatuhkan. Tak terkcuali soal larangan ekspor oleh perusahaan barat ke negara berjuluk beruang merah itu.
Penangguhan ekspor itu cukup mengganggu stabilitas Rusia misalnya beberapa produk ekspor penting seperti perangkat teknologi dan bahan bakunya. Salah satunya, Taiwan yang baru saja memberlakukan larangan semua ekspor chip modern ke seluruh penjuru Rusia dan Belarusia.
Kementerian Urusan Ekonomi Taiwan (MOEA) telah membagikan daftar semua barang berteknologi tinggi yang akan dilarang diekspor ke Rusia dan Belarusia awal pekan ini. Demikian dikutip via DigiTimes.
Kementerian tersebut juga mengumumkan bahwa produk teknologi tinggi baru ini juga akan dilarang dari Belarusia karena dapat membantu Rusia melewati sanksi ini. Jadi sekarang, perusahaan dari dua wilayah ini tidak lagi dapat membeli produk semikonduktor tertentu seperti mikroprosesor atau bahkan sirkuit mikro lainnya.
Ini termasuk jenis yang menampilkan kecepatan kinerja 5 gigaflops atau lebih tinggi, memiliki laju frekuensi lebih tinggi dari 25 MHz, interkoneksi eksternal dengan kecepatan transfer data 2,5 MB per second atau lebih besar, lebih dari 144 pin, atau propagasi dasar waktu tunda lebih rendah dari 0,4 nanodetik.
Dalam istilah yang lebih sederhana, Rusia dan Belarusia pada dasarnya tidak lagi dapat menggunakan teknologi modern yang diproduksi di Taiwan sepenuhnya, tanpa kecuali.
Selain chipset modern, Taiwan juga tidak akan menjual peralatan terkait produksi chip ke negara-negara tersebut. Dengan kata lain, mereka juga tidak dapat mencari peralatan untuk memproduksi chip mereka sendiri.
Ini termasuk peralatan pelurusan dan pemaparan untuk produksi wafer (semacam adonan untuk memproduksi chip) pemindai, dan bahkan pemindaian mikroskop elektron.
Sebagai informasi, chip sendiri perannya sangat penting. Di era serba digital dan canggih seperti saat ini, bahkan peralatan tempur militer pun membutuhkan chip selain pada komponen komputer biasa, kendaraan atau bahkan roket.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman